Home Serba Serbi Life Style Studi Psikolog: Pria Miskin Lebih Suka Perempuan Berdada Besar

Studi Psikolog: Pria Miskin Lebih Suka Perempuan Berdada Besar

Sumbawanews.com.- SETIAP orang memang memiliki selera yang berbeda dalam menentukan lawan jenis yang mereka suka. Ada yang suka tampilan fisik putih, memiliki rambut panjang, tubuh tinggi, dan khusus bagi para pria mungkin memiliki selera tersendiri dalam bentuk buah dada.

Tapi, sebuah studi mengungkapkan bahwa pria yang suka payudara besar kebanyakan adalah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan alias orang miskin. Studi ini dilakukan oleh Psikolog Viren Swami dan Martin Tovée.

Baca juga: Teori Arab: Masuknya Agama Islam ke Nusantara

Studi dikerjakan dengan metode eksperimen dengan Swami dan Tovée menguji apakah pria miskin benar menyukai payudara lebih besar dibandingkan pria kaya. Penelitian ini diikuti 266 laki-laki di Malaysia dengan status ekonomi bervariasi, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Kemudian penguji meminta kepada setiap pria untuk mendeskripsikan figur perempuan dengan ukuran payudara yang mereka inginkan. Digunakan lima indikator untuk kemudian menilai hasil eksperimen.

Payudara

Dari sana diketahui bahwa pria dengan status ekonomi rendah menganggap bahwa payudara besar itu lebih menarik. Beda dengan pria berstatus ekonomi tinggi yang ternyata lebih suka perempuan dengan ukuran payudara kecil.

Baca juga: Tahukah Kamu, 7 Buah dari Surga yang Tercatat di Al Quran Ada di Sekitar Kita

Bahkan, dua psikolog ini melakukan eksperimen lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Studi dilakukan pada 66 pria yang lapar dan 55 pria kenyang. Mereka kemudian meminta pria-pria tersebut untuk kembali menilai perempuan dengan ukuran payudara seperti apa yang disukai.

Penelitian ini diikuti 266 pria di Malaysia dengan status ekonomi bervariasi, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Kepada 266 pria Malaysia itu Swami dan Martin Tovée meminta mereka mendeskripsikan figur perempuan dengan ukuran payudara yang mereka inginkan.

Dalam metod penelitianya Swami dan Martin Tovée menggunakan lima indikator untuk kemudian menilai hasil eksperimen.

Hasilnya, pria dengan status ekonomi rendah menganggap bahwa payudara besar itu lebih menarik.

Baca juga: Sama-Sama Mobil China, DFSK Jauh Lebih Murah dari ESEMKA

Beda dengan pria berstatus ekonomi tinggi yang ternyata lebih suka perempuan dengan ukuran payudara kecil.

Tak sampai di situ, Swami dan Martin Tovée pun melakukan eksperimen lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Mereka kemudian meminta pria-pria tersebut untuk menilai perempuan dengan ukuran payudara seperti apa yang disukai.

“Lagi, pria lapar menilai perempuan berpayudara besar itu lebih menarik dan pria kenyang menilai perempuan berpayudara kecil lebih menarik,” terang laporan studi tersebut.

Baca juga: Usai Bercerai, Pria Ini Cerita Pengalaman  “Bercinta” dengan Robot Seks

Perempuan Ingin Menikah dengan Pria Kaya

Dilain pihak, pada hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Family and Marriage menemukan, tingkat perkawinan di Amerika Serikat terus menurun karena kaum laki-laki yang tidak menarik secara ekonomi alias miskin.

Hasil ini bukan berarti menunjukkan sifat materialistis perempuan. Alih-alih matrealistis, perempuan dianggap lebih menginginkan stabilitas.

“Sebagian besar perempuan ingin untuk menikah, tetapi kekurangan (ekonomi) pria saat ini, membuat ini (pernikahan) semakin sulit,” kata pemimpin penelitian ini, Daniel Lichter, dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kesulitan menikah dialami pula oleh perempuan berkulit hitam. Mereka kesulitan mencari pasangan yang serasi.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan profil yang tercatat dalam American Community Survey.

“Studi ini mengungkapkan ada kekurangan besar dalam ketersediaan pasangan laki-laki yang potensial,” tulis kesimpulan studi.

Hasilnya didapatkan, pria dari kondisi ekonomi kurang mampu dua kali lebih cenderung menjadi lajang di usia 40-an awal daripada mereka yang berasal dari keluarga kaya.

Mengenai hal ini Institut untuk Studi Fiskal (IFS) menemukan bahwa kelompok ini cenderung berpenghasilan lebih sedikit dan menikahi perempuan dengan pendapatan rendah.

Akibatnya, menurut IFS, kemiskinan akan berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya dan mengurangi mobilitas sosial.

Baca Juga: Dalam 2 Minggu Kebijakan Pemerintah Perihal Penanganan Covid-19 Bisa Berubah, Ini Kata Luhut

Pemerintah mengatakan ingin “membangun ekonomi yang bekerja untuk semua orang”.

Untuk mengatasi keadaan ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May telah berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk keluarga “pas-pasan”.

Dia mengatakan bahwa sangat penting untuk mengatasi harapan hidup yang lebih pendek bagi orang-orang yang terlahir miskin.

May juga bakal mengupayakan anak-anak kelas pekerja kulit putih menempuh studi hingga jenjang universitas.(sn02)

Previous articleDelegasi Dikeluarkan dari KTT Uni Afrika, Israel Geram dan Tuding Sebagai Buah Kebencian Iran
Next articlePorprov XI NTB Resmi Dibuka, Gubernur NTB Himbau Jaga Persahabatan
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.