Home Berita Dampak Konsumsi SKM, Jangan Sampai Ada Arisandi Lain

Dampak Konsumsi SKM, Jangan Sampai Ada Arisandi Lain

Narasumber dan Pimpinan PP Muslimat NU di Cara Kendari

Kendari, Sumbawanews.com.- Arisandi adalah nama balita penderita gizi buruk yang mengkonsumsi susu kental manis (SKM) sejak usia 4 bulan. Pada usia 10 bulan, bayi asal Konawe, Sulawesi Tenggara tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama kurang lebih 2 minggu di RS Bahtera Mas, Kota Kendari.

Terkuaknya kasus balita Arisandi memunculkan temuan-temuan lainnya balita gizi buruk yang mengkonsumsi susu kental manis, produk yang seharusnya diperuntukkan sebagai bahan tambahan dalam makanan. Di Batam, juga dilaporkan Vania, balita yang usianya belum genap satu tahun juga mengkonsumsi susu kental manis sejak berusia 3 bulan. Tubuhnya menjadi gemuk memang, tapi lama kelamaan kulitnya menunjukan gejala yang sama seperti Arisandi: kulit melepuh seperti terbakar. Beruntung, Vania lebih cepat mendapat pertolongan.

Dalam peringatan hari gizi nasional yang diselenggarakan PW Muslimat NU Kendari, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kendari Erny, SKM.,M.Kes juga menegaskan bahwa susu kental manis bukanlah pengganti ASI. “Mengantisipasi kebiasaan masyarakat mengkonsumsi susu kental manis, kami telah lakukan sosialisasi dan melatih kader-kader kesehatan untuk tidak memberikan susu kental manis pada balita. Semoga jangan ada lagi kasus gizi buruk di Kendari, jangan sampai ada Arisandi-Arisandi lainnya,” ujar Erny, Kamis (30/01/2020).

Sementara Kepala Balai Besar POM Provinsi Sulawesi Tenggara Jalidun, yang hadir dalam kesempatan itu juga menegaskan susu kental manis bukan susu yang dapat diberikan untuk anak. “BPOM juga telah melarang iklan susu kental manis tayang di acara TV kategori anak-anak,” ujar Jalidun.

Jalidun membenarkan keluarnya aturan tersebut. Pihaknya telah meminta kepada industri televisi agar tidak menayangkan iklan susu kental manis pada jam-jam tertenu. “Sejak Mei 2018 semua acara televisi tidak lagi menayangkan iklan label SKM di jam-jam anak menonton TV,” tegas Jalidun. Menurutnya, kadar gula yang terkandung dalam SKM sangat tinggi yakni 43 hingga 46 persen, sementara kadar airnya sangat rendah. Sehingga, diminta para orang tua supaya tidak lagi menyuguhkan susu kental manis pada anak berusia 0 sampai 12 bulan. (sn01)

Previous articleHarun Masiku Masuk DPO KPK
Next articleWHO Umumkan Status Darurat Wabah Virus Corona