Moskow, sumbawanews.com – Menteri Pertahanan Federasi Rusia, Sergei Shoigu, pada Pidato pembukaan oleh Menteri Pertahanan Federasi Rusia pada pertemuan Kolegium Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (09/08) mengatakan, Kesiapan Barat untuk berinvestasi di Ukraina sebagian besar dari sumber daya yang tersedia untuk mengubah situasi di medan perang menjadi keuntungannya menciptakan risiko serius dari eskalasi konflik lebih lanjut. Ancaman terhadap keamanan militer Federasi Rusia telah berlipat ganda di arah strategis barat dan barat laut.
Dikatakan, Faktor destabilisasi yang serius adalah masuknya Finlandia ke NATO, dan di masa depan yakni Swedia. “Setelah Helsinki bergabung dengan aliansi tersebut, perbatasan darat Rusia dengan negara-negara blok hampir dua kali lipat,” ucapnya.
Baca Juga: Shoigu ke Putin: Direkrut 114 Ribu Cadangan dan 52 Ribu Relawan, 13 Tank Buatan Barat Hancur
Di wilayah Finlandia, kemungkinan kontingen militer tambahan dan senjata serang NATO akan dikerahkan, yang mampu mencapai sasaran kritis di barat laut Rusia pada kedalaman yang cukup. Risiko yang ada terkait dengan militerisasi Polandia yang menjadi instrumen utama kebijakan anti-Rusia Amerika Serikat.
“Warsawa mengumumkan niatnya untuk membangun, menurut orang Polandia, tentara paling kuat di benua itu,” jelas dia.
Disebutkan, Dalam hal ini, pembelian senjata dalam skala besar telah dimulai dari Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Republik Korea, termasuk tank, sistem artileri, sistem pertahanan udara / pertahanan rudal, dan pesawat tempur. Selain itu, ada rencana untuk membuat secara teratur, yang disebut koneksi Polandia-Ukraina, seolah-olah untuk memastikan keamanan Ukraina Barat, tetapi pada kenyataannya – untuk pendudukan wilayah ini selanjutnya.
Dan Mempertimbangkan angkatan bersenjata negara-negara Eropa Timur, sekitar 360 ribu personel militer, 8 ribu kendaraan lapis baja, 6 ribu sistem artileri dan mortir, 659 pesawat dan helikopter dikerahkan di sekitar perbatasan.
Disebutkan, Jumlah formasi negara non-regional blok Atlantik Utara telah meningkat 2,5 kali lipat sejak Februari tahun lalu dan melebihi 30 ribu orang. “Ancaman terhadap keamanan militer Rusia ini membutuhkan tanggapan yang tepat waktu dan memadai. Kami akan membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menetralisirnya di pertemuan dan membuat keputusan yang tepat,” jelasnya. (Using)