Home Berita Pilpres 2024 dan Pileg Masih Milik Oligarki

Pilpres 2024 dan Pileg Masih Milik Oligarki

Oleh: Nanik Deyang

Meski tertatih -tatih saya menulisnya dan tdk semua bisa saya tulis, semoga ini bisa menjadi pengetahuan, bahwa 2024 Pilpres dan Pileg masih milik Oligarki, dan para pejabat penikmat kekuasaan yg ingin terus langgeng.

—————————-

Roda ban mobil saya baru memasuki wilayah Boyolali -Jateng, waktu seorang mantu konglomerat bolak -balik WA, tanya saya sampai dimana?

Seolah dia tidak sabar membagi kebahagiannya yg membuncah setelah Ketua PDIP Megawati Sokarno Puteri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres dari PDIP.

Baca juga: Gempar! Beredar Foto Ganjar Bertemu Gerombolan BuzzeRp

Padahal beberapa bulan belakangan, sebelum Mega mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai Capres , beberapa kali bertemu , saya lihat wajahnya masih “masam”, lantaran berbagai manuver dilakukan para oligarki dan lembaga survei belum menggoyahkan hati Bu Mega menetapka Ganjar sebagai Capresnya.

Saya berkawan sangat lama dengan mantu konglomerat ini, bahkan sebelum jadi mantunya konglomerat , yaitu saat dia sekolah broadcast di Amerika. Kala itu sang Camer mau mengambilalih sebuah stasiun TV. Dia melihat saya sebagai orang media yg ulet dan mau membajak saya. Sayang TV tersebut keburu jatuh ke HT.

Baca juga: Setelah di Tetapkan Capres PDIP, Survey ILC: Ganjar Keok, Anies Melejit

Kembali ke laptop, akhirnya kaki saya mendarat di rumahnya yg entah rumahnya yg ke berapa yg di Solo, karena rumahnya memang hampir ada di setiap kota besar. Saya disambut dengan gembira.”Woe mbakyuku minal aidin ya, maaf lahir bathin pokoknya,” ujarnya nyerocos dengan suara riang.

Pilihan boleh beda tapi kami tetap hopeng, dua kali Pilpres selalu saya kalah dan dia suka membully saya, tapi saya gak mutung ( marah), itu yg membuat kawan saya ini respek pada saya, dan kita tetap bersahabat. “Mbak kon iku koyok tentara pantang menyerah ( Mbak Anda itu seperti tentara pantang menyerah) ” katanya kalau membully saya, dan saya bergeming.

baca juga: Terkuak! Politisi PSI Pelaku Dargadu, Dahar Tiga Ngaku Dua

Kami menikmati makan malam , berjam -jam , dan intinya dalam makan malam dia yakinkan saya PDIP bakal hattrick sebagai partai pemenang Pemilu, soalnya modalnya banyak , dan para konglomerat akan menggerakkan karyawan , buruh dan keluarganya untuk memilih PDIP.

Dia juga bercerita para konglomerat dan para pejabat ( gak enak saya nyebutnya dan tentu berbahaya), akhirnya bisa bernafas lega, setelah Ganjar ditunjuk Bu Mega dan merela para konglomerat ( saya menyebutnya oligarki) berusaha keras bagaimana untuk bisa memenangkan Ganjar, seperti saat memenangkan Jokowi.

Baca juga: Muhammadiyahphobia! Meskipun Deras Kecaman, Profesor BRIN Thomas Djamaluddin tetap Memprovokasi

Saya bertanya mengapa Bu Mega akhirnya nyerah pilih Ganjar? ( saya gak bisa gamblang menulis ya di medsos), tapi intinya Bu Mega ditekan tiga orang dekatnya, kalau tidak memilih Ganjar, maka Mbak Puan akan dihadang menjadi Ketuam PDIP. Jadi “deal” nya Mbak Puan Jadi Ketum PDIP? Yap! “Ibu mau pencalonan Mbak Puan sebagai Ketum PDIP mulus seperti saat SBY mewariskan partainya ke AHY,” kata teman saya.

Jadi di PDIP sendiri , memang terbelah dua, yaitu barisan pendukung Ganjar dan barisan pendukung Mbak Puan, barisan pendukung Ganjar lebih solid karena dimotori orang dekat Bu Mega sendiri dan sangat berpengaruh.

baca juga: Terkait Shalat Jamaah Pria Campur Wanita, MUI sudah Endus Ajaran Sesat di Al-Zaytun Sejak 2002

Kemudian ada skenario baru dari para oligarki , Ganjar gak jadi dipasangkan dengan Erick Thohir, karena disadari oleh para konglomerat suara Islam masih jadi penentu , kalau pasangannya Ganjar -Erick maka tidak akan membawa suara Islam, maka Sandi Uno pilihan tepat. Sandi dianggap bisa menambang suara Prabowo dan Anies, itu sebabnya diatur oleh oligarki dan King Maker, agar Sandi meninggalkan Gerindra dan bergabung ke Partai Islam. Apalagi Sandi selama ini memang selama ini sdh besar di antara para oligarki.

Baca juga: Dihibur Gibran, Prabowo Diajak Keliling Solo dan Bertemu Habib Syech

Lha kan Erick separuh darahnya China? Kenapa nggak kalian pertimbangkan? “Politik itu aslinya gak ada urusan ras, tapi bagaiman kami bisa tetap menguasai seperti selama ini” jawabnya singkat.

Saya nanya Pak Prabowo , teman saya tertawa -tawa , “susah Mbakyu, Prabowo itu buat kami orang Chinese masih menakutkan dan kartu mati. Dia darahnya terlanjur merah putih susah diubah. Dia akan pura2 baik sama kami, tapi nanti kami akan dilibas, saat jiwa patriotismenya muncul,” katanya sambil menyebut yg saya juga gak bisa tulis di medsos karena sensitif.

baca juga: Singgung Cawapres Ganjar Pranowo, Jokowi: Termasuk Pak Prabowo

Intinya oligarki tidak mau sampai kapanpun Prabowo jadi presiden , kepentingan politik besar mereka dan kepentingan bisnis mereka akan berantakan kalau sampai Prabowo menjadi presiden. Mereka juga tidak suka dengan keluarga Pak Prabowo yg dianggap akan “merepotkan” bisnis mereka, karena lebih berkawan dengan barat, Amerika tepatnya.

Lalu Anies? Sebetulnya tidak terlalu bermasalah buat mereka, karena buktinya Anies bisa bermain dengan para pemilik proyek reklamasi , dimana reklamasi itu sekarang menjadi lambang kebanggaan para oligarki, karena sdh bisa membuat kawasan pecinan baru yg lebih luas . Hanya mereka tidak suka dengan Islam garis keras yg mendukung Anies, dan juga kroni JK dan Surya Paloh.

Baca juga: Anies Menjadi Trending Setelah Ganjar Resmi Menjadi Capres PDIP

Lalu bagaimana untuk bisa memenangkan Ganjar -Sandi? Maka akan dibuat hanya dua pasang saja yg masuk arena pertarungan Pilpres , yaitu Ganjar – Sandi vs Prabowo -Airlangga.

Mengapa bukan Prabowo vs Imin? karena Cak Imin masih terlalu kuat utk menarik massa NU , jadi Prabowo harus dipasangkan dengan yg paling lemah yaitu Airlangga Hartarto. Cak Imin akan ditekan pakai kardus durian.

Baca juga: Psikopat dan Mengerikan! Pengamat Duga Islamphobia Tumbuh Subur di BRIN

Dengan Ganjar -Sandi vs Prabowo – Airlangga, nanti akan dibuat kampanye orang2 muda melawan orang2 tua.”Dah selesai itu Mbak, 70 persen pemilih kita orang muda,” katanya enteng.

Meski sebetulnya hampir semua makanan yg saya makan mau keluar, saya tahan dengan sekuat tenaga utk tdk muntah. Saya marah, dan semua campur aduk jadi satu. Tapi saya tidak berdaya, dan saya hanya manggut2. “Jadi biar gak kalahnya hattrick , Mbak Deyang ikut kita aja,” bujuknya sambil terbahak.

Jarum jam menunjukkan hampir pukul 23.00, saya pamit dan menyalaminya sambil mengatakan, ” dua kali doa saya memang belum dikabulkan Allah SWT, kasih kesempatan saya untuk berdoa lagi, semoga keajaiban seperti kasus Sambo terjadi pada Pilpres 2024, meski demikian terimakasih untuk tawarannya bergabung, akan saya pikirkan,” kata saya sambil pamitan pulang.**

Previous articleIni Dia Video Mario Dandy Jilid 2: Aniaya Mahasiswa, Aditya Hasibuan, Anak AKBP Achiruddin Hasibuan
Next articleTerkait Shalat Jamaah Campur Laki Wanita di Al-Zaytun, Ridwan Kamil: Tunggu Putusan MUI
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.