Home Berita Mengapa Pemerintahan Jokowi Sangat Jago Cari Uang Utangan dibandingkan Soekarno, Soeharto, Habibie,...

Mengapa Pemerintahan Jokowi Sangat Jago Cari Uang Utangan dibandingkan Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY ?

Keampuan Gabungan Semua Presiden Tersebut Tidak Bisa Menandingi Pemerintahan Jokowi

Oleh : Salamuddin Daeng

Sampai dengan Bulan Desember tahun 2022 Surat Utang Negara (SUN) Indonesia mencapai Rp. 4.368,8 triliun, naik dari Rp. 1.101,6 triliun dibandingkan desember tahun 2014 pada saat tahun pertama Jokowi diangkat menjadi presiden. Surat Utang negara bertambah sebesar Rp. 3.267,2 triliun atau bertambah sebesar 297% selama 8 (delapan) tahun Jokowi memimpin administrasi negara.

Dengan demikian Jokowi menambah Surat Utang Negara 3 (tiga) kali lebih besar dibandingkan semua atau seluruh utang yang pernah dibuat seluruh pemerintahan di Indoensia sejak Republic Indonesia ini berdiri.

Utang luar negeri pemerintah bagaimana ? utang luar negeri pemerintah juga bertambah cukup besar. Meskipun tidak sebesar tambahan utang dalam bentuk Surat Utang Negara. Utang luar negeri pemerintah bertambah dari USD 129.74 miliar pada tahun 2014 menjadi USD 190,51 miliar pada tahun 2022 (kwartal 3 tahun 2022).

Dengan demikian Pemerintahan Jokowi menambah utang luar negeri sebesar USD 60,78 miliar atau meningkat 47 % sejak pemerintahan ini dilatik tahun 2014 lalu. Dengan demikian Jokowi menambah hampir separuh dari seluruh utang luar negeri yang dibuat Indonesia sejak jaman Sukarno, Suharto, Habibie, Gusdur dan Megawati dan juga SBY.

*Tampaknya pemerintahan Jokowi kemarin kemarin ini disenangi oleh para pemberi utang. tidak tahu besok atau lusa apakah masih disenangi para pemberi utang atau tidak mengingat utangnya sudah terlalu banyak. Usaha pemerintah untuk dapat utang dengan meminta BI lagi membeli obligasi pemerintah di pasar perdana dengan dasar UU PPSK yang disyahkan secepat kilat oleh DPR melanjutkan UU no 2 tahun 2020. Ada kemungkinan sedang mempersiapkan mekanisme pembiayaan oleh BI menyongsong turbulensi keuangan 2023 ini. Uang siapa lagi mau dipake BI?*

Secara keseluruhan utang yang dibuat oleh pemerintah Jokowi yang mengalami kenaikan dari SUN sebesar Rp. 3267,2 trilun dan dari utang luar negeri sebesar Rp. 844 triliun, sehingga secara keseluruhan bertambah sebesar Rp. 4111 triliun dalam delapan tahun tersebut. Jadi setiap tahun utang pemerintah bertambah sebesar Rp. 514 triliun.

Dengan demikian maka tambahan utang Jokowi hampir setara dengan tambahan Groos Domestic Product (GDP) Indonesia tiap tahun. Jadi selama ini pertumbuhan ekonomi Indoensia 70 % sampai dengan 75 % dikontribusikan oleh tambahan utang. jadi pemerintahan tidak usah ngapa-ngapain asal banyak nambah utang maka besarlah GDP Indonesia. Tahun 2014 GDP Indonesia atas dasar harga berlaku senilai Rp. 10.569 triliun naik menjadi Rp, 16.970 triliun pada tahun 2021.

Previous articleAbdul Rafiq : UMKM Bisa Topang Stabilitas Keuangan dan Ekonomi
Next articleHendak Buat Onar, Sejumlah Remaja ‘Bulan Sabit’ Diamankan Polres Sumbawa
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.