Home Berita Bung Karno, Mr Soekarno dan Ir Soekarno

Bung Karno, Mr Soekarno dan Ir Soekarno

Setyo Hajar Dewantoro

Ketua Umum Pusaka Indonesia

Walau sudah banyak yang menulisnya, bagi kita tokoh ini “memang tetaplah sebuah enigma. Banyak misteri tentangnya yang belum terjawab, banyak info sejarah yang belum sinkron.” Inilah salah satu simpulan dan rekomendasi sederhana dari kelas perdana “kursus online, pikiran jenius para pendiri bangsa.”

Sekolah dan kelas ini didesain untuk kita membaca kembali, menangkap api dan cita-cita mereka, mereplikasi pemikirannya dan mengaktualisasikannya di masa modern dengan melengkapi yang kurang. Ini tentu agar Indonesia kembali menemukan track yang benar dan pener.

Dengan narasi pikiran pendiri republik ini kita kembali fokus bertuju pada mercusuar dunia. Tentu ini konsen dua lembaga yang sudah lama kami kerjakan dengan sungguh-sungguh.

Bung Karno, jelas salah satu pendiri Republik Indonesia. Ia tokoh sentral lahirnya Indonesia yang merdeka. Ia kukuh dengan kesadaran anti nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme). Ia punya visi besar tentang tatanan dunia baru. Ia menginisiasi Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Ganefo. Tentu saja, ia menjadi legenda dengan Pancasila dan Trisaktinya.

Tapi mengapa ia mati dalam keadaan merana? Itu tak masuk akal untuk seseorang yang dikenal sebagai manusia tercerahkan, yang beberapa saksi mata menceritakan hingga menjelang tahun 1970, ia selalu tampil ceria dan segar. Satu saksi sejarah bercerita, dia pernah tinggal di Wisma Yaso saat kecil, dalam kenangannya Bung Karno itu selalu gagah, harum, dan gak bisa dibohongi.

Lepas dari misteri yang belum terpecahkan, Indonesia butuh Soekarnois sejati yang bisa menjadi pemimpin negara yang berani berkata tegas:

“Kami bayarin hutang-hutang negara miskin; kami nasionalisasi semua aset sektor strategis; kami tak butuh import vaksin karena kami punya ramuan herbal terbaik di dunia.”

Dengan berbagai mimpi-mimpi besar itu, kami buat kelasnya, kurikulumnya, video-videonya, filmnya dan buku-bukunya. Dengan ikhtiar ini, semoga tercetak kembali, terproduksi barisan Soekarnis yang bermutu. Merekalah pewaris mentalitas nusantara dan karakter pancasila yang memimpin kita semua menjadi manusia utama untuk Indonesia raya yang jaya.

Kepada kalian, ayok bersama. Ayok bekerja dan berdoa agar agar kita jadi patriot, bukan pengkhianat. Ayok berbaris jadi pasukan, mulai kini.(*)

Previous articleLestarikan Budaya, Ada “Tepi Loto” di Karantina Pertanian Sumbawa
Next articleCatatan buat, Prof Jimly Asshidiqqie: Usulan DPD di bubarkan. Kenapa Parpol dan DPR tidak?
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.