Jakarta, sumbawanews.com – Densus 88 Antiteror Polri, mengupas alur dan proses serta motif pendanaan kelompok teroris, Jamaah Islamiyah (JI), dalam melakukan penggalangan bantuan dana ke masyarakat. Sebab, pendanaan merupakan urat nadi dalam menjalankan kelompok terror.
“Pendanaan ini adalah nafas dan darahnya kelompok terror, hidup-matinya kelompok terror. Ini bukan hanya di kita, tapi seluruh dunia kelompok terror terus berusaha mendapatkan sumber dana dari manapun. Semenjak Al-Qaiedah asetnya dibekukan, maka kelompok teroris harus mencari sumber dana sendiri,” kata Kombes Pol Aswin Siregar, Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri, dalam konfrensi pers di Mabes Polri, Kamis (25/11).
Diungkapkan, kelompok JI membuat berbagai organisasi atau lembaga untuk menggalang dana dari masayrakat. Seperti Lembaga Amil Zakat Baitul Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) dan Syam Organizer.
Dikatakan, saat lembaga penjaring dana akan diterjunkan ke masyarakat, organisasi atau yayasan lainnya yang berfungsing seperti “Starring Commite” akan menyuplai pendakwah dan materi dakwah. “Ini rapi sekali. Ada amir atau pemimpin, kemudian dibawahnya ada bendahar pusat, ada bidang tajhiz ada bidang dakwah. Dari dokumen yang kita dapatkan, Ini sudah ditangkap semua. Ini adalah lapisan yang menggerakkan oraganisasi,” jelasnya.
Ia menyebutkan, dari pengakuan FS – Ketua LAZ BM ABA, lembaga atau yayasan dan kegiatan yang ditampilkan ke public berbentuk legal. Hal tersebut merupakan strategi dan program untuk meraih simpati masyarakat, termasuk pendanaan.
“Seperti mengatasnamakan lebaga pendidikan, pengiriman bantuan ke luar negeri terutama ke daerah Suriah. Ini adalah bagian strategi, program untuk meraih simpati masyarakat yang pada endingnya adalah penguasaan wilayah dengan dukungan. Sehingga kalau pada satu saat kemarin ada yang kita tangkap, ada public bereaksi seolah-oleh kita mendzolimi,” ungkapnya.
Dikatakan, FS didalam struktur, meminta petunjuk dan memberi laporan kepada FAO dan ZA yang merupapakan orang yang berada di dewan syariah LAZ BM ABA. “(Ada) Kurir atau orang yang membawa uang dalam proses pengumpulan dana, untuk melaporkan kembali kebendahara pusat JI, yaitu saudara SJ. Ini sudah ditangkap,” jelasnya.
Masing-masing lembaga atau yayasan didalam struktur JI, dapat mengumpulkan dana milyaran rupiah pertahun. Seperti LAZ BM ABA yang ditaksir mendapatkan sekitar Rp 15 milliar per tahun. Dan saat dilakukan penyitaan di Syam Organizer ditemukan dan disita uang cash sekitar Rp 944 juta.
“Itu baru yang masuk dalam laporan keuangan. Karena kita tahu dengan system yang terputus yang mereka buat, dengan menghindari pencatatan dan record yang formal ini jumlahnya bisa lebih fantastis dibandingkan dengan apa yang kita ungkap,” katanya. (Using)