Home Serba Serbi Literasi Situasi Lingkungan, Sebuah Surat Alit

Situasi Lingkungan, Sebuah Surat Alit

Ahad, l0 September 2023, hari berangkat senja, datang bertandang Sulastri/Ule Cheni Penggagas Uma Koda bersama kawan-kawan Penyair dari Panre Satera diantar oleh dinda A.Rahim Eltara ke rumah saya di Kelurahan Brangbiji Sumbawa Besar,NTB Gemilang.Setelah ngomong santai seputar radius sastra yang humanis yang manis berasaskan kekeluargaan dalam lingkaran persaudaraan dan persahabatan yang intans.

Lalu pembicaraan beralih ke menara emosional artistik yang mengejutkan dan mengharukan.

Sebuah figura Penghargaan bertuliskan: Bahana Panre Satera 2023.

senyum,salam dan sapa adalah pintu pembuka kearifan local – DINULLAH RAYES.

 

DR.Suharli Majid M.Pd

Ketua Panitia Bahana Panre Satera.

 

Diserahkan sendiri oleh Ketua Panitia Bahana terhadap saya.

Disambung penyampaian kegiatan Pembacaan DINULLAH RAYES atas karya buku kumpulan Puisi sang Sastrawan/Penyair Indonesia itu.

Saya diam sejenak dan langsung lidah melisankan Alhamdulillah,karena Engkau ya Allah saya bersayap dan bernapas.

Terima kasih sang komunitas Panre Satera yang lahir dan hadir bagi Tau dan Tana Samawa yang Kabupaten Sumbawa-NTB Gemilang

InsyaaAllah ke depan Panre Satera adalah Semesta SASTRA Indonesia yang mendunia.

Saya yang menanjak usia centenarian masih jauh dari demensia/pikun ini senantiasa terbangkan doa ke langitmu.Jadikan umur ini bermanfaat bagi sesama dan rezeki berkah bagi hidup dan kehidupan ini.

Situasi hidup ini tempat menyauk pengetahuan dan pengalaman.Mengapa saya memilih seniman,sastrawan katakanlah penyair tempat mengadu nasib dalam hidup yang fana ini?

Tentu saya menengok ke belakang ke sebuah perjalanan hidup penuh onak duri,yang sarat lambaian bunga liar kanan dan kiri.Tercipta sebuah karya sastra (novel,cerpen,puisi,naskah drama dan esai budaya) tentu melalui proses kreatif.Kreatif menghendaki kecerdasan spiritual,emosional dan intelektual yang dibumbui imajinasi.Dengan penuh kerendahan hati yang polos dan lugas kiranya budayawan suka baca sastra dalam bahasa nurani yang santun dan mendidik.InsyaaAllah ke depan para sahabat dan kerabat bisa membaca sebuah biografi Dinullah Rayes,anak desa yang lumat buku-buku iptek berijasa Otodidak.Buku masih dalam proses editing ditangani Penyair RIDHWAN KARIM dan Editor BENING DAMHUJI,Sastrawan/Penyair mumpuni.Mari kita saling berdoa dan saling memaafkan.Semoga hidup dan kehidupan kita sukses dirahmati dan diberkahi Allah SWT.

 

Di bawah langit sumbawa

NTB Gemilang

11 September 2023

Previous articleSeorang Anggota DPRD Sumbawa Akan Berganti Kamis Ini
Next articleHadir di Sumbawa Besar, Maxim Layani Ojol hingga Delivery Makanan
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.