Home Berita Resensi Buku~( DIS)PROFIT OVER PEOPLE

Resensi Buku~( DIS)PROFIT OVER PEOPLE

Yudhie Haryono

CEO PT NBY

 

Buku keren ini ditulis oleh salah satu kritikus dunia yang super dahsyat, Noam Chomsky. Di kita, diterjemah dan diterbitkan oleh penerbit Semut Api, tahun 2022. Masih cukup baru. Tak rugi anda semua membeli dan membacanya.

 

Buku ini berISBN: 978-623-99993-3-9, dengan ketebalan 188 hlm, seberat 200 gram dan dibrandol dengan harga Rp.199.000,- Tentu murah karena akan membuat sejarah: pengetahuan anda bertambah. Bukankah pengetahuan itu mahkota hidup dan berkah? So, cepat beli dan koleksilah.

 

Di buku ini kita akan diperlihatkan bagaimana neoliberalisme telah diinjeksikan ke dalam masyarakat; diperlihatkan akar sejarahnya dan dampaknya terhadap dunia global. Kita akan mempelajari tentang lapisan-lapisan doktrin ekonomi yang mendukung adanya kapitalisme pasar bebas tak terkendali, siapa yang menjadi juaranya, dan konsekuensi besar apa saja yang menjadi dampaknya.

 

Kita baca, Noam Chomsky lahir tahun 1928 di Pennsylvania, Amerika Serikat dari keluarga Yahudi radikal keturunan Rusia. Ayahnya, William Chomsky merupakan guru ahli bahasa Yahudi yang terkenal. So, menurun kecerdasan ke anaknya yang tragisnya menulus buku-buku arus anti “yahudi tengil” dengan sangat kritis melihat geo-ekopol Amerika yang terlalu neokonservatif bin globalis. Kalau di Indonesia, Chomsky itu mirip Pramoedya dan Pabottingi.

 

Mewarisi pengetahuan ayahnya, ia menjadi ahli bahasa teoretis Amerika yang karyanya dari tahun 1950-an merevolusi bidang linguistik dengan memperlakukan bahasa sebagai kapasitas kognitif berbasis biologis yang unik bagi manusia.

 

Melalui kontribusinya pada linguistik dan bidang terkait, termasuk psikologi kognitif dan filsafat pikiran dan bahasa, Chomsky membantu memulai dan mempertahankan apa yang kemudian dikenal sebagai “revolusi kognitif.” Akhirnya, ia mendapatkan murid, penggemar dan pengikut di seluruh dunia sebagai pembangkang politik atas analisisnya terhadap isu kekuasaan serakah elit Amerika dan pengaruh buruk oligarki terhadap politik dalam negeri, kebijakan luar negeri dan budaya intelektual negaranya yang amoral.

 

Dalam buku Profit Over People, Noam Chomsky mengkaji neoliberalisme; sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan politik pro-korporat yang kini mengobarkan suatu bentuk perang kelas di seluruh dunia. Chomsky mengkritik tirani minoritas yang merestriksi arena publik dan memberlakukan kebijakan-kebijakan yang menggelembungkan kesejahteraan pribadi, sering kali dengan sangat mengabaikan konsekuensi sosial dan ekologisnya.

 

Dari serangkaian hipotesanya, Chomsky berfatwa, “jika Anda berasumsi tidak ada harapan, Anda menjamin tidak akan ada harapan. Jika Anda berasumsi bahwa ada naluri kebebasan, maka ada peluang untuk mengubah keadaan. Di sini akan ada kemungkinan Anda dapat berkontribusi untuk menjadikan dunia lebih baik.” Ya, kita bisa memulai berkata tegas: harapan dan hidupkan agar ada takdir perbaikan.

 

Buku keren ini mempersembahkan pandangan-pandangan Chomsky tentang filosofi pasar bebas, kontrol korporat terhadap opini publik, dan dampak yang tak diberitakan dari kekuatan-kekuatan serta kebijakan-kebijakan non-demokratis seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF), Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), Perjanjian Multilateral di bidang Investasi (MAI)—serta gerakan perlawanan yang meluas dan sering kali muncul untuk menghentikan bahkan menghancurkannya.

 

Melanjutkan fatwa sebelumnya, ia berkata, “saya pikir masuk akal untuk mencari dan mengidentifikasi struktur otoritas, hierarki, dan dominasi dalam setiap aspek kehidupan serta menantang mereka; kecuali jika ada pembenaran terhadap hal-hal tersebut, hal-hal tersebut tidak sah, dan harus dibongkar, untuk meningkatkan cakupan kebebasan manusia.”

 

Kata kuncinya: kebebasan dan kemerdekaan manusia. Dus, tuan Chomsky menawarkan harapan mendalam bahwa aktivisme sosial bisa merebut kembali hak-hak rakyat sebagai warga negara ketimbang sebagai konsumen, mendefinisikan kembali demokrasi sebagai sebuah gerakan global, bukannya sebuah pasar global.

 

Selanjutnya, ia berpendapat bahwa doktrin dan pengembangan sistem pro-korporasi, yang terdiri dari kebijakan ekonomi dan politik yang membatasi arena publik dan mendukung kekuasaan swasta, pada dasarnya bertindak sebagai hierarki sosial yang menempatkan dorongan untuk mendapatkan keuntungan di atas kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Ini adalah kamuflase bahasa untuk menutupi “keserakahan global” yang terus mendikte negara dan manusia.(*)

Previous articleOrde Keuangan yang Maha Kuasa
Next articleBabinsa Mapurujaya Komsos Dengan Warga Di Pesisir Pantai
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.