Home Berita Zakharova : Ukraina Diberi “Mousetrap”, Strategi Cyber Security Baru AS Diduga Untuk...

Zakharova : Ukraina Diberi “Mousetrap”, Strategi Cyber Security Baru AS Diduga Untuk Intervensi Negara Demokratis Netral

Moskow, sumbawanews.com – Juru bicara kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Maria Zakharova, Kamis (09/03) mengungkapkan, Minggu ini, Perdana Menteri Ukraina mengakui menerima bantuan utama dari Barat dalam bentuk pinjaman. Hutang publiknya naik $13 miliar tahun lalu menjadi $111 miliar.

Dijelaskan, bantuan 111 miliar dolar AS adalah uang yang tidak terjangkau bahkan untuk negara paling maju dengan ekonomi yang makmur, industri, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai. Untuk Ukraina saat ini, jumlah ini adalah alasan untuk sepenuhnya mengambil apa yang tersisa dari masa pemerintahan V.A. Zelensky.

“Ini akan dilakukan secara besar-besaran. Tahun ini, Ukraina harus membayar kembali pinjaman sebesar 18 miliar dolar AS. Apa yang kamu pikir akan terjadi.Jawabannya jelas. Keju gratis hanya terjadi di perangkap tikus. Kita harus membayar upeti. Mousetrap disiapkan untuk waktu yang lama,” ucap dia.

Sedangkan Tentang strategi keamanan siber AS, ia mengatakan, Rusia memperhatikan strategi keamanan siber nasional yang diterbitkan oleh Gedung Putih minggu lalul sebagai Dokumen aneh. “Ini berisi serangkaian tuduhan terkenal terhadap Rusia, yang tidak didukung oleh apa pun,” ujar dia.

Diungkapkan, Rusia bukan satu-satunya yang ditipu. Sejumlah negara lain juga dituduh menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang diduga bertujuan mencampuri urusan dalam negeri negara-negara demokratis.

“Tentu saja, negara-negara demokratis yang sama ini tidak mengganggu siapa pun,” ucap dia.

Dan fakta, Amerika Serikat dalam strategi dunia maya baru sedang mencoba untuk menghubungkan pengembangan dalam kerangka aturan PBB untuk perilaku bertanggung jawab negara-negara di bidang keamanan informasi internasional (IIS). Apalagi, AS menyatakan niatnya untuk menghukum negara-negara yang menurut Washington melanggar aturan tersebut.

“Izinkan saya menekankan bahwa tidak pernah ada pembicaraan tentang satu negara bagian, terutama Amerika Serikat, yang menjalankan fungsi polisi di ruang informasi,” ucapnya.

Dan Argumen ritual dari penulis strategi tentang topik hak asasi manusia sangat mencolok mengingat upaya Pemerintahan Biden untuk memperpanjang validitas pasal 702 Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing. “Saya ingin mengklarifikasi, nama ini menyembunyikan instrumen hukum terkenal yang memberi badan intelijen AS kekuatan hampir tak terbatas di bidang pengawasan elektronik di seluruh dunia, termasuk di wilayah Amerika Serikat sendiri, yaitu terhadap warganya sendiri,” ujarnya.

Sehingga Merupakan indikasi bahwa pejabat Gedung Putih secara terbuka menyatakan bahwa Washington membutuhkan undang-undang tersebut bukan untuk memerangi terorisme melainkan untuk menangkal musuh geopolitik. Diduga, pengumpulan intelijen di Rusia, Korea Utara, Iran, China memungkinkan, antara lain, untuk mencegah serangan komputer terhadap infrastruktur Amerika Serikat dan sekutunya.

“Izinkan saya mengingatkan Anda sekali lagi: kami memiliki saluran komunikasi dua arah dengan Amerika Serikat tentang kasus-kasus yang menimbulkan pertanyaan di lingkungan dunia maya. Dan AS tidak menggunakannya,” tegas Zakharova.

Selain itu, saat ini Rusia juga mencatat perkembangan merayap wilayah Ukraina oleh Polandia. Ini terjadi dalam beberapa cara. “Jelas, pada kenyataannya, kita berbicara tentang niat Warsawa untuk mengerahkan infrastrukturnya untuk meningkatkan ukuran kelompok Polandia, yang sebelumnya diumumkan sebagai “Legiun Sukarelawan Polandia”, yang akan berlokasi di pusat yang disebutkan di atas,” jelas sia.

Faktanya, legiun sedang dibentuk untuk membentuk unit komandan untuk mengontrol aktivitas badan pemerintah dan penegakan hukum di wilayah Ukraina Barat. Dan penuh dengan keterlibatan langsung Polandia dalam konflik Ukraina tidak mengganggu siapa pun di Warsawa, apalagi di Kyiv.

“Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa instalasi militer di Ukraina adalah target yang sah bagi Angkatan Bersenjata kita,” ujar dia.

Ia menambahkan, beberapa kerabat tawanan perang Rusia mulai menerima telepon dari orang tak dikenal di Ukraina yang menuntut agar mereka melakukan tindakan sabotase dan aksi teroris di wilayah Rusia. Jika ditolak, mereka mengancam akan melakukan pembalasan terhadap personel militer kita yang ditahan.

“Tentu saja kejahatan. Kami sangat mengutuk metode kriminal Kyiv yang mengerikan ini. Kami menyerukan kepada organisasi internasional yang relevan untuk tidak hanya memperhatikan hal ini, tetapi juga memberikan penilaian mendasar. Kami mendengar bahwa mereka mengumpulkan informasi tentang kejahatan, tanpa henti mengaitkan sesuatu dengan kami. Sekarang kami berbagi fakta yang dapat dimanfaatkan oleh struktur khusus internasional, karena sekarang mereka mempertahankan daftar seperti itu,” ucapnya. (Using)

Previous articleIran Diberondong Sanksi AS
Next articleISIS-KP Klaim Bertanggung Jawab Tewasnya Gubernur Balkh Afghanistan
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.