Jakarta, Sumbawanews.com. – Muncul wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md jika PDIP ingin menang pada Pemilu 2024. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah PDIP tertarik lalu menduetkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md pada Pemilu 2024 nanti?
Munculnya wacana duet Ganjar dan Mahfud berasal dari budayawan sekaligus pengamat politik Eros Djarot. Eros mengatakan jika PDIP mengusung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, maka punya potensi besar untuk mengalahkan koalisi kebangsaan.
Baca juga: Kompak! Lembaga Survei Sebut Elektabilitas Ganjar Anjlok Usai Tolak Timnas Israel
Apalagi jika menggandengkan Ganjar dengan sosok yang merepresentasikan sebagai pemberantas korupsi, Mahfud MD. Menurut Eros, duet Ganjar-Mahfud akan menjadi pasangan yang sulit dikalahkan.
Ganjar menjadi sosok pemimpin yang diidamkan masyarakat lewat terobosan dan sifat merakyatnya. Sementara Mahfud bisa menjadi pelengkap untuk mewujudkan pemerintahan yang tegas dan bersih.
Baca juga: Dua Penyelenggara Pemilu Bermasalah: KPU Disorot Ulah Ketua, Bawaslu Dikritik Soal Amplop PDIP di Masjid
“Saat ini Indonesia memerlukan sosok pemimpin seperti itu. Mau berhadapan dengan koalisi kebangsaan maupun koalisi sebesar apapun, pasangan ini saya yakin akan jadi pemenang. Track record keduanya jelas kok. Clear,” kata Eros dalam keterangan tertulis, Minggu (9/4).
Jika track record Ganjar bisa dilihat dari kepuasan masyarakat lewat lembaga-lembaga survei, maka Mahfud kata Eros memiliki riwayat sangat tegas dalam pemberantasan korupsi.
baca juga: Galang Koalisi Besar, Pengamat: Prabowo Lebih Baik Bangun Koalisi Tanpa PDIP
Eros kemudian mengisahkan keberanian Mahfud Md membuka skandal di Kementerian Keuangan. Bahkan dia juga menyebut ketegasan Mahfud Md saat berhadapan dengan anggota legislatif.
“Karakter seperti itulah yang cocok mendampingi Ganjar. Jika Ganjar mampu mewujudkan clean government maka kekuatan itu perlu ditambah dengan keberanian pemberantasan korupsi,” tuturnya.
baca juga: Ganjar Tolak Timnas Israel, Survei Capres MIPOS: Posisi Ganjar Merosot
Meski selama ini elektabilitas Mahfud Md masih rendah, Eros tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya, konsistensi yang ditunjukkan Mahfud itu akan dengan sendirinya mendongkrak elektabilitasnya, apalagi setelah dideklarasikan.
“Ditambah keduanya tidak memiliki beban sejarah apapun. Sosok seperti itulah yang tepat untuk menata Indonesia ke depan,” ujarnya.
Sementara jika melihat koalisi kebangsaan, kata Eros, sebagian besar diisi oleh orang-orang yang punya beban sejarah karena punya singgungan dengan Orde Baru. Menurutnya, spirit reformasi mesti tetap dipegang agar Indonesia tidak berjalan mundur.
“Kita semua tahu bagaimana monopoli yang dilakukan Orde Baru. Itu sangat merugikan Indonesia. Sangat merugikan. Maka jangan sampai Indonesia dikembalikan ke tangan mereka,” imbuh Eros.
Selain terbebas dari dosa politik masa lalu, Eros mengatakan Ganjar dan Mahfud Md membawa optimisme di masa mendatang. Ada dua alasan, pertama lewat clean government, dan yang kedua pemberantasan korupsi.
“Jika PDI Perjuangan mau kembali tampil sebagai pemenang Pilpres, maka pasangan Ganjar-Mahfud yang harus diusung,” ungkapnya.
Menurut Eros, koalisi kebangsaan berpeluang besar akan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Sementara untuk posisi cawapres, akan jadi tarik ulur antara anggota koalisi. Seperti yang terjadi pada Anies Baswedan lewat Koalisi Perubahan.
Duet Ganjar-Mahfud Dinilai Rumit
Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Politik Didik J Rachbini merespons pandangan Eros Djarot yang bicara potensi Mahfud Md jadi cawapres di 2024. Didik sepakat soal Mahfud bisa menjadi kuda hitam cawapres 2024.
“Mahfud Md adalah tokoh yang sudah makan asam garam di dunia politik sejak awal reformasi bersama Gus Dur.Pengalaman di dalam pemerintahan adalah modal sangat penting untuk mengerjakan pekerjaan untuk rakyat secara efektif. Mahfud Md memiliki pengalaman tersebut,” kata Didik dalam keterangannya, Senin (10/3).
Apalagi, menurut Didik, kesempatan pernah hampir datang ke Mahfud di Pilpres 2019. Mahfud disebut mendapat restu dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun sayangnya berubah di menit-menit terakhir karena lobi-lobi politik.
“Terakhir Mahfud Md adalah bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019, yang didukung Ketua Umum PDIP. Sudah siap dengan seragam putih, tetapi takdir masih belum berpihak kepadanya. Hanya dalam beberapa menit terakhir Mahfud Md digantikan oleh Ma’ruf Amin karena lobi-lobi partai yang alot dan tepedo dari partainya sendiri,” ujar Rektor Universitas Paramadina ini. (sn03)