Home Berita Produksi Sampah Meningkat di Masa Pembangunan Smelter

Produksi Sampah Meningkat di Masa Pembangunan Smelter

Maluk, sumbawanews.com – Berbicara masalah sampah, merupakan hal yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada, maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah sampah yang akan diproduksi.

Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berpotensi mengalami peningkatan mobilitas penduduk, apalagi dengan adanya pembangunan smelter maka akan banyak pekerja yang datang. Maka makin banyaknya mobilitas penduduk dan konsumsi masyarakat, maka akan sebanding dengan produksi sampah atau timbunan sampah yang dihasilkan.

Salah satu petugas pengangkut sampah yang ada di Kecamatan Maluk. Saya sering memanggil Okto. Ia bertugas sebagai petugas sampah sejak zaman PT. Newmon Nusa Tenggara (NNT), hingga saat ini dipegang oleh PT. Amman Minera Nusa Tenggara (AMNT).

Baca Juga : Pemuda Lingkar Tambang KSB Sulap Limbah Organik Jadi Pupuk dan Pakan

Duka-duka pengangkutan sampah di Kecamatan Maluk sudah Ia rasakan. Mulai dari keterlambatan upah yang harus ia terima tiap bulannya hingga masalah kendaraan pengangkut sampah yang sudah tidak layak digunakan.

Selain itu Okta, panggilan akrapnya juga akhir-akhir ini mengeluhkan akan timbunan sampah yang tiap hari Ia kerjakan.
“Semenjak pembanguna proyek smelter ini, pengangkutan sampah juga ikut banyak”, ungkap saat ditemui diselah-selah kegiatanya.

Bau busuk sampah sudah menjadi santapan sehari-hari yang ia rasakan. Karena bercampurnya sampah organik dan sampah an-organik. Menurutnya sampah yang ia dapatkan banyak bersumber dari rumah kos atau rumah yang dikontrakan oleh pemiliknya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh petugas Tempat Pembuangan Akhir sampah. TPA yang menampung sampah dari dua kecamatan, yaitu kecamatan Maluk dan Jereweh.

Saya sering memanginya Om Yosep. Petugas yang mengatur keluar masuk dan menentukan posisi buangan sampah agar TPA tidak cepat penuh.

Saat ini jumlah mobil yang membuang sampah ke TPA cukup banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya hanya tiga mobil pengangkutan sampah dari pemukiman warga, saat ini mobil-mobil dari perusahaan juga membuang sampah ditempat yang sama.

Tingginya intensitas pembungan sampah di TPA, sudah barang tentu akan menyebapkan usia TPA makin pendek dan memerluan biaya untuk perawatan TPA atau mungkin mencari TPA baru untuk hanya sekedar menimbun sampah.

***

Diperlukan kerja sama bersama untuk menangani masalah sampah tersebut. Adalagi kecamatan Maluk ditetapkan sebagai kawasan Industri yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Perusahaan yang datang bukan hanya mencari keuntungan semata, namun melupakan akan sampah yang mereka produksi tiap harinya.

Penanganan masalah sampah bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun juga peran dari perusahaan untuk bertanggung jawab dengan sampahnya. (Alie)

Previous articleSatgas Yonif Raider 200/BN Bersama Warga Gotong Royong Bersihkan Lingkungan
Next articleSetelah Ganjar Akui Suka Nonton Film Porno, Ini Pengakuan soal Tersebar Fotonya dengan Bintang Bokep Jepang Miyabi
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.