Sumbawa Barat, sumbawanews.com – Sebagai bentuk upaya penanganan masalah sampah, Alimuddin, tokoh pemuda dan pegiat lingkungan lingkar tambang sekaligus selaku penggiat magot di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa barat mengajak untuk mengolah sampah dari sumbernya. Sebab Masalah sampah ini, bukan saja tanggung Dinas Lingkungan Hidup, Pemerintah Desa atau Komunitas Peduli Lingkungan semata.
Baca Juga: Mahasiswa KKN Kordova Sosialisasi Budidaya Magot BSF, Kades Belo Beri Apresiasi
“Tapi masalah sampah menjadi tanggung bersama penghasil sampah, baik itu rumah tangga maupun perusahaan. Mengingat di Kecamtan Maluk, khususnya Desa Benete ramai pencari kerja,” jelas Alimuddin saat menjadi narasumber Sosialisasi Menjaga Lingkungan dan Pelatihan Pembuatan Kompos, di Desa Benete, Sabtu (20/07).
Dalam pemaparannya, Ali panggilan akrapnya menuturkan, ada beberapa metode atau cara penanganan masalah sampah yang bisa dilakukan dari sumbernya. “Khususnya sampah organik bisa kita lakukan dengan cara pengomposan dari sumbernya, jika tidak dilakukan penangan dari sumbernya, makan usia TPA kita akan makin pendek. Mengingat banyaknya masyarakat yang datang ke Benete, ini akan bebanding lurus dengan produksi sampah yang akan di hasilkan” paparnya.
Lanjudnya, selama ini penanganan sampah baru sebatas memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. “Kita baru sistim jemput, angkut dan buang ke TPA. Di TPA pun kita belum dikelola dengan baik,” paparnya.
Ia juga mengajak, perusahaan yang ada di kecamatan maluk untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Kita ketahui bersama, satu perusahaan memiliki ratusan karyawan. Kita mengajak untuk peduli terkait sampahnya. Ketika mereka tidak bisa mengolah sendiri sampah organiknya, mereka bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk penanganan masalah sampah ini,” tutupnya.
Dengan membangun cara pandang seperti ini masyarakat dan perusahaan memiliki wawasan tentang lingkungan yang berkelanjutan selaras dengan poin-poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). (Al)