Home Berita Poto Desa Pemajuan Kebudayaan, Upaya Lestarikan Tenun Tradisional Untuk Budaya dan Ekonomi...

Poto Desa Pemajuan Kebudayaan, Upaya Lestarikan Tenun Tradisional Untuk Budaya dan Ekonomi Masyarakat

Sumbawa Besar, sumbawanews.com – Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir, merupakan Desa Pemajuan Kebudayaan dengan tiga objek Pemajuan Kebudayaan. Yakni kain tenun tradisional sumbawa, Ratib dan Sakeco serta Ponan. Dan saat ini Pemerintah Desa Poto, tengah mengupayakan untuk tetap mempertahankan eksistensi kain tenun tradisional sumbawa ditengah himpitan kompetitor dan gempuran persainan pasar.

“Saat ini tetun ada sekitar 200-an pengrajin. Setelah ada asosiasi tenun tradisional samawa (Atrisa), ini terbagi. Terbagi dalam kelompok-kelompok. Ada untuk tenun kre alang, tenun songket, dan ATBM,” kata Fathul Muin, Kepala Desa Poto, di ruang kerjanya, Selasa (08/08).

Baca Juga: Respon Pemanasan Global, Pemdes Poto Gencarkan “Poto Green Village”

Ia mengungkapkan, setelah menjabat kepala desa, kebijakan penangan untuk tenun tradisional dirubah. Agar bisa bersaing dengan produk berbahan dasar kain dari luar, dan tetap eksis ditengah-tengah masyarakat setempat

“Tenun itu harus dilihat dari sudut pandang pelestarian budaya dan sudut pandang komersil. harus kita lihat seperti itu. sebab selama ini tenun ini tidak bisa berkembang. karena tidak jelas aspek ekonomi dan pasarnya, juga tidak mungkin karena harganya tinggi. jadi dia tidak kompetitif. Dia tidak pernah bisa menguasai pasar lokal sumbawa, karena harga tinggi tadi. dan dia bersaing dengan tenun-tenun yang datang dari luar. Bahkan tenun-tenun yang dibuat KW-KWan, ini menyaingi betul. Sehingga kebijakan kita rubah. Sebab kalau disuruh tarung bebas ini, sepertinya tidak bisa,” jelas dia.

Dikatakan, kain tenun tradisional tetap dipertahankan untuk melestarikan budaya. Tetapi disisi lain masyarakat didorong untuk menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) , untuk sisi komersil.

“Tenun tradisionalnya tetap berkembang di Dusun Sameri, ATBMnya di Dusun Bekat, kemudian di Dusun Poto sedang kita usaha untuk pengembangan diversifikasi produk. Artinya, produk yang dihasilkan dari sameri dan lengas ini, nantinya akan di olah di Poto menjadi bentuk lain. Sehingga pemasaran akan sedikit terbantu, karena hasilnya dibeli oleh dusun poto. Maka terjadi perputaran,” ungkap Fathul Muin.

Namun untuk melakukan diversifikasi, masyarakat atau kelompok di Dusun Poto harus dipersiapkan. “Tetapi kebijakan ini sedang kita rintis. Belum sepenuhnya bisa jalan, kita masih mencari format. Untuk membuat diversifikasi produk, masyarkat Poto kan harus ada keterampilan dulu. ini yang belum bisa kita lakukan. ini yang sedang kita upayakan. mencari tenaga teknis yang bisa memberi pelatihan untuk mendesign produk kreatif berbahan dasar kain. ini penting untuk meningkatkan daya saing tenun Poto,” jelasnya.

Dikatakan, nantinya akan diupayakan untuk melibatkan Bumdes dalam proses diversifikasi. Termasuk membantu melakukan pemasaran hasil diversifikasi produk.

“Bisa saja Bumdes yang membeli, dan menjadi bapak angkat kelompok diversifikasi ini. bisa saja bumdes nanti yang akan membantu memasarkan,” tuturnya. (Using)

Previous articleRespon Pemanasan Global, Pemdes Poto Gencarkan “Poto Green Village”
Next articleBanyak PR, Ini Sosok PJ Gubernur NTB Versi Dir Mi6
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.