Jakarta, sumbawanews.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, Kamis (30/03) mengungkapkan, Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menko Polhukam, Mahfud MD., sempat terjadi perdebatan karena data. Sehingga nantinya, Komisi III DPR RI akan menggelar rapat untuk menkonfrontir antara Menkeu, Menko Polhukam dan PPATK.
“Tadi rapat lumayan, sangat lama. Sejak covid, baru kali ini hamper 7 jam. Tadi luar biasa pak Mahfud memberikan tranparansi atas laporan hasil analisis dari PPATK. Dan tadi sempat ada perdebatan cukup signifikan,” kata Sahroni.
Disebutkan, terkait dengan informasi atau data yang disampaikan Menko Polhukam dengan Menteri Keuangan, sangat berbeda. “Perbedaaan ini yang akhirnya akan kita dalami. Kita mengundang sekaligus dengan Menteri Keuangan, Pak Menko dan PPATK untuk sinkronisasi hasil laporan yang dimiliki oleh Pak Menko sebagai ketua Komite Nasioal TPPU dengan Bu Menteri Keuangan. Jadi dua-duanya akan menjadi konfirmasi keberesmaan untuk menyelidiki lebih lanjut,” jelas dia.
Baca Juga : KPK Bidik Transaksi Jumbo Mencurigakan di Kemenkeu
Dijelaskan, sinkronisasi akan dilakukanan untuk sama-sama diketahui oleh publik. “Karena keterbukaan ini sudah dapat arahan dari bapak presiden,” ucap dia.
Ia menambahkan, sedangkan untuk menemukan tindak pidana, langkahnya masih Panjang. Dan yang akan dikorek nantinya, adalah detail transaksi yang diduga terjadi dugaan transaksi pencucian uang. “Ada 491 orang yang tadi pak menko sampaiin. Karena itu, kalau ada bu Menteri keuangan, ini akan kita sinkroisasi. Kita sama-sama duduki, untuk menyajikan keterbukaan apa yang disampaikan oleh Pak Menko,” jelasnya.
Ditegaskan, setelah pertemuan dan konfrontasi Bersama, jika ditemukan ada indikasi atau dugaan pencucian uang maka akan direkomendasikan kepada Aparat Penegak Hukum. “Ada kepolisian, kejaksaan, ada KPK. Sekarang ini belum bisa menentukan, itu diduga pencucian, benar. Tapi belum ada tindak pidananya. Masih Panjang ini ceritanya. Maka nanti kita rapat Bersama dengan tiga institusi,” ucap dia.
Menko Polhukam, Mahfud MD., mengatakan, terlepas dari perdebatan yang muncul dalam RDP, namun yang terpenting adalah pikiran yang sama untuk memajukan negara. “Semula agak tegang, saling protes. Pada akhirnya ini clear. Yang penting ingin memajukan negara ini, kan sama pikirannya. Tidak ada masalah. Saya hanya menjelaskan, ini datanya,” ucap dia. (Using)