Catatan di akhir kekuasaan Joko Widodo
Muslim Arbi
Zalim. Tumbang.
Saat ini publik Indonesia sedang menyaksikan detik-detik berakhir kekuasaan Joko Widodo.
Para akademisi dan dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Indonesia sudah berteriak. Mengkritisi dengan berbagai versi.
Joko Widodo telah abis legislatimasi nya.
Suara-suara dari berbagai kampus: UGM, UII, UIN, UI, UNPAD, Unand, Unhas dll. Secara lugas di sampaikan ke publik.
Suara-suara Civitas akademika itu adalah suara moral dan etika. Kekuasaan ini tidak bermoral dan tidak beretika lagi.
Kekuasaan ini sedang membangun nepotisme untuk kepentingan diri dan keluarganya.
Joko Widodo sedang membangun kerajaan kekuasaan, politik dan bisnisnya. Ini sebuah kezalim dan keangkuhan.
Tindakan Joko Widodo itu mengabaikan demokrasi dan melanggar konstitusi.
Joko Widodo telah lahir sebagai manusia arrogan. Yang mau mendengarkan siapapun.
Dia hanya mendengar diri nya sendiri. Dia abai terhadap suara Rakyat, Suara para Akademisi, dan juga suara-suara aktivitas yang cinta negeri ini.
Joko Widodo sedang membangun mimpi untuk menjadi raja di negeri ini. Dia hanya butuh sanjungan dan anti kritik. Hanya diri nya dan keluarga saja yang berkuasa di negeri ini.
Itu semua adalah kezaliman dan ketidakadilan dan tidak kepatutan di alam demokrasi.
Demokrasi anti nepotisme dan KKN.
Rezim Joko Widodo sudah di tentang oleh Wapres karena tidak netral hadapi pilpres.
Menteri-menteri mulai tidak setia dan mulai Mundur. Terjadi ketidak kompkana lagi di pemerintahan. Terjadi pembangkangan terhadap kemauan Sang Presiden.
Rakyat menghadapi ketidak pastian hadapi pilpres dan pemilu. Pesta demokrasi yang di harapkan lahirnya pemimpin baru pun di warnai kemuraman.
Pemerintahan Gagal Fokus. Mahasiswa mulai bergerak di kampus – kampus.
Joko Widodo menghitung hari.
Sawangan Depok
07 Pebruari 2024