Home Serba Serbi Literasi Resensi Buku: MENJEMPUT PERBAIKAN DENGAN PANCASILA

Resensi Buku: MENJEMPUT PERBAIKAN DENGAN PANCASILA

Buku ini didesain sebagai upaya menghadirkan perbaikan republik dengan metoda pancasila. Penulis mencoba melacak akar-akar pancasilaisme dan usaha

Judul Buku: “Logika Berpancasila”
Penulis: M. Yudhie Haryono
Penerbit: Kalam Nusantara, Mei 2023
Ketebalan: 335+iv
Ukuran: 17cm X 25cm
Editor: Irawan Djoko Nugroho
ISBN: 978.623.241.985.9

Buku ini didesain sebagai upaya menghadirkan perbaikan republik dengan metoda pancasila. Penulis mencoba melacak akar-akar pancasilaisme dan usaha mematrialisasikan di lini dan horison berkebangsaan bin berkenegaraan agar menghasilkan buah “keadilan sosial bagi seluruh” serta menjadi teladan semesta.

Buku ini tentu saja dibuat dan dihadirkan ke pembaca dengan tujuan save the nation: save the constitution. Visinya melaksanakan Pancasila; meraih kemerdekaan keenam. Misinya menerjemahkan karakter konstitusional untuk melawan karakter kolonial. Tugas pokoknya merealisasikan trias revolusi: revolusi mental; revolusi nalar; revolusi konstitusional.

baca juga: Penghargaan Semu?

Tesisnya: semua bayi di republik ini lahir dahsyat dan cerdas. Warisan kolonialah yang menyebabkan mereka jadi pengkhianat konstitusi. Mengkhianati konstitusi akhirnya melupakan janji kemerdekaan, lupa kemanusiaan.

Dari penghkianatan konstitusi, lahirlah masyarakat miskin, bodoh dan konflik serta kesenjangan yang luar biasa dahsyatnya. Dalam riset kami di Nusantara Centre, sampai hari ini ditemukan ada 5 karakter konstitusional sebagai modal kemajuan Indonesia. Lima karakter yang hibridasi dan terhubung dengan situasi. Inilah karakter dan mental pancasila, jiwa dan api Indonesia.

baca juga: Jokowi Tidak Akan Dukung Prabowo

Dari tesis itu kita jadi tahu bahwa untuk menikam mati karakter kolonial (melupa, miopik, mendendam, inlander, multifokus) harus dihadapi dengan karakter konstitusional (berketuhanan, berkemanusiaan, bergotong-royong, bermusyawarah atau berdemokrasi dan berkeadilan). 5 Karakter dan 5 Mental dari Pancasila.

Bagaimana penjelasan pendeknya? Pertama, berketuhanan. Karakter ini bermakna “hanya iman, takut dan cinta kepada Tuhan.” Sebab semua punah kecuali Dia. Maka, semua manusia sama dan sederajat: apapun warna kulit, kelamin, agama, suku, bahkan harta dan kecerdasannya. Yang membedakan hanya prestasi dan rekam jejaknya. Sepanjang ia bisa berprestasi dan tak bersalah maka ia bisa memimpin dan memajukan negara. Ia tak takut pada sesama karena sesama bertugas membuat prestasi kebaikan.

baca juga: Ucapkan Selamat Hari Buruh, Ganjar Malah di Rujak Warganet

Kedua, berkemanusiaan. Karakter ini dirumuskan dengan kalimat “tugas manusia adalah menjadi manusia maka lihatlah sesama manusia.” Ia berindak tak bahagia di atas derita sesama dan tak sedih di atas bahagia sesama. Makin tinggi laku, kuasa, kapital serta spiritualnya dicirikan dengan praktik memanusiakan manusia karena kemampuannya menundukkan nafsu barbariknya.

Ketiga, bergotong-royong. Karakter ini dijiwai dengan semangat anti gotong-nyolong. Dus, sikapnya adalah “satu untuk semua dan semua untuk satu; holupis kuntul baris.” Modelnya pemerataan dan kebersamaan. Rezimnya bersifat semesta dan holistik; bukan parsial dan sekadarnya.

Baca juga: Terbongkar Settingan, Ganjar Lari Pagi di GBK Disambut Gegap Gempita via Lensa Kamera

Keempat, berdemokrasi. Karakter ini berdimensi terpimpin. Berlaku dalam barisan dan pasukan; bukan kerumunan dan kesaling-pengkhianatan. Menjadi panitia kesejahteraan dan keadilan dlm semua dimensi kenegaraan dan kewargaan. Dalam demokrasi ini, ekopolnya bersama dalam nurani keindonesiaan dan kenusantaraan.

Kelima, berkeadilan. Karakter ini menjadi inti dari semua cita-cita; alat sekaligus tujuan dalam kehidupan warga dan negara. Keadilan berdimensi kemakmuran, kenalaran, kemodernan, kedaulatan, kemandirian dan kemerdekaan abadi. Adil adalah jalan bahagia. Dan, bahagia karena berlaku adil.

Inilah lima karakter yang berdimensi spiritualis, intelektualis, sosio-kapitalis dan menzaman. Karakter yang menjaga Indonesia menuju mercusuar dunia.(*)

Previous articleUcapkan Selamat Hari Buruh, Ganjar Malah di Rujak Warganet
Next articleKodim 1710/Mimika Bersama Polres Mimika Laksanakan Apel Pengamanan Mayday
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.