Riskal Arief
Peneliti Nusantara Centre
PILAR INDONESIA EMAS 2045
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah rempah-rempah dan herbal. Sejak zaman dahulu, nusantara telah dikenal sebagai surga rempah dan herbal, menjadi pusat perhatian para pedagang dari seluruh dunia.
Rempah dan herbal Indonesia tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga memperkaya budaya dan warisan kuliner. Kekayaan ini adalah kontribusi nusantara yang sangat berharga bagi dunia.
Dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, penting bagi Indonesia untuk kembali meneguhkan posisinya sebagai kontributor utama rempah dan herbal di dunia. Visi ini sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju dengan perekonomian yang kuat dan berdaya saing global.
Rempah dan herbal harus menjadi salah satu pilar utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Untuk merebut pasar internasional, perlu adanya strategi industri rempah dan herbal yang terencana dan terarah. Hal ini mencakup peningkatan kualitas produksi, penguatan branding produk, serta pengembangan pasar ekspor.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan petani sangat krusial dalam merealisasikan strategi ini. Selain itu, perlu juga dilakukan inovasi dalam pengolahan dan pemanfaatan rempah dan herbal agar dapat memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen global.
STRATEGI INTERINSULER
Dalam konteks pengembangan industri rempah dan herbal, penting untuk memahami konsep interinsuler. Interinsuler adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan atau interaksi antarpulau.
Dalam industri rempah dan herbal, strategi interinsuler sangat penting untuk memastikan rantai pasokan yang stabil dan efisien. Interinsuler mencakup transportasi, distribusi, dan koordinasi logistik antarpulau, yang memungkinkan pergerakan barang yang cepat dan terjamin.
Strategi interinsuler untuk industri rempah dan herbal nasional harus difokuskan pada upaya menjaga rantai pasokan yang stabil. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur transportasi dan logistik, seperti pelabuhan, kapal pengangkut, dan jaringan jalan yang menghubungkan sentra produksi rempah dan herbal dengan pasar tujuan.
Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan teknologi dan sistem manajemen logistik untuk memastikan distribusi yang efisien dan tepat waktu.
Sebaran komoditi rempah dan herbal di Indonesia sangatlah beragam dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki komoditi unggulannya masing-masing, seperti cengkeh dari Maluku, lada dari Lampung, pala dari Banda, dan kunyit dari Jawa.
Keanekaragaman ini merupakan kekuatan sekaligus tantangan dalam pengelolaan rantai pasokan. Oleh karena itu, strategi interinsuler harus mampu mengakomodasi perbedaan regional dan memastikan semua komoditi dapat dipasarkan dengan baik.
URGENSI HADIRNYA BANREHI
Agar strategi interinsuler dapat berjalan dengan efektif, perlu adanya kerangka kerja yang terkoordinasi dengan baik. Dalam hal ini, peran Badan Nasional Rempah dan Herbal Indonesia (BANREHI) sangatlah penting.
BANREHI harus mampu mengintegrasikan berbagai upaya dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, dan para petani. Koordinasi yang baik akan memastikan bahwa semua pihak dapat bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, BANREHI juga harus berperan dalam melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk rempah dan herbal. Melalui R&D, dapat dihasilkan produk-produk inovatif yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.
Dukungan teknologi dan informasi juga perlu ditingkatkan untuk mempermudah akses pasar dan promosi produk rempah dan herbal Indonesia di kancah global. Strategi industri rempah dan herbal nasional harus berfokus pada peningkatan kualitas, penguatan branding, pengembangan pasar, dan pengelolaan rantai pasokan yang stabil melalui pendekatan interinsuler.
Dengan koordinasi yang baik di bawah BANREHI, Indonesia dapat kembali menjadi kontributor utama rempah dan herbal di dunia, mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Rempah dan herbal bukan hanya warisan budaya, tetapi juga alat perang dagang dan kunci menuju masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia.(*)