Moskow, sumbawanews.com – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Sabtu (03/01) mengatakan, Serangan pembom strategis AS di Irak dan Suriah, yang menghancurkan dan merusak puluhan fasilitas serta menewaskan banyak warga sipil, menunjukkan kepada dunia sifat agresif kebijakan AS di Timur Tengah. Dan ketidakpedulian Washington terhadap hukum internasional.
Diungkapkan, Partisipasi patuh Angkatan Udara Kerajaan Inggris dalam serangan AS seharusnya tidak memberikan ilusi kepada siapa pun bahwa koalisi internasional akan mengambil tindakan. “London belum menjawab dukungan mereka terhadap provokasi yang dilancarkan oleh para bosnya di Washington,” ucapnya.
Baca Juga: 3 Februari 2024, 74 Tahun Hubungan Diplomatik Rusia dan Indonesia
Menurut dia, serangan udara tersebut secara khusus dimaksudkan untuk semakin meningkatkan konflik. Dengan terus-menerus menyerang fasilitas yang diduga milik kelompok pro-Iran di Irak dan Suriah, Amerika Serikat sengaja berupaya menarik negara-negara terbesar di kawasan ini ke dalam konflik.
“Yakin akan impunitasnya, Washington terus menabur kekacauan dan kehancuran di Timur Tengah. Operasi udara AS terbesar di wilayah tersebut sejak tahun 2003, yang digambarkan oleh Joe Biden sebagai tindakan pembalasan atas serangan UAV yang tidak diketahui terhadap pangkalan AS di Yordania, tidak memiliki pembenaran,” katanya.
Dikatakan, Upaya-upaya untuk mengerahkan kekuatan mereka untuk mempengaruhi situasi politik di Amerika Serikat, serta keputusasaan mereka untuk menyelamatkan kebijakan internasional yang gagal dari pemerintahan AS saat ini dalam konteks kampanye pemilu yang sedang berlangsung, mengarah pada peningkatan konflik internasional lebih lanjut. Serta meningkatkan ketegangan dan semakin melemahkan kredibilitas AS di dunia Arab.
Peristiwa baru-baru ini telah menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak mencari solusi terhadap permasalahan di kawasan ini, dan juga tidak pernah mencari solusi apa pun. Washington selalu puas dengan situasi di mana perselisihan kronis di Timur Tengah semakin memburuk. Ini bahkan bukan tentang ketidakpedulian para ahli strategi Amerika terhadap aspirasi atau kepentingan negara-negara di kawasan, melainkan obsesi untuk menciptakan pusat ketegangan mulai dari Finlandia hingga Terusan Suez, dari Libya hingga Afghanistan, yang jauh dari perbatasan mereka.
“Kami mengutuk keras tindakan agresi AS-Inggris yang keterlaluan terhadap negara-negara berdaulat. Kami mendesak agar situasi ini segera dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan PBB,” ucapnya. (Using)