Home Sumbawa Budaya Menjelajah Desa Brang Rea Harmoni Alam dan Budaya di Tengah Pulau Sumbawa

Menjelajah Desa Brang Rea Harmoni Alam dan Budaya di Tengah Pulau Sumbawa

Oleh: Lely Andrieni

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Samawa

 

Penulis mencoba mengulas Desa Brang Rea yang disarikan dari berbagai sumber, desa ini terletak di Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, alamnya yang subur dan dikelilingi oleh perbukitan serta aliran sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Bentang alam yang hijau dan akses air yang cukup membuat desa ini memiliki potensi besar dalam pertanian dan pariwisata berbasis alam. Meski masih terbilang desa berkembang, Brang Rea menyimpan banyak kekayaan dari segi budaya, sumber daya manusia, hingga panorama alam yang belum sepenuhnya tereksplorasi.

Desa Brang Rea di Kecamatan Moyo Hulu menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang memukau. Salah satu yang paling menonjol adalah Air Terjun Ai Beling, yang terletak di Dusun Kuang Amo, tidak jauh dari perbatasan wilayah Desa Sempe. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri karena suara gemuruh airnya terdengar hingga ke kampung terdekat, yang berjarak sekitar lima kilometer. Nama “Ai Beling” sendiri berasal dari Bahasa Sumbawa yang berarti “air bicara”, merujuk pada suara air yang mengalir tersebut. Selain keindahan alamnya, tempat ini juga memiliki cerita rakyat yang menambah daya tariknya. Konon, sering terdengar suara wanita menangis dari air terjun ini, yang diyakini berasal dari kisah tragis seorang wanita yang bunuh diri karena dijodohkan dengan pria yang tidak dicintainya. Cerita ini telah melekat di kalangan masyarakat sekitar dan menjadi bagian dari warisan lisan yang terus diceritakan antar generasi. Selain Air Terjun Ai Beling, Brang Rea juga memiliki destinasi wisata lainnya seperti Goa Liang Bukal yang terletak di wilayah sekitar Desa Batu Tering. Goa ini menawarkan pengalaman eksplorasi yang menarik bagi para pengunjung yang menyukai petualangan alam. Kombinasi antara keindahan air terjun dan keunikan goa membuat Brang Rea menjadi tujuan wisata yang menjanjikan di Pulau Sumbawa.

Pemerintah desa dan masyarakat setempat telah berupaya mengembangkan potensi wisata ini dengan memperbaiki akses jalan serta menyediakan fasilitas pendukung seperti area parkir dan tempat istirahat. Meskipun sebagian besar destinasi tersebut masih dalam tahap pengembangan, inisiatif ini menunjukkan komitmen untuk menjadikan Brang Rea sebagai destinasi wisata unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya menitikberatkan pada ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek pelestarian budaya dan lingkungan.

Jumlah penduduk Desa Brang Rea mencapai 1.608 jiwa yang tersebar dalam 445 kepala keluarga. Masyarakat desa ini mayoritas memeluk agama Islam dan hidup dalam komunitas yang harmonis, menjunjung tinggi nilai gotong royong serta adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. Struktur sosial masyarakat masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya lokal yang kental, mencerminkan karakteristik masyarakat agraris pegunungan. Mereka hidup dengan saling membantu, menjaga solidaritas, dan melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial maupun pembangunan desa. Dalam konteks budaya, upacara adat, pertunjukan kesenian tradisional, dan tradisi musyawarah desa menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Brang Rea.

Dalam bidang ekonomi, sebagian besar masyarakat Desa Brang Rea bekerja sebagai petani, peternak, dan sebagian lainnya menggantungkan hidup dari sektor kehutanan dan perkebunan. Aktivitas pertanian umumnya dilakukan di lahan kering dengan komoditas utama seperti jagung, kacang tanah, padi ladang, dan umbi-umbian. Sebagian masyarakat juga memiliki lahan kebun untuk tanaman seperti pisang, kelapa, dan kakao. Peternakan tradisional banyak ditemukan di desa ini, terutama dalam bentuk usaha pemeliharaan kambing, sapi, dan ayam yang dilakukan secara sederhana oleh hampir setiap keluarga. Hasil peternakan ini tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan melalui penjualan di pasar lokal. Selain itu, hasil hutan bukan kayu seperti madu hutan dan rotan juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber ekonomi alternatif.

Selain pengembangan sektor ekonomi dan pariwisata, Desa Brang Rea juga terus berbenah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Dalam hal pendidikan, desa ini memiliki beberapa lembaga pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang tersebar di beberapa dusun. Kehadiran sekolah ini menjadi tumpuan utama dalam mencetak generasi muda desa yang cerdas dan berkarakter. Namun, untuk jenjang pendidikan menengah pertama dan atas, para siswa umumnya harus melanjutkan sekolah ke kecamatan atau desa tetangga yang memiliki SMP dan SMA. Keterbatasan fasilitas belajar seperti perpustakaan, laboratorium, serta akses terhadap teknologi informasi masih menjadi tantangan, terutama di era digital saat ini. Oleh karena itu, peran guru dan masyarakat sangat penting dalam mendukung proses belajar-mengajar agar tetap berjalan efektif meskipun dengan keterbatasan sarana. Di sisi lain, sektor kesehatan dilayani oleh satu Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi pusat layanan kesehatan tingkat desa. Pustu ini melayani pemeriksaan dasar, imunisasi, serta konsultasi kesehatan ibu dan anak. Selain itu, terdapat pula tenaga kesehatan seperti bidan desa dan kader posyandu yang rutin melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, terutama untuk kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia. Namun untuk pelayanan medis yang lebih kompleks, masyarakat masih harus merujuk ke Puskesmas induk di Kecamatan Moyo Hulu atau ke Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Sumbawa Besar. Tantangan utama yang dihadapi sektor kesehatan di desa ini adalah minimnya tenaga medis, keterbatasan obat-obatan, serta kurangnya fasilitas darurat seperti ambulans desa. Meski demikian, dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang tinggi, masyarakat Brang Rea tetap menjaga pola hidup sehat dan mendukung program-program kesehatan yang dijalankan pemerintah.

Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, semangat masyarakat Desa Brang Rea dalam membangun desa tetap tinggi. Berbagai program pembangunan yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat terus digalakkan, mulai dari pembangunan sarana air bersih, perbaikan jalan desa, hingga pelatihan dan edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya. Pemerintah desa juga mulai aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan desa berbasis potensi lokal, seperti pertanian berkelanjutan, wisata edukatif, dan pelestarian lingkungan. Upaya-upaya tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Desa Brang Rea sebagai desa mandiri yang mampu memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan. Dengan dukungan dari semua pihak, Desa Brang Rea diharapkan dapat tumbuh menjadi salah satu desa unggulan di Kabupaten Sumbawa yang tidak hanya kuat dalam sektor ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai budaya, sejarah, dan kualitas hidup masyarakat yang semakin baik dari waktu ke waktu.

 

 

Previous articleLowong 117 Jabatan di Lingkup Pemda Sumbawa
Next articleDesa Lebin Kaya Hasil Bumi dan Ternak,Perlu dukungan Transportasi dan Akses Pasar
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.