Jakarta, Sumbawanews.com. – Menteri Sosial Ekonomi dan Asosiasi Prancis Marlene Schiappa ramai dikecam karena tampil menjadi cover majalah Playboy. Schiappa membalas kecaman itu dengan pembelaan.
Berdasarkan rangkuman berita detikcom (6/4/2023), yang dilansir AFP dan CNN, Marlene Schiappa muncul dalam sampul majalah Playboy bersama dengan wawancara sepanjang 12 halaman yang dilakukannya dengan majalah itu soal hak wanita dan LGBT. Dalam sampul itu, Schiappa tampil mengenakan gaun warna putih.
Baca juga: Xi Jinping dan Macron Disebut Akan Bahas Hubungan China-Prancis dan China-UE
Schiappa menjabat menteri pemerintahan Prancis sejak tahun 2017. Dia dikenal sebagai sosok yang sejak lama memperjuangkan hak wanita.
Dia pertama kali ditunjuk menjabat Menteri Kesetaraan Gender tahun 2017 lalu. Dalam perannya, Schiappa tergolong sukses dalam mempelopori undang-undang (UU) pelecehan seksual yang memungkinkan pemberlakuan hukuman denda di tempat untuk para pria yang melakukan catcall, melecehkan atau menguntit wanita di jalanan.
Penampilan Schiappa sebagai cover majalah Playboy itu menuai kritikan keras dari kolega politiknya, termasuk Perdana Menteri (PM) Elisabteh Borne.
Baca juga: Tensi Demo Prancis Meningkat, Bentrokan Dengan Polisi Disebut Terjadi Diberbagai Tempat
Borne dalam kritikannya, menurut seorang sumber yang dikutip BFMTV, secara langsung menegur Schiappa dengan menyebut penampilannya sebagai cover majalah Playboy itu ‘tidak pantas, terutama selama periode ini’.
Prancis saat ini tengah dilanda pergolakan krisis politik dan ekonomi yang dipicu oleh langkah Macron mendorong reformasi pensiun yang kontroversial meskipun ditentang publik secara luas.
“Kami berada di tengah krisis sosial, ada masalah kebijakan, ada orang-orang yang berada di antara hidup dan mati, dan saya memiliki kesan ada yang berada di balik layar berasap,” sebut politisi Partai Hijau Sandrine Rousseau, yang juga sesama aktivis hak wanita.
Politisi Prancis lainnya, Jean Luc Melenchon, mengkritik penampilan Schiappa di majalah Playboy dan keputusan Macron diwawancarai oleh majalah anak, Piff Gadget, pekan ini.
“Di sebuah negara di mana Presiden mengekspresikan dirinya di Pif dan menterinya di Playboy, masalahnya adalah oposisi. Prancis telah keluar jalur,” sebutnya.
Balasan Schiappa
Menanggapi maraknya kritikan, Schiappa memberikan pembelaan diri. Dia menyebut di Prancis wanita bisa bebas.
“Membela hak wanita untuk memiliki kendali atas tubuh mereka, itu ada di mana-mana dan sepanjang waktu. Di Prancis, wanita bisa bebas. Dengan segala hormat kepada para pencela dan orang munafik,” ucapnya.
Pada majalan itu, Schiappa melakukan serangkaian pose – semuanya berpakaian lengkap – menampilkan gaun dan setelan mewah dalam warna merah, putih, dan biru.
“Jika beberapa (wanita) ingin berpose di majalah pria dan menikmatinya, saya pikir kita tidak seharusnya menyalahkan mereka,” kata Schiappa kepada majalah Playboy.
Schiappa menyebut Pamela Anderson sebagai inspirasi setelah model glamour AS itu berbicara tentang bagaimana berpose untuk majalah Playboy telah menjadi “tindakan emansipasi”.
“Seperti Miss Prancis. Jika mereka senang memenangkan kontes kecantikan, menurut saya itu bagus juga dan kita harus mendukung mereka,” lanjut Schiappa.
Wawancara panjang tersebut menampilkan beberapa pertanyaan sarat sindiran, termasuk “apakah politik adalah afrodisiak?”, dan menggali masa lalu perempuan berusia 40 tahun itu sebagai novelis erotis dan penulis tentang isu-isu seperti orgasme wanita.
Tetapi sebagian besar wawancara berfokus pada pekerjaannya sebagai pembela hak-hak perempuan dalam pemerintahan Presiden Emmanuel Macron, menangani topik-topik termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan di jalanan, dan kekerasan seksual. (dtk/sn03)