Danil Akbar
Pengajar Program KKK Nusantara Centre
Sebagai bangsa yang terus menuju kesempurnaan, tentulah kita akan melalui banyak lika liku, pasang surut keadaannya mewarnai perjalanan kita. Tentu, tidak ada kehawatiran selama kita mau dan terus konsisten dengan dasar/azas yang kita miliki: Pancasila.
Lihatlah bagaimana metamorfosa kupu-kupu, semakin sempurna akan semakin indah kehidupannya dan semakin kagumlah mereka yang melihat kesempurnaan itu. Demikian pula bangsa ini, akan terus bermetamorfosa hingga sempurna dan mampu mendewasakan dirinya sendiri, sampai pada puncak kesadaran jiwa bangsa itu sempurna adanya. Seorang manusia dapat sempurna hidupnya dengan jati dirinya sendiri. Demikian pula halnya sebuah Bangsa akan dapat tumbuh sempurna bersama dengan jati dirinya sendiri.
Indonesia yang hidup dengan keanekaragaman agama, suku, adat, bahasa, budaya dengan berbagai latar belakang profesi dan keahlian, seharusnya menjadi hebat dalam membangun peradabannya jikalau terus menjaga, merawat dan melestrikan adat, budaya dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, dan tentulah akan menjadi mulia dan agung kedudukannya di antara kemuliaan dan keagungan hidup di alam semesta.
Untuk itu, jangan sekal-kali meninggalkan sejarah, sebab sejarah itulah kaca benggala masa depan. Tumbuh dan berakarlah pada sejarah bangsa kita, agar kita tahu jati diri bangsa yang sesungguhnya.
Dan, pada akhirnya, kita yang terus berada dalam bimbingan Tuhan, hidup dengan keteladanan dan memenangkan hati sesama, kitalah yang berkharisma, bersinar serta akan menggenggam kemuliaan dan agung kedudukannya dalam kehidupan ini.
Berkibarlah Indonesia raya, terbang tinggilah Garuda dalam kewibawaan, kharisma dan kemuliaan.
Sukses buat Nusanatara Centre dan Pusaka Indonesia yang akan mengupas tuntas berbagai pikiran jenius para pendahulu dan pendiri Bangsa. Ini program wajib yang seharusnya dikerjakan negara. Tetapi jika negara absen, kitalah yang harus kerjakan. Dari pikiran dan ide mereka, kita akan terus belajar dan berkembang. Dari mentalitas mereka, kita akan tunjukkan pada dunia bahwa kita semua bukan ahli waris yang khianat. Sebaliknya meneruskan dan merealisasikan.
Kitalah generasi atlantis yang humanis dan jenius. Kepada Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Soedirman, Tjokro, Hamka, Natsir, Pramoedya dll, kita belajar dan terus belajar. Semoga nanti menemukan model, modal dan modul bahan ajar.(*)