Home Berita Ganjar Pranowo Bicara Ketahanan Pangan Era Soekarno, Netizen: Mau Impor Ya? Jateng...

Ganjar Pranowo Bicara Ketahanan Pangan Era Soekarno, Netizen: Mau Impor Ya? Jateng Banyak Kelaparan

Jakarta, Sumbawanews.com.- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bicara tentang ketahanan pangan yang terjadi sejak masanya Soekarno.

“Soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Bung Karno sadar betul betapa urgennya pangan bagi negara,” ungkap Ganjar melalui akun @ganjarpranowo dikutip Sumbawanews.com, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Ganjar Bicara Investasi di Forum MNC, Netizen: Investasi di Jateng Kalah dari Jakarta, Jabar dan Jatim

Dijelaskan untuk mencapai swasembada pangan maka harus banyak ilmuwan pertanian, “bukan sekadar soal ketersediaannya, tapi juga soal produksinya. Maka negara mesti menghasilkan banyak ilmuwan pertanian,” lanjutnya Ganjar.

Salah satu ilmuwan yang ditemui Ganjar adalah Ir. Surono Danu. :Dan inilah salah satu ilmuwan pertanian yang kita punya, Ir. Surono Danu. Kekaguman beliau terhadap Ir. Soekarno tidak cuma berhenti di meja-meja diskusi. Tidak sebatas di lembaran kertas. Kecintaan beliau kepada Bung Karno ditunjukkan dengan hasil penelitian pertanian yang dipersembahkan untuk bangsa dan negara,” tulis Ganjar.

Baca juga: Ganjar Kampanye di Masjid Agung Banten, Warganet: Mana Bawaslu

Capres PDIP ini menjelaskan, benih padi unggulan, benih kacang panjang unggulan, pisang, singkong dan yang terakhir ada benih kedelai. Semua karya beliau merupakan benih-benih unggulan.

Bahkan waktu melahirkan benih kedelai unggulan, beliau mengatakan “Kita harus meneladani benih kedelai ini. Meski diinjak berulangkali dia tidak akan pernah mati.”

Baca juga: Formula E era Anies Ogah Disponsori BUMN, Said Didu: Alasan Lucu, Tahun 2023 Mereka Sponsori Untuk Politik Kekuasaan

Mbah Surono, suatu kehormatan bisa bertemu dan sungkem kepada panjenengan. Malu rasanya jika kami-kami yang lebih muda ini tidak memiliki tekad besar untuk memakmurkan negara sebagaimana tekad panjenengan.

“Hormat kami, Mbah. InsyaAllah karya panjenengan memberi manfaat untuk Indonesia. Tetap semangat terus mendampingi organisasi Mari Sejahterakan Petani, ya Mbah,” tutup Ganjar.

baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Denny Indrayana: Saya Memperjuangkan Demokrasi, Melawan Kriminalisasi

Unggahan Ganjar ini mendapat reaksi balik dari Netizen yang menilai justru selama Ganjar menjadi Gubernur Jateng, wilayahnya termasuk salah satu yang termiskin.

“Mas Ganjar Pranowo berbicara tentang ketahanan pangan sekarang, selama 10 th Bapak jadi Gubernur kenapa Provinsi Jateng tdk ada ketahanan pangan bagi warga Bapak, sampai Jateng dinobatkan sebagai Provinsi termiskin?,” unggah akun Barish.AS @as_siglie.

Akun Joni Dep @jonidep065 melihat solusinya Import, “Jadi harus import ya?” tanyanya.

Baca juga: Bantah Info Denny Indrayana, KEMAH Indonesia: Menteri KLHK Siti Nurbaya tidak Terkait Kasus Manapun

Akun Bertani saja @AgroFishLombok menyindir Ganjar yang mengambil contoh ke masa Soekarno, “soal pangan tidak tepat merujuk ke Sukarno. Indonesia dalam keadaan sangat kekurangan pangan selama dan sepeninggalnya. Inflasi 600 persen, rakyat makan bukgur dan bungkil pisang. Soeharto-lah yg mampu membuat rakyat berkecukupan pangan. Dgn Relelita, Indonesia swasembada pangan,” unggahnya.

Senada, akun Avocado Juice TM® @Avocado2Juice memandang keberhasilan pangan ada di zaman Soeharto. “Yang jelas karyanya buat pangan adalah Suharto, warisan orde lama penduduk susah makan, paceklik. Orde Lama kebanyakan politik dan pidato. Fakta!” terangnya.

baca juga: Terkait Kebocoran Rahasia Negara, Mahfud Garang kepada Denny Indrayana tapi Melempem Kepada Ketua KPK Firli

Akun Cpghutapea @cpghutapea melihat selama Ganjar menjadi Gubernur Jateng justru warga Jateng banyak yang kelaparan, “aplikasi di Provinsi Jawa Tengah dalam 9 Tahun terakhir gimana mas @ganjarpranowo ??masih banyak yg kelaparan tuh..padahal Sawah dan Ladang di Jawa Tengah BANYAK.Kasih SOLUSI dunk..jangan hanya bicara pepesan KOSONG.” tulisnya.

Sementara akun Munir @Munir_Timur memaparkan data yang lebih lengkap terkait Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Jateng 2022 itu persentase masih tinggi.

baca juga: Formula E era Anies Ogah Disponsori BUMN, Said Didu: Alasan Lucu, Tahun 2023 Mereka Sponsori Untuk Politik Kekuasaan

“Menurut saya ya, Pak @ganjarpranowo belum pantas bicara tentang ketahanan pangan. Karena meskipun kategori Sedang, PoU (Prevalence of Undernourishment) atau Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Jateng 2022 itu persentase masih tinggi (double digit) setelah DIY. Bahkan PoU Jateng lebih tinggi dari nasional (nasional = 10,21 dan Jateng = 12,34)” tulisnya.

Dilanjutkan Munir, Lain hal dengan Jabar yang persentase PoU Rendah, demikian juga provinsi Banten dan DKI Jakarta yang PoU-nya Sangat Rendah. Merekalah (Jabar, Jateng & DKI) yang lebih pantas bicara tentang ketahanan pangan sebagai benchmark nasional.

“PoU Sangat Rendah artinya persentase yang sangat kecil dari populasi yang mengalami ketidakcukupan konsumsi pangan. Jateng di era Ganjar belum bisa sebagai acuan ketahanan pangan nasional. Berikut ini adalah data Susenas-BPS terkait Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (%),” pungkas Munir. (sn01)

Previous articleSatgas Yonif Raider 200/BN Bagikan Alkitab di Gereja Injil Indonesia Kobagma
Next articlePertamina (Persero) Akan Meggelar RUPS: Akankah Nicke Tetap Bertahan?
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.