Home Berita Sebut Indonesia Pertama di Asia Tenggara, Francis-Indonesia Gelar Pertemuan 2+2

Sebut Indonesia Pertama di Asia Tenggara, Francis-Indonesia Gelar Pertemuan 2+2

Paris, sumbawanews.com – Menteri Eropa dan Luar Negeri Francis, Catherine Colonna, usai pertemuan Menlu dan Menhan dalam format 2+2, Jum’at (21/07) menyatakan, Indonesia adalah negara pertama yang menjalin kemitraan strategis dengan Prancis di Asia Tenggara, yang terjadi tahun 2011.

“Dan hari ini, kami dengan senang hati membawa kemitraan ini lebih jauh dan lebih tinggi. kita tidak punya banyak mitra yang kita jadikan 2+2. Dan saya percaya hal yang sama berlaku untuk Indonesia,” katanya.

Ia menyebutkan, kemitraan tersebut tidak hanya membuat Francis senang. Tetapi juga bangga menjadi negara untuk melakukan pertemuan 2+2 bersama Indonesia.

Baca Juga: Rafale, A400M dan A330 MRTT Akan Mendarat di Indonesia

“Tentu saja, format yang sangat luar biasa ini menunjukkan keinginan kami untuk mengintensifkan kerja sama kami dalam masalah keamanan, masalah pertahanan, dalam melayani kedaulatan kita masing-masing. Menteri Angkatan Bersenjata baru saja memberitahu Anda, dengan mengatakan apa yang bukan hanya tujuan kami tetapi tindakan kami. Tetapi bagi saya, saya ingin menekankan bahwa kami berbagi nilai-nilai mendasar dengan Indonesia, dan ini adalah nilai-nilai yang menjadi dasar kemitraan kami: keterikatan pada demokrasi, supremasi hukum, keterikatan pada tatanan internasional berdasarkan hukum, kedaulatan Negara, multi-polarisme, multilateralisme. Kami memiliki kepentingan konvergen, yang menjadi dasar dari hubungan ini yang akan kami bawa lebih jauh,” jelas Catherine Colonna.

Diungkapkan, dalam format 2+2, Francis dan Indonesia mengadakan pertemuan yang sangat kaya, yang mencakup banyak bidang. “Saya hanya ingin menyebutkan empat prospek kerja sama, yang telah kami spesifikkan, tetapi masih banyak lainnya,” ucapnya

Yakni Pertama, kesepakatan untuk memperkuat kerja sama kita di bidang maritim. “dan ini melampaui masalah pertahanan, bahkan jika itu termasuk masalah pertahanan,” ujarnya.

Kemudian memperdalam kerjasama di bidang krisis alam dan krisis kemanusiaan, melalui pusat krisis dan dukungan. Serta Kerja sama keamanan siber.

“dua entitas nasional kami sudah berhubungan dan kami ingin meminta mereka untuk melangkah lebih jauh, karena kami menghadapi tantangan yang sama, dan ini adalah tantangan nyata, bukan tantangan teoretis,” kata dia.

Selanjutnya prospek kerja sama di Indo-Pasifik. “Ruang yang kami inginkan bebas, terbuka, dan inklusif, tetapi juga stabil. Ini termasuk apa yang bisa kita lakukan di Samudera Hindia dan di Pasifik,” jelas dia.

Ia juga menekankan peran penting Indonesia di ASEAN, sebagai negara kepresidenan tahun ini. “Dan saya hanya ingin, agar semua orang mengingatnya, untuk menghormati peran penting yang dimainkan oleh Indonesia di ASEAN, dengan kepresidenannya tahun ini, dan untuk memberi hormat secara lebih umum peran sentral, di Asia Tenggara, ASEAN. Penting bagi daerah. Ini juga penting bagi Prancis, yang merupakan wilayah Pasifik, seperti halnya Samudra Hindia,” benernya.

Ia meminta jajaran kementerian Francis dengan ASEAN. “Terlebih lagi, saya meminta kementerian saya untuk memperkuat kemitraan konkrit yang sekarang dapat dimiliki Prancis dengan ASEAN. Jadi kami harus mengerjakan peta jalan yang dihasilkan dari pekerjaan yang telah kami lakukan pagi ini. Terima kasih, rekan-rekan, atas kehadiran Anda, atas dukungan Anda, atas tindakan Anda dalam kerangka ASEAN khususnya, dengan apa yang kami lakukan dalam kerangka ADMM-Plus. Dan secara umum, terima kasih telah menjadi mitra kami dalam banyak hal,” katanya. (Using)

Previous articleKetua DPRD Reses Di Dusun Ai Jati Desa Mapin Kebak, Masyarakat Harap Perbaikan Infrastruktur
Next articlePemimpin yang Nasionalistik
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.