Oleh : Badrul Munir *)
Dunia maya digegerkan dengan ucapan mantan Presiden Indonesia yakni ibu Megawati yang mengatakan “Heran dengan semakin banyaknya ibu-ibu yang senang ikut pengajian” , beliau khawatir dengan semakin sering ikut pengajian nasib anaknya tidak terurus.
Banyak yang menyayangkan ucapan beliau bahkan ada yang mengkritik keras bahkan membully. Namun alangkah baiknya bila kita tinjau dari ilmu neurodegeneratif agar kita lebih bijak merespon ucapan beliau.
Baca juga: Ini Dia Pernyataan Lengkap Megawati Yang Usik Pengajian Emak-Emak
Neurodegeneratif
Semakin bertambah tua usia kita, maka akan terjadi proses neurodegeratif, suatu proses alami dimana otak dan saraf manusia akan mengalami penurunan fungsi secara alami karena proses penuaan.
Salah satu fungsi utama otak adalah fungsi kognisi dan perilaku, fungsi ini dikendalikan oleh millaran neuron dan sel glia di lobus frontalis, parietalis, hipokampus, amidgala dan ethonoid.
Bilamana daerah ini mengalami denegeratif maka akan terjadi perubahan struktur dan komposisi neurotransmitter secara bertahap.
Akibatnya pada orang tua yang lansia akan terjadi kemunduran kognisi/kecerdasan diawali dengan berkurangnya daya ingat kemudian berlanjut menurunnya kemampuan analisis dan fungsi eksekusi sehingga seringkali menganggu aktifitas sehari-hari dan orang tua lansia seringkali ucapan/perilakunya membingungkan orang di sekitarnya.
Namun yang menarik pada orang tua lanjut usia, fungsi otak yang mengatur emosi dan perasaan area limbic system (lobus medio temporal) justru mengalami peningkatan.
Akibatnya orang tua lansia akan berperilaku seperti anak kecil lagi, beliau lebih sensitif/perasa, suka ngambek, kadang paranoid dan bahkan fobia. Kemudian muncul perilaku senang dipuji, membanggakan diri berlebihan, ingin selalu diperhatikan lingkungan sekitarnya dan perilaku anak kecil lainnya.
Proses neurodegeneratif seperti ini harus dipahami dan dimengerti oleh semua orang terutama kita yang saat ini masih mempunyai bapak/ibu/kakek/nenek yang lanjut usia, karena bila kita tidak memahami maka akan terjadi malpersepsi dan miskomunikasi /misunderstanding.
Begitu juga sikap kita kepada mantan presiden wanita Indonesia yang mengatakan ”Heran dengan banyaknya ibu-ibu yang semakin senang pengajian” harus disikapi dengan bijaksana, anggap saja beliau ingin menyampaikan pentingnya pendidikan anak (parenting) namun dengan cara bicara yang tidak semestinya karena proses neuronegeratif sehingga cara berfikir kurang komperehensif, analisisnya kurang tajam dan cara menyampaikan ide pikirannya kurang tepat.
Baca juga: Selain Nasi, Ini Daftar 12 Makanan Pokok di Indonesia
Seperti perilaku beliau sebelumnya yang heran ibu-ibu berebut beli minyak goreng saat minyak goreng mahal, bangganya beliau yang terlahir dari anak presiden pertama, bangganya dengan banyaknya pemberian Doctor Honoris causa dan perilaku unik lainnya semuanya harus dipahami karena proses neurodegeneratif agar kita tetap bijak dan tetap menghormati beliau yang telah banyak jasanya di negeri ini. Namun semoga ada orang dekat yang memberitahu agar ucapannya lebih bijak.
Bukankah kita telah diingatkan nabi untuk selalu menghormati lebih tua sebagaimana hadis. Tidak sempurna iman seseorang bilamana yang Muda tidak menghormati yang tua dan yang tua tidak menyayangi yang muda (Al Hadist)
*) Neurologis