Home Berita Muhammadiyah dan PA 212 Tolak Konser Coldplay, Ini Kata Sandiaga Uno

Muhammadiyah dan PA 212 Tolak Konser Coldplay, Ini Kata Sandiaga Uno

JAKARTA, Sumbawanews.com. — Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyuarakan penolakan pelaksanaan konser Coldplay di Jakarta pada November tahun ini. Hal ini karena Coldplay dinilai sebagai band yang mendukung LGBT.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, merespons penolakan sejumlah kelompok masyarakat atas rencana digelarnya konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 15 November 2023 mendatang.

Baca juga: Ganjar Kunjungi Gereja di Manado, Joppie Worek Kirim Surat Penolakan

Penolakan tersebut dilatarbelakangi karena grup band asal Inggris disebut mendukung kampanye kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Sandiaga mempersilakan apabila ada kelompok masyarakat yang keberatan dan menolak kedatangan Coldplay, untuk menyuarakan sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

Baca juga: Mahfud MD Jadi Plt Menkominfo Gantikan Johnny Plate

“Tentunya ini negara demokrasi dan silakan saja ada kanalnya. Kami tugasnya mempersiapkan, nanti kalau ada yang mau menyampaikan, tentunya maka nya saya hadir di sini untuk mendengarkan langsung, jika ada yang keberatan, dan ada mekanismenya disampaikan sesuai koridor hukum,” kata Sandiaga Uno menghadiri Halal bi Halal Majelis Ulama Indonesia di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (18/5/2023) malam.

Sementara itu, Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya terus melakukan persiapan konser Coldplay di Jakarta.

Baca juga: Akhirnya Veronica Jennifer Beberkan Asmara Terlarang dengan Wamendagri John Wempi Wetipo

Menurut Sandiaga Uno, sepanjang 2023 akan banyak konser musik yang digelar, baik yang mendatangkan grup band dan penyanyi dari luar negeri maupun konser yang menyuguhkan para musisi dan penyanyi dalam negeri.

“Selain Coldplay banyak lagi konser lain yang sedang dipersiapkan, baik dari artis band luar negeri maupun dalam negeri, ini banyak membuka peluang untuk kita bisa mencetak geliat ekonomi, karena total konser ini dan event ini dampaknya Rp 167 triliun, ini yang harus kita persiapkan dengan baik sehingga dampak ekonominya akan terasa,” katanya.

Baca juga: Ijazah Mahasiswa UNS yang Ditandatangani Perpanjangan Rektor Jamal Tidak Sah, DPR Akan Bentuk Tim Investigasi

Sementara itu, Sandiaga berharap akan ada penambahan tiket bagi penonton. Sandiaga mengatakan, dia dan keluarganya yang berencana menyaksikan konser Coldplay juga belum berhasil memperoleh tiket, karena sudah banyak terjual dampak tingginya animo masyarakat.

Sandiaga juga mengimbau pada masyarakat agar tidak terkecoh dengan orang-orang yang memanfaatkan keadaan dengan menjual tiket palsu.

Baca juga: Terkait RoadShow Rektor UNS Ke Fakultas-Fakultas, Mengomentari Sebuah Peraturan Tidak Berarti Membangkang

“Hati-hati kita jangan sampai terkecoh, pastikan tiket yang kita dapatkan tiket yang asli. Yang ngga dapat tiket Coldplay, mungkin ini kesempatan bisa nonton D’Masiv mungkin bisa nonton Dewa, jadi untuk melampiaskannya jangan keluar negeri, tapi ke band-band lokal,” katanya.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan penolakan atas konser band Coldplay di Indonesia. Image grup tersebut sebagai pendukung LGBT disebut bertentangan dengan agama dan dasar negara ini.

Baca juga: Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar Diisukan jadi Cawapres, Ganjar: Saya Kenal Cukup Lama

“Perilaku LGBT itu bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Agama yang diakui di Indonesia ini ada enam dan semuanya menolak LGBT,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, dikutip Sumbawanews.com, Jumat (19/5/2023).

Sebagai bangsa yang beragama dan sesuai dengan Pasal 29 ayat 1, dinyatakan Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, maka negara dan pemerintah harus memperhatikan nilai dan ajaran agama.

Baca juga: Mirip Kasus KM 50, Ada Mobil Kijang Hitam Membuntuti Sebelum Habib Bahar Ditembak

Jika selanjutnya ada pihak-pihak yang ingin merusak dan melanggar ajaran agama, Buya Anwar menyebut pemerintah harus turun dan tidak menoleransinya. Kehadiran Coldplay, selaku pendukung LGBT, disebut sama dengan mengundang orang yang terkenal di dunia musik untuk mengampanyekan hal tersebut.

“Menurut saya, menjadi kewajiban pemerintah tidak memberi izin penyelenggara untuk menyelenggarakan konser musik yang berbau LGBT ini,” kata dia melanjutkan.

Baca juga: Ade Armando Sebut Tak Semua Babi Haram, Kiai Cholil: Jelas Haram dan Dilarang!

Buya Anwar juga menyebut, baginya jangan sampai mengorbankan ideologi dan falsafah bangsa untuk mendapatkan uang.

Meski nantinya, dalam konser tidak ditampilkan atribut-atribut berbau LGBT, dia menyebut hal ini tetap tidak sepatutnya terus berjalan.

Baca juga: Disebut Pengkhianat, Ini Daftar Santri Alumni Pesantren Sidogiri yang Jadi Tokoh Nasional

Sebab, kesan atau image dari artis tersebut sudah dikenal luas sebagai pendukung kelompok LGBT.

“Karena image dia kan sudah ketahuan pendukung LGBT. Carilah pemusik yang tidak bermasalah, kan banyak,” ujar pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Di sisi lain, dia menyoroti perilaku beberapa penggemar artis ini yang sampai rela menjual barang-barangnya untuk membeli tiket.

Tidak hanya itu, kini beredar tiket-tiket yang dijual beberapa kali lipat di atas harga aslinya.

Menurut dia, hal ini sudah tidak sehat dan tidak baik. Dia pun menyarankan agar uang yang ada dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang lebih maslahat, bermanfaat, dan lebih baik.

“Menurut saya, kehadiran pemusik ini lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. Oleh karena itu, saya tidak setuju,” kata Buya Anwar Abbas.

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis, meminta agar saat berlangsung konser Coldplay tidak ada yang kampanye LGBT.

“Kebiasaan Coldplay mengibarkan bendera pelangi itu harus disepakati saat konser di Indonesia tidak mengibarkan (bendera pelangi) karena itu bermakna kampanye LGBT,” kata dia.

Kiai Cholil menegaskan, pihak event organizer (EO) atau promotor konser Coldplay harus memastikan agar tidak ada kampanye LGBT. Mereka harus mematuhinya agar tidak jadi masalah kemudian hari.

Sebelumnya diberitakan, dalam hitungan dua jam, semua kategori tiket konser Coldplay di Jakarta terpantau sudah full booked dan beberapa di antaranya sold out.

Sejumlah warganet dan akun jasa titip (jastip) tiket turut mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan pembaruan di situs web pembelian tiket.

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Sementara itu, sejumlah warganet mengaku sedih karena mereka benar-benar sudah tidak bisa memesan tiket padahal situs prajual baru saja dibuka.

Di lain pihak, Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak penyelenggaraan konser Coldplay yang direncanakan akan berlangsung pada November 2023.

Menurut Wakil Sekjen PA 212, Novel Bamukmin, grup band asal London itu bertentangan dengan agama dan nilai Pancasila sebab mendukung LGBT dan ateisme.

“Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dan Coldplay bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,” kata Novel ketika dihubungi Republika.co.id pada Ahad (14/5/2023). (sn03)

Previous articleBerbagai Kalangan Minta Penyelidikan Parlemen, The Australia Institute : Kesepakatan AUKUS Secara Politis Terburu-Buru
Next articlePanglima TNI Lepas Presiden RI Kunker ke Jepang
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.