New York, sumbawanews.com – Warga Palestina di Gaza mengalami tingkat kelaparan dan penderitaan yang mengerikan akibat konflik. Demikian disampaikan Sekjen PBB, António Guterres, Senin (18/04).
“ Ini adalah jumlah orang yang menghadapi bencana kelaparan tertinggi yang pernah dicatat oleh sistem Klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu – dimanapun, kapanpun,” katanya.
Baca Juga: Dorong Gencatan Senjata, PBB: Situasi Gaza Menyedihkan
Menurutnya, kondisi tersebut sepenuhnya merupakan bencana yang disebabkan oleh manusia. Dan laporan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa hal ini dapat dihentikan.
ia mengatakan, hal ini menunjukkan perlunya gencatan senjata kemanusiaan segera.“Saya menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk memastikan akses yang lengkap dan tidak terbatas terhadap barang-barang kemanusiaan di seluruh Gaza dan agar komunitas internasional sepenuhnya mendukung upaya kemanusiaan kami. Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah hal-hal yang tidak terpikirkan, tidak dapat diterima, dan tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) PBB, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan kerawanan pangan akut di Jalur Gaza telah mendalam dan melebar. Dan FAO mencatat, 79 persen lebih warga Gaza kemungkinan terjerat ke dalam tingkat kelaparan yang sangat besar dari pertengahan Februari hingga pertengahan Maret. Serta 92 persen lainnya diperkirakan akan melakukan hal serupa antara sekarang hingga bulan Juli.
“Jika tidak ada langkah yang diambil untuk menghentikan permusuhan dan memberikan lebih banyak akses kemanusiaan, kelaparan akan segera terjadi,” kata Wakil Direktur Jenderal FAO Beth Bechdol. “Hal ini mungkin sudah terjadi. Akses segera diperlukan untuk memfasilitasi penyampaian bantuan mendesak dan penting dalam skala besar,” jelas dia.
Laporan IPC mencatat bahwa hampir semua rumah tangga sekarang melewatkan waktu makan setiap hari di Gaza. Orang dewasa telah mengurangi porsi makannya agar anak-anak bisa makan. “Di wilayah utara, hampir dua pertiga rumah tangga, orang-orang tidak makan sepanjang hari dan malam setidaknya 10 kali dalam 30 hari terakhir,” katanya, seraya menambahkan bahwa di wilayah utara, satu dari tiga anak di bawah umur usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut.
Dan di tengah intensnya pemboman Israel di Gaza, FAO mencatat bahwa permusuhan telah menghentikan pasokan air, makanan, dan bahan bakar. Semua sektor yang berhubungan dengan pangan telah runtuh, termasuk produksi sayuran, produksi peternakan, serta perikanan dan budidaya perairan.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, 31.726 orang kini telah tewas di Jalur Gaza dan 73.792 orang terluka sejak pecahnya permusuhan. (Using)