Bangalore, sumbawanews.com – Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Minggu (26/02) mengatakan, Pada tanggal 24-25 Februari, Bangalore menjadi tuan rumah pertemuan pertama para kepala departemen sektoral dalam rangka Kepresidenan G20 India, yang terdiri dari menteri keuangan dan kepala bank sentral. Delegasi Rusia, mewakili struktur khusus yang relevan, mengambil bagian aktif dalam acara ini.
Sebagai hasil dari dialog substantif tentang masalah keuangan topikal, berbagai tindakan yang diperlukan disepakati, yang dirancang untuk memberikan dorongan tambahan bagi ekonomi global dan pasar keuangan. Kontribusi yang signifikan diberikan untuk upaya ini oleh negara kami, mitra BRICS Rusia, dan negara berkembang. “Kami mencatat peran konstruktif dari Keketuaan India, yang mengupayakan pertimbangan yang adil atas kepentingan dan posisi semua negara. Pendekatan berimbang yang dirumuskan dalam konteks ini menjadi landasan yang baik untuk menjawab tantangan modern di bidang keuangan global dan industri terkait, termasuk dukungan untuk pertumbuhan ekonomi dan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” katanya.
Rusia menyesal bahwa aktivitas G20 terus digoyahkan oleh kolektif Barat dan digunakan dengan cara anti-Rusia, murni konfrontatif. “Lawan kami, terutama Amerika Serikat, UE, dan G7, terus melanjutkan upaya paranoid mereka untuk mengisolasi Rusia dan mengalihkan kesalahan atas masalah yang dipicu di bidang keamanan internasional dan ekonomi global ke sana,” jelasnya.
Diungkapkan, Melalui pemerasan dan diktat terbuka, memberikan interpretasi yang tidak masuk akal tentang situasi di Ukraina, orang Barat sekali lagi mengganggu pengambilan keputusan kolektif. Akibatnya, teks dokumen yang disetujui sepenuhnya, dengan pengecualian kata-kata tentang Ukraina, yang dianggap sebagai penilaian diskusi pada pertemuan tingkat menteri adalah sesuatu yang sebenarnya tidak dibahas dan tidak termasuk dalam topik yurisdiksinya, menjadi sandera garis agresif ini.
Dinilai, Hasil rapat tidak pernah mendapat status yang disepakati dan dirilis hanya sebagai pernyataan ketua, dan bukan sebagai kerja sama. Rusia dan China melakukan protes keras pada kesempatan ini. Banyak delegasi lain juga mengalami kekecewaan serius atas tindakan ultimatum AS dan sekutunya yang terus menebar permusuhan dan kebencian.
“Kami menyerukan kepada kolektif Barat untuk meninggalkan jalan destruktifnya secepat mungkin, untuk mewujudkan realitas objektif dunia multikutub, dan mulai membangun hubungan normal dengan pusat-pusat kekuatan baru di arena internasional, seperti Rusia, berdasarkan prinsip-prinsip persamaan kedaulatan negara. Kami menganggap bahwa G20 harus tetap menjadi forum ekonomi dan tidak mengganggu bidang keamanan, seperti yang telah ditegaskan dengan suara bulat pada KTT tahun lalu pada 15-16 November di Bali. Kami akan terus mendorong pemenuhan oleh G20 atas fungsi yang dipercayakan kepadanya atas dasar saling menguntungkan dan depolitisasi,” ucapnya. (Using)