Home Berita Psikopat dan Mengerikan! Pengamat Duga Islamphobia Tumbuh Subur di BRIN

Psikopat dan Mengerikan! Pengamat Duga Islamphobia Tumbuh Subur di BRIN

isi twitter ancaman terhadap muhammadiyah

Jakarta, Sumbawanews.com.- Ungahan status di facebook Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin dan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin karena perbedaan penentuan hari Idul Fitri 2023 dinilai oleh pengamat sebagai pandangan islamphobia.

Bahkan unggahan Andi Pangerang Hasanuddin yang secara terang-terangan ini membunuh warga Muhammadiyah dianggap oleh warganet sebagai tantangan berperang karena sudah melecehkan jamaah Muhammadiyah.

baca juga: Ini Dia Profil Peneliti BRIN Andi PH yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

 

baca juga: Ini Dia Isi Ancaman Oknum Peneliti BRIN Untuk Membunuh Semua Warga Muhammadiyah

“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” tulis Andi dalam kolom komentar.

Setelah komentarnya viral, Andi meminta maaf. Dalam pernyataannya, dia mengaku menyesal.

Baca juga: PP Muhammadiyah Imbau Warga untuk Tidak Terpancing dengan Ancaman Pembunuhan Peneliti BRIN

Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto melalui akun twitter @giginpraginanto, Senin (24/4/2023) melihat kedua orang di BRIN tersebut sangat mengerikan dan anti tolerasi, “Keduanya orang BRIN. Isinya, yang atas oleh profesor dan bawah peneliti, mengerikan dan anti toleransi. Makin jelas bahwa BRIN didesain menjadi agitator politik bahkan penampung manusia haus darah,” cuit Gigin dikutip Sumbawanews.com.

Baca juga: Terkait Shalat Jamaah Pria Campur Wanita, MUI sudah Endus Ajaran Sesat di Al-Zaytun Sejak 2002

Gigin juga melihat Profesor Thomas tidak membedakan mana kebijakan pemerintah dan pemimpin agama, “Profesor BRIN ini menganggap pemerintah adalah pemimpin agama. Ini satu bukti lagi bahwa, sama dengan rektor perguruan tinggi negeri, profesor jaman now adalah jabatan politik,” cuitnya.

Pola rekruitmen di BRIN juga dipertanyakan Gigin, “Sungguh tak masuk akal psikopat seperti ini bisa menjadi peneliti di BRIN. Tampaknya ada yang tidak waras dalam seleksi,” terangnya.

Sementara Muhammad Said Didu melalui akun @msaid_didu juga memention akun Gigin menyampaikan harapan semoga penili di BRIN bukan dijadikan kaum radikal, “Semoga peneliti @brin_indonesia bukan dijadikan kaum radikal yg tega membunuh apapun yg “ditugaskan,” jelas Said.

Baca juga: Jokowi Minta Tunda Balik bagi Semua Pemudik, Ada Apa ya?

 

Baca juga: Gempar! Beredar Foto Ganjar Bertemu Gerombolan BuzzeRp

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto menegaskan Peneliti BRIN itu bukan orang sembarangan. Ini adalah lembaga ilmiah yg berisi saintis dan teknolog, “Sikap ilmiah, toleran, rasional, dan obyektif harus mengemuka. Bukan malah main BUNUH, karena soal perbedaan metodologis penentuan hari raya. 🤪” ungkap Mulyanto melalui akun
@pakmul63

Pengamat Sosial Media Ismail Fahmi juga melihat Adab tidak ada dalam kasus di BRIN ini, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu,” kata Imam Malik. Tp saya tidak lihat adab itu di sini. Kalau ditulis oleh seorang buzzer, saya paham. Tapi kalau ditulis oleh seorang profesor, ASN, dibayar dari pajak, termasuk pajak warga Muhammadiyah, rasanya offside,” ungkap Fahmi melalui akun @ismailfahmi.

baca juga: Tak Hanya Muhammadiyah Shalat Id 21 April 2023 tapi juga Kalangan NU, Ini Dia Datanya

fahmi juga melihat tupoksi seorang Profesor yang mengambil tupoksi BuzzeRp, “tupoksi seorang profesor cukup sampai seperti dalam berita ini. Menjelaskan apa yang terjadi secara ilmiah, mengapa ada perbedaan. Bagus. 👍 Tak perlu mengambil tupoksi buzzer politik dan troll yang suka menyinggung dan merendahkan,” pungkas Fahmi.

Warganet lainnya juga melihat faham radikal Islamphobia sudah tertanam di BRIN seperti yang diutarakan oleh akun Richie @justicemyfoot dengan mencuit “apa ini sudah berpaham radikal, mau membunuh orang cm mslh perbedaan 1 syawal. Apa ini masuk wahabi, khawarij, takfiri, atau yg mn, lumayan tgl masukkan proposal ke BRIN,pasti ACC. Taglinenya “Pencegahan dini radikalisme dan terorisme di BRIN.”

baca juga: Ini Dia 3 Daerah yang Menolak Pelaksanaan Shalat Id Muhammadiyah 21 April 2023

Akun K@RduZ Di G3MboX @sadjowie juga menduga BRIN teralh disusupi preman, “Terindikasi BRIN “disusupi” preman “berbaju” intelektual. Krn seorang anggtnya memosting caption text berbau ancaman pembunuhan.”

Sementara akun arip bostari @bostari melihat Intoleran semakin tumbuh di BRIN, “Profesor BRIN dipimpin Megawati jadi Intoleran propesong sumbu pendek.”

Baca juga: Gempa M 7,3 Mentawai Pagi Ini Terasa Kuat di Siberut hingga Padang Sidempuan, Tsunami Kecil Sempat Terjadi

Akun kucing @kucing46344725 melihat Profesor Thomas memang sudah terlihat islamphobia sejak lama, “Si Thomas ini bukannya yang menentukan jam sholat di Indonesia. Dulu ada penelitian profesor Tono Saksono guru besar uhamka berdasarkan pengamatan satelit bertahun2 bahwa sholat Subuh kita kecepatan 20 menit. Eh, dimentahin sama si Thomas ini. Katanya udah sesuai,” infonya. (sn02)

Previous articleGempar! Beredar Foto Ganjar Bertemu Gerombolan BuzzeRp
Next articlePP Muhammadiyah Imbau Warga untuk Tidak Terpancing dengan Ancaman Pembunuhan Peneliti BRIN
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.