New York, sumbawanews.com – Christopher Lockyear, Sekretaris Jenderal, Médecins Sans Frontières (MSF) , atau Doctors Without Borders, Khawatir akan serangan Israel yang lebih mematikan. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB bertemu pada hari Kamis (22/02) di Markas Besar PBB di New York untuk mengenai situasi di Jalur Gaza, yang dilanda perang selama berbulan-bulan yang tak henti-hentinya. Dan ketegangan yang meluas ke wilayah Timur Tengah yang lebih luas, tanpa adanya solusi untuk menghentikan pertempuran tersebut.
Dia mengaku terkejut dengan Amerika Serikat yang berulang kali menggunakan hak vetonya untuk menghalangi upaya untuk mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera. “Kami hidup dalam ketakutan akan invasi darat di Rafah,” katanya.
Baca Juga: Dorong Gencatan Senjata, PBB: Situasi Gaza Menyedihkan
Ia menyebut rancangan resolusi baru yang diusulkan Washington “menyesatkan”. Dan Dewan harus menolak resolusi apa pun “yang semakin menghambat upaya kemanusiaan di lapangan dan membuat Dewan diam-diam mendukung kekerasan dan kekejaman massal yang terus berlanjut di Gaza.
Dikatakan, Dalam menghadapi pembunuhan dan pencacatan terhadap pekerja bantuan, respon kemanusiaan di Gaza saat ini hanyalah sebuah ilusi. Dan upaya untuk memberikan bantuan adalah sembarangan, oportunistik, dan sama sekali tidak memadai.
“Bagaimana kita bisa menyalurkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa di lingkungan yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan?. Seruan untuk lebih banyak bantuan kemanusiaan telah bergema di seluruh ruangan ini, namun di Gaza kita semakin kekurangan bantuan setiap harinya – semakin sedikit ruang, semakin sedikit obat-obatan, semakin sedikit makanan, semakin sedikit air, semakin berkurangnya keamanan,” jelas dia.
Sejak 7 Oktober, MSF terpaksa mengevakuasi sembilan fasilitas kesehatan. “dan tim medis telah menambahkan akronim baru ke dalam kosakata mereka yakni “WCNSF, Wounded Child, No Surviving Family”, katanya.
Mengutip rancangan resolusi baru yang sedang dinegosiasikan oleh AS, ia mengatakan, warga Gaza membutuhkan gencatan senjata bukan ketika dapat dilakukan, etapi sekarang. “Mereka membutuhkan gencatan senjata yang berkelanjutan, bukan ‘masa tenang sementara’. Apa pun yang kurang dari ini adalah kelalaian besar,” jelas dia. (Using)