Home Serba Serbi Health Kelor, Tanaman Ajaib Yang Berhasil Mencegah Wabah Kekurangan Gizi di Afrika

Kelor, Tanaman Ajaib Yang Berhasil Mencegah Wabah Kekurangan Gizi di Afrika

Daun Kelor

Sumbawanews.com.- Tanaman kelor mengandung gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk perbaikan gizi. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil.

Daun kelor sendiri telah diperkenalkan oleh WHO sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi. Diluar negeri itu, di Afrika tepatnya daun kelor sudah menjadi suplemen untuk ibu menyusui dan untuk anak bayi untuk membantu tumbuh kembangnya.

Belakangan ini, Kelor digunakan dengan sukses dalam memerangi kekurangan gizi pada anak-anak dan upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di banyak negara berkembang. Dunia pengobatan tradisional sudah lama menggunakan Kelor untuk pengobatan berbagai penyakit, termasuk pemulihan dari kerusakan hati. Kelor pun sering digunakan untuk melengkapi obat-obatan modern pada penderita sakit kronis termasuk mereka yang menderita AIDS dan penyakit yang terkait dengan HIV.

Masakan sayur bening adalah salah satu menu sayur yang paling praktis karena proses memasaknya mudah

Hampir di setiap negara yang sudah menjadikan Kelor sebagai komoditas agribisnis, Kelor dimanfaatkan dalam berbagai cara dan menjadi komoditas utama sumber mata pencaharian petaninya. Biasa ditanam untuk dimanfaatkan daun, buah, bunga dan akarnya, baik sebagai bahan pangan, obat-obatan, pewarna, pakan ternak dan penjernih air limbah. Masyarakat di negara-negara berkembang di Afrika dan Amerika latin, sudah menganggap Kelor sebagai bagian dari kebutuhan konsumsi harian, baik di pedesaan maupun perkotaan.

Tergantung pada tujuan dan kuantitas hasil panennya, masyarakat di negara-negara Afrika membuat pembibitan Kelor sebagai proyek komunitas melalui kelompok tani, atau dalam skala kecil di tingkat keluarga. Pohon Kelor berfungsi sebagai penahan angin, untuk pengendalian erosi tanah, pagar hidup, sebagai tanaman hias, atau tumpangsari bersama tanaman lain yang tidak memerlukan sinar matahari langsung.

Pengembangan Kelor sebagai tanaman penting bagi masyarakat di negara-negara berkembang di Afrika, terbukti efektif dan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan.

Sumber lain menyebutkan, Kelor merupakan komoditas pangan yang penting sebagai sumber ‘gizi alami daerah tropis ‘. Daun, buah, bunga dan polong yang belum matang dari pohon Kelor digunakan sebagai sayuran bernutrisi di banyak negara, terutama di India, Pakistan, Filipina, Hawaii dan banyak bagian Afrika (D’souza dan Kulkarni, 1993; Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005.). Daun kelor telah dilaporkan menjadi sumber yang kaya β-karoten, protein, vitamin C, kalsium dan kalium, dan menjadi sumber makanan yang baik sebagai antioksidan alami, karena adanya berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid (Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker, 2003).

Di Filipina, Kelor dikenal sebagai ‘teman ibu terbaik’ karena pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi ASI dan kadang-kadang diresepkan untuk anemia (Estrella et al, 2000.; Siddhuraju dan Becker, 2003).

Indonesia dengan tingkat Prevalensi Stunting 21,6% masih membutuhkan banyak asupan Gizi bagi balita yang salah satu solusinya adalah daun kelor.

Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun serta mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dariyogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt.

Baca juga: Tahukah Kamu, 7 Buah dari Surga yang Tercatat di Al Quran Ada di Sekitar Kita

 

Tanaman yang berasal dari negara India, dan berkembang sampai ke samudera pasifik, Amerika Latin, Asia Tenggara dan Afrika ini dipakai sebagai tanaman anti-santet, atau tanaman berkhasiat untuk mengatasi ilmu hitam di Indonesia. Selain itu juga sebagian penduduk di Indonesia sudah memakai tanaman ini sebagai sayur atau lalapan serta obat tradisional. Di India kelor berkhasiat sebagai obat; anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis, batuk, diarrhea, infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah tidak normal, radang sendi, gangguan pernafasan, scurvy,kekurangan cairan sperma dan tuberculosis.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sudah melewati satu dekade, dan telah menimbulkan banyak dampak negatif terutama dari sektor kesehatan dan gizi masyarakat. Salah satu dampak yang terlihat sekarang ini adalah rendahnya konsumsi makanan bergizi terutama bagi anak-anak di perkotaan atau pedesaan. Daya beli yang rendah bagi penduduk kelas menengah ke bawah, menyebabkan banyak orang tidak bisa membeli makanan bergizi seperti susu, daging dan telur.

Baca juga: Waspada! 7 Makanan Pavorit Ini Bisa Menyebabkan Kanker

Ditambah lagi dengan kenaikan harga produk peternakan seperti daging, telur dan susu akhir-akhir ini, semakin mempersulit keadaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak-anak balita yang meninggal akibat kekurangan gizi atau gizi buruk. Sosialisasi minum susu dan makanan bergizi kepada murid-murid sekolah dasar, dan kegiatan sejenis lainnya tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi susu atau produk peternakan lainnya. Sekali lagi hal ini berkaitan dengan daya beli masyarakat yang semakin rendah.

“Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu”..”Orang bilang tanah kita tanah sorga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, dua penggal cuplikan lagu koes plus yang menyatakan bahwa negeri kita yang subur, semuanya ada dan bisa ditanam, tumbuh atau hidup dinegara kita. Lagu ini hanya akan menjadi kenangan yang indah saja, bila rakyat Indonesia kekurangan gizi didaerahnya cukup subur ini. Padahal Indonesia memiliki banyak potensi keanekaragaman hayati yang sebelumnya terbukti telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita. Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan banyak tumbuh serta mudah dibudidayakan di Indonesia; diantaranya tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk).

Baca juga: 11 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan dan Kecantikan

Kandungan Gizi Tanaman Kelor (Moringa oleifera, Lamk) (per 100 g)

Biji

Daun

Tepung daun

Kadar Air (%)

Calori

Protein (g)

Lemak (g)

Carbohydrate (g)

Fiber (g)

Minerals (g)

Ca (mg)

Mg (mg)

P (mg)

K (mg)

Cu (mg)

Fe (mg)

S (mg)

Oxalic acid (mg)

Vitamin A – B carotene (mg)

Vitamin B -choline (mg)

Vitamin B1 -thiamin (mg)

Vitamin B2 -riboflavin (mg)

Vitamin B3 -nicotinic acid (mg)

Vitamin C -ascorbic acid (mg)

Vitamin E -tocopherol (mg)

Arginine (g/16g N)

Histidine (g/16g N)

Lysine (g/16g N)

Tryptophan (g/16g N)

Phenylanaline (g/16g N)

Methionine (g/16g N)

Threonine (g/16g N)

Leucine (g/16g N)

Isoleucine (g/16g N)

Valine (g/16g N)

 

86.9

26

2.5

0.1

3.7

4.8

2.0

30

24

110

259

3.1

5.3

137

10

0.11

423

0.05

0.07

0.2

120

3.6

1.1

1.5

0.8

4.3

1.4

3.9

6.5

4.4

5.4

 

75.0

92

6.7

1.7

13.4

0.9

2.3

440

24

70

259

1.1

7

137

101

6.8

423

0.21

0.05

0.8

220

6.0

2.1

4.3

1.9

6.4

2.0

4.9

9.3

6.3

7.1

7.5

205

27.1

2.3

38.2

19.2

2,003

368

204

1,324

0.57

28.2

870

1.6%

16.3

2.64

20.5

8.2

17.3

113

1.33%

0.61%

1.32%

0.43%

1.39%

0.35%

1.19%

1.95%

0.83%

1.06%

(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)

Budidaya tanaman kelor

Tanaman kelor telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai tanaman untuk sayur, obat atau sebagai lalapan. Tanaman ini adalah tanaman yang toleran terhadap musim kemarau yang panjang, dan bertahan hidup dengan merontokkan daunnya pada saat kemarau. Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 5 -11 meter. Pohon Kelor tidak terlalu besar, batang kayunya mudah patah dan cabangnya agak jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai.

Baca juga: Kemenkes: Waspada Gizi Buruk Anak di tengah Corona

 

Di beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun kelor, bubur, sirup, teh daun kelor, sauce kelor, biskuit kelor dan lainnya. Sementara itu di Indonesia sedikit sekali orang yang memanfaatkan tanaman kelor ini sebagai makanan. Dengan banyaknya aneka masakan yang ada Indonesia kenapa kita tidak bisa memanfaatkan kelor sebagai bahan makanan kita sehari-hari?, apalagi dengan tingginya harga daging, susu dan telur saat ini.

Dengan banyaknya korban gizi buruk dan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia, kenapa kita tidak memanfaatkan dan mengembangkan tanaman kelor ini?

Previous articlePenghormatan Terakhir, Kapolres Sumbawa Pimpin Upacara Pemakaman Anggotanya
Next articleSatgas Yonif 600/Modang Berhasil Yakinkan Masyarakat Kembali Ke Kampung Suru-Suru Setelah 14 Bulan Ditinggalkan Mengungsi
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.