Home Berita Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin Beber Peran CIA Picu Konflik Rusia-Ukraina

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin Beber Peran CIA Picu Konflik Rusia-Ukraina

Kremlin, sumbawanews.com – Dalam wawancara oleh Tucker Carlson, jurnalis dan pendiri platform video Tucker Carlson Network, Kamis (08/02), Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin mengatakan, oposisi bersenjata di Kyiv melakukan kudeta di Ukraina. Kudeta tersebut disokong oleh Central Intelligence Agency (CIA), Amerika Serikat.

“Tentu saja dengan dukungan CIA,” katanya.

Ia mengungkapkan, Secara teteknis, CIA melakukan segalanya dengan benar, mencapai apa yang inginkan untuk mengubah pemerintahan. Namun dari sudut pandang politik adalah kesalahan besar.

Baca Juga: EurAsEC-Iran Tandatangani Perdagangan Bebas, Vladimir Putin: Mesir Dipersiapkan, UEA dan Indonesia Sedang Nego

“Di sini, tentu saja, kepemimpinan politik tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Para pemimpin politik seharusnya melihat apa yang akan terjadi jika hal ini terjadi,” ucapnya.

Ditegaskan, Awal konflik Rusia-Ukraina dipicu oleh kudeta di Ukraina. “Di sinilah letak kesalahan perhitungannya. CIA menyelesaikan tugasnya dalam melaksanakan kudeta. Dan menurut saya, salah satu Wakil Menteri Luar Negeri mengatakan bahwa mereka bahkan mengeluarkan dana yang besar, hampir lima miliar (dolar),” beber dia.

Dan kepemimpinan Ukraina saat ini telah menyatakan bahwa tidak akan melaksanakan perjanjian Minsk, yang telah ditandatangani sebelumnya. Yakni perjanjian yang menguraikan rencana penyelesaian damai di Donbass.

Dijelaskan, Rusia terus mengimbau para pemimpin Amerika Serikat dan negara-negara Eropa untuk segera menghentikan proses ini dan memastikan bahwa perjanjian Minsk dilaksanakan. “Dan semuanya sampai pada situasi ini ketika di Ukraina mereka mengumumkan: tidak, kami tidak akan (melakukan) apa pun. Kami mulai mempersiapkan aksi militer. Mereka memulai perang pada tahun 2014. Tujuan kami (Rusia) adalah menghentikan perang ini. Dan kami tidak memulainya pada tahun 2022, ini adalah upaya untuk menghentikannya,” jelas dia.

Saat ini, Rusia belum mencapai tujuan yang salah satu adalah denazifikasi. “Denazifikasi. Setelah memperoleh kemerdekaan, Ukraina mulai mencari, seperti yang dikatakan beberapa analis di Barat, identitasnya,” ucap Putin.

Dikatakan, sebelumnya telah dilakukan negosiasi yang mencapai tahap yang sangat tinggi dalam menyepakati posisi-posisi dari sebuah proses yang kompleks. Namun masih hampir selesai.

Tapi setelah Rusia menarik pasukan dari Kyiv, pihak lain, Ukraina, membatalkan semua perjanjian ini dan mempertimbangkan instruksi negara-negara Barat – Eropa, Amerika Serikat – untuk berperang dengan Rusia sampai akhir yang pahit. Dan Presiden Ukraina secara hukum telah melarang negosiasi dengan Rusia.

“Dia menandatangani dekrit yang melarang semua orang bernegosiasi dengan Rusia. Tapi bagaimana kita bernegosiasi jika dia melarang dirinya sendiri dan melarang semua orang. Kita tahu bahwa dia mengemukakan beberapa gagasan tentang penyelesaian ini. Tapi untuk menyepakati sesuatu, perlu dilakukan dialog, bukan,” ulas Putin.

Vladimir Putin mengungkapkan, sebelum dilakukan operasi militer khusus ke Ukraina, telah menyampaikan kepada Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tentang dukungan AS terhadap Ukraina. “Saya kemudian mengatakan kepadanya: Saya yakin Anda membuat kesalahan besar dalam skala sejarah, mendukung segala sesuatu yang terjadi di sana, di Ukraina, dengan menyingkirkan Rusia. Saya memberi tahu dia tentang hal ini, saya memberi tahu dia lebih dari sekali,” jelasnya.

Ia menyampaikan, jika hendak mengakhiri permusuhan, maka harus menghentikan pasokan senjata ke Ukraina. Dan konflik akan berakhir dalam beberapa minggu.

“Mengapa saya harus meneleponnya (Biden). Apa yang harus dibicarakan atau apa yang harus dimohon. Apakah Anda (Biden) akan memasok senjata ini dan itu ke Ukraina. Oh, aku takut, aku takut, tolong jangan antar. Apa yang perlu dibicarakan (dengan Biden),” ucapnya.

Sedangkan, terhadap Polandia, Rusia akan menyerang jika Polandia melakukan serangan terhadap Rusia. “Hanya dalam satu kasus: jika ada serangan terhadap Rusia dari Polandia,” tegas Putin, juga menambahkan, Rusia tidak memiliki kepentingan baik di Polandia maupun di Latvia.

Sedangkan pernyataan senator senior, Chuck Schumer, yang memandang perlu terus mendanai Ukraina, atau tentara Amerika harus berperang di Ukraina, dianggap sebagai provokasi murahan. “Saya tidak mengerti mengapa tentara Amerika harus berperang di Ukraina. Ada tentara bayaran dari Amerika Serikat di sana. Tentara bayaran terbanyak berasal dari Polandia, peringkat kedua adalah tentara bayaran dari Amerika Serikat, dan peringkat ketiga berasal dari Georgia. Jika seseorang berkeinginan mengirimkan pasukan reguler, hal ini tentu akan menempatkan umat manusia di ambang konflik global yang sangat serius. Hal ini jelas,” ucap dia.

Ia mengungkapkan, saat ini Amerika Serikat sedang menghadapi banyak masalah di perbatasan, masalah migrasi, masalah utang negara yamg lebih dari 33 triliun dolar. “Tidak ada yang bisa dilakukan, Anda (Amerika Serikat) harus bertarung di Ukraina?,” tanyanya.

Sehingga, lebih baik jika mencapai kesepakatan dengan Rusia. Untuk mencapai kesepakatan, sudah memahami situasi yang berkembang saat ini, memahami bahwa Rusia akan memperjuangkan kepentingannya sampai akhir, dan, memahami hal ini, pada kenyataannya, kembali ke akal sehat, mulai menghormati negara kita, kepentingan dan pandangannya,” ujar Vladimir Putin. (Using)

Previous articlePersonil Bantu Evakuasi dan Lakukan Pengamanan Banjir, Kapolres: Tidak Ada Korban Jiwa
Next articleKETANSU DIAZ: Memanjakan Lidah dengan Kelezatan Ketan Susu
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.