Oleh : Indra Adil
Eksponen PKM IPB 77/78
Luar biasa pak Machfud!!! Itu kata-kata yang beredar di mana-mana saat ini, baik di kafe-kafe, di warung-warung makan, di FB, di Insta, di Twitter dan di grup-grup WA terutama Grup-grup WA para aktivis dan bahkan di grup-grup WA yang mengharamkan bicara Politik Praktis sekalipun. Memuji pak Machfud MD sekarang ini bagai sebuah kewajiban, bahkan tidak dianggap bicara Politik Praktis. Dianggap memang hal itu perbuatan baik yang ikhlas dan pantas dipuji. Ke mana kita pergi ke situ pujian terhadap pak Machfud mengikuti. Tidak salah, dikaji dari sudut apa pun hal itu tidak salah, bahkan sudah semestinya demikian…
Bagaimana tidak???
Baca juga: Akhirnya Mahfud Ungkap Dilema Jokowi Soal Pencabutan Status Host Piala Dunia U20 RI
Sejak kasus Pembunuhan terhadap Brigadir Polisi Joshua terjadi, bak bagai menggoncang-goncang pohon berbatang kecil berbuah lebat. Semakin digoncang semakin menggerontol buah-buahnya berjatuhan ke tanah. Bahkan buah-buah terbusuk yang tak terbayangkan ada di pohon tersebut, ternyata ada dan rontok tanpa penghalang. Mana pernah terbayangkan dalam benak kita, di dalam Institusi Hukum yang tugasnya menghabisi peredaran narkoba, berperan Mafia Narkoba. Mana pernah terbayangkan, di dalam institusi yang tugasnya memberantas judi, ternyata ada Mafia Pembina Judi. Mana pernah terbayangkan, di dalam institusi yang merekomendasikan Surat Keterangan Baik untuk Kesehatan Moral kita kepada Masyarakat, ada Mafia Kepangkatan bahkan Mafia Penerimaan Anggota Barunya yang dimulai dengan penyuapan dan sangat jelas merupakan Pintu Masuk Awal Kebobrokan Moral.
Baca juga: Mahfud: Wamenkeu Akhirnya Akui soal Rp 349 T
Sungguh ironis, semua gerondolan yang terjadi mempertontonkan kebusukan-kebusukan moral dari Insitusi Hukum Penegak Moralitas. Itu semua terbuka dengan sangat gamblang melalui Suara Lantang Machfud MD yang disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat yang tergabung di dalam Komunitas Netizen. Komunitas inilah yang menjadi sparing partner Machfud MD di dalam membongkar semua kebusukan ini. Kini Polri telah telanjang tanpa penutup kain selembar pun. Meski mungkin masih ada kebusukan yang bersemayan di dalam tubuh Polri, hal itu tidak akan membuat Polri sesakti saat Pilpres tahun 2019 yang mampu memputih hitamkan apapun Proses Pemilu dan Pilpres. Ini semua berkat permainan Pingpong antara Machfud MD dengan Komunitas Netizen Indonesia. Kita perlu mengucapkan Salut pada mereka berdua.
Baca juga: Mahfud MD: 491 ASN Kemenkeu Diduga Terlibat TPPU
Baru-baru ini, kedua pihak yang tampaknya telah seirama ini, berkelindan kembali membongkar sebuah skandal besar, permainan 300 Trilyun lebih uang yang tidak jelas pemainnya karena dilindungi oleh atasannya. Skandal inipun terbongkar akibat INSIDEN tak terskenario sebagaimana insiden Pembunuhan Brigadir Joshua oleh Sambo. Karena hal itulah dalam tulisan sebelum ini, penulis membuat judul “SKENARIO TUHAN”. Kali inipun bisa disebut yang terjadi adalah Skenario Tuhan.
Tak ada yang menskenariokan Mario menganiaya David dengan brutal dan tak berperi kemanusiaan, bahkan mungkin bisa disebut tidak berperi kebinatangan. Tak ada yang mengatur yang dianiaya harus putra petinggi organisasi massa terbesar di Indonesia sehingga kasus ini tidak tenggelam karena “polisi masuk angin”, seperti sering terjadi bila menyangkut orang-orang kecil terpinggirkan. Tak ada pula yang mengatur si penganiaya haruslah anak Pejabat Pajak berlumuran UANG HARAM yang membuat skandal ini membesar ke arah tak terkendali bahkan tak terduga-duga. Siapa yang berani menyatakan bahwa Sri Mulyani itu adalah Menteri Keuangan Paling Goblok di Dunia sebelum kasus ini meledak? Bukankah ia telah berkali-kali didaulat oleh Lembaga Keuangan Dunia Paling Terhormat sebagai Menteri Keuangan Terbaik Dunia? Siapa yang berani menguliti Kementrian Keuangan RI sampai kelihatan tulang-tulang putihnya yang ternyata hitam kelam? Cuma Machfud MD dengan Komunitas Netizen Indonesia. Mereka berdua LUAR BIASA! Tak ada rasa ta…