Home Berita Politik Pangan: Antara Kedaulatan dan Distribusi Pangan Nasional

Politik Pangan: Antara Kedaulatan dan Distribusi Pangan Nasional

Riskal Arief

Periset Nusantara Centre

Politik pangan merupakan domain yang memengaruhi kesejahteraan sosial dan stabilitas politik suatu negara. Di balik kebutuhan dasar manusia untuk makanan, terdapat dinamika politik yang kompleks yang melibatkan distribusi, produksi, dan akses terhadap sumber daya pangan.

 

Kontrol terhadap pasokan pangan menjadi instrumen penting dalam mempengaruhi kebijakan dan mendapatkan dukungan politik. Negara-negara dengan akses terbatas terhadap sumber daya pangan sering kali menggunakan kontrol ini untuk mempertahankan atau memperkuat kekuasaan mereka.

 

Dalam konteks global, politik pangan juga memainkan peran dalam hubungan internasional. Negara-negara dengan sumber daya pangan yang melimpah sering kali menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk mempengaruhi negara-negara lain secara politik. Ini dapat terjadi melalui bantuan pangan, penjualan pangan dengan harga yang disubsidi, atau melalui negosiasi perdagangan yang menguntungkan.

 

China misalnya, memiliki kebijakan politik pangan yang kuat, termasuk dalam hal produksi, distribusi, dan harga pangan. Negara ini sering menggunakan kontrol atas pasokan pangan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga di pasar dalam negeri.

 

Amerika Serikat memiliki kebijakan pertanian yang luas dan beragam, termasuk subsidi untuk petani dan program bantuan pangan seperti Program Suplemen Nutrisi Masyarakat (SNAP). India memiliki program-program pangan seperti Public Distribution System (PDS) yang bertujuan untuk memastikan akses pangan bagi penduduk yang kurang mampu. Dari contoh 3 negara tersebut, kita bisa melihat pentingnya politik pangan di Indonesia.

 

Tentu saja kebijakan politik pangan yang bijaksana harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan manusia akan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Ini harus jadi perhatian. Dalam esensi, politik pangan bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga tentang menyeimbangkan kekuasaan, distribusi kekayaan, dan menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.

 

Food Estate

Salah satu inisiatif besar pemerintahan Jokowi adalah program Food Estate, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Program ini memfokuskan pada pengembangan lahan pertanian yang luas di beberapa wilayah potensial di Indonesia, termasuk di Pulau Kalimantan. Dengan mengalokasikan sumber daya yang signifikan, pemerintah berharap dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi masalah ketahanan pangan.

 

Meskipun memiliki tujuan yang mulia, program Food Estate juga menuai kritik. Sejumlah pihak mengkhawatirkan dampak lingkungan dari proyek-proyek besar seperti ini, terutama soal potensi kerusakan ekosistem yang sensitif. Selain itu, program ini juga memiliki tantangan teknis dan administratif seperti masalah tanah, infrastruktur, dan sumber daya manusia.

 

Namun demikian, Food Estate juga dianggap sebagai langkah strategis dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis ekonomi. Pemerintahan baru harus berupaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dan meningkatkan efektivitas program ini Dalam jangka panjang, keberhasilan program Food Estate dapat akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat kedaulatan pangan Indonesia dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

 

Program Makan Siang dan Minum Susu Gratis

Sebagai bagian dari upaya pemerintah baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan gizi masyarakat, program makan siang dan minum susu gratis merupakan komponen penting dari distribusi pangan nasional.

 

Program ini bertujuan untuk memberikan akses mudah dan terjangkau terhadap makanan bergizi, terutama kepada mereka yang mungkin kurang mampu. Dengan memberikan makanan seimbang dan susu kepada siswa di sekolah-sekolah dan komunitas yang membutuhkan, pemerintah berharap dapat membantu meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

 

Selain memberikan manfaat langsung dalam meningkatkan gizi individu, program ini juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan partisipasi anak-anak di sekolah dan kinerja akademik mereka. Dengan mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi setiap hari, siswa diharapkan memiliki energi dan konsentrasi yang lebih baik untuk belajar.

 

Program ini juga membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan, karena makanan gratis di sekolah dapat membantu keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi untuk tetap mempertahankan anak-anaknya di sekolah.

 

Manfaat lainnya adalah terjadi reindustrialisasi di pedesaan: industri sawah, industri pupuk, industri olahan pangan, rekrutmen tenaga kerja, pasar pangan lokal dan kedaulatan pangan, pekerjaan, pendidikan dan kesehatan.

 

Meskipun memiliki manfaat yang jelas, program makan siang dan minum susu gratis juga menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk masalah anggaran dan logistik. Pemerintahan baru perlu memastikan bahwa program ini berjalan efisien dan efektif, serta terus dievaluasi untuk memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan tercapai dengan baik.

 

Dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, program ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan gizi masyarakat Indonesia, dan membentuk Generasi Emas 2045.(*)

Previous articleKasrem 162/WB Cek Kesiapan PAM VVIP WWF Sub Satgas Evakuasi Wilayah NTB
Next articleBakamla RI Jemput 18 Nelayan Indonesia di Australia
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.