Home Berita Kontroversi Rocky Gerung, Din Syamsuddin: Apa Pejabat itu Berotak dan Berhati?

Kontroversi Rocky Gerung, Din Syamsuddin: Apa Pejabat itu Berotak dan Berhati?

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 Prof Din Syamsuddin

Jakarta, Sumbawanews.com. – Ikutnya cawe-cawe para pejabat dilingkungan Presiden Jokowi menanggapi Kontroversi Rocky Gerung yang ucapannya dinilai menghina Presiden Joko Widodo menmdorong Prof Din Syamsuddin berkomentar.

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015., Rocky Gerung sebagai warga negara dan cendekiawan memiliki hak dan kewajiban untuk mengkritik pemerintah termasuk presiden.

baca juga: Dana Sponsor Tidak Jelas, Rocky Gerung : Semua Lembaga Survei Penipu

”Seyogyanya para pejabat, termasuk KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak usah bereaksi apalagi menunjukkan kekuasaan. Lebih baik mereka mawas diri, mengevaluasi apakah kritik Rocky Gerung benar atau salah?” tuturnya.

Din menyampaikan, kalau dibalas bahwa Rocky Gerung adalah robot tak berhati, nanti dapat di balik apakah para pejabat itu berotak dan berhati sehingga alergi terhadap kritik.

Baca juga: Luhut dan Moeldoko. Dua Jendral yang di pake Jokowi hancurkan Anies? 

”Atau mereka patut diduga terbelenggu oleh syahwat kekuasaan, karena sedang menikmati kekuasan itu,” ungkap putera Sumbawa ini.

Din menilai, pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko bahwa dia akan memasang badan terhadap presiden hanyalah ekspresi adu otot, bukan adu otak. Di alam demokrasi sebaiknya dikembangkan adu otak, dalam dialog bila perlu debat.

Baca juga: Mengapa Jokowi biarkan Moeldoko?

”Saya dan banyak rakyat warga negara bersepakat dengan kritik Rocky Gerung terhadap pemerintah termasuk presiden yang sudah kebablasan menyimpang dari UUD 1945. Ayo berdiskusi apakah itu benar atau tidak? Bahwa frasa dari pengamat ke pengamat berbeda dalam menyimpulkan penyimpangan rezim adalah ciri pribadi masing-masing,” tandasnya.

Baca juga: Moeldoko Pasang Badan Bela Jokowi, Rocky Gerung: Itu Preman

Din menyarankan, sebaiknya para pemangku amanat dan kekuasaan bersungguh-sungguh mengemban amanat, ingat mereka menerima gaji yang berasal dari uang rakyat, maka harus berpihak kepada rakyat.

baca juga: Indonesia telah diserahkan Jokowi ke China? 

”Janganlah alergi terhadap kritik, dan setiap kritik dianggap serangan terhadap pribadi, lupa bahwa diri mereka terikat dengan jabatan,” tegasnya.

Dia berkeyakinan reaksi apalagi mengadukan Rocky Gerung ke polisi justru semakin menambah simpati dan dukungan terhadap Rocky Gerung.

Baca juga: Sebut Rocky Gerung Robot Tak Berhati, Moeldoko Dirujak Netizen

”Kalau Jenderal Moeldoko akan pasang badan bagi atasannya, maka banyak dari kami termasuk saya akan pasang otak untuk Rocky Gerung. Saya akan berada di samping Rocky Gerung, dan akan mengajak rakyat untuk mendukungnya. Bismillah,” ujar Din yang pernah menjabat Ketua Pembina MUI.

Baca juga: Politikus PDIP: Kecerdasan Jokowi Berbanding Terbalik 180 Derajat dengan Relawannya

Kontroversi Rocky Gerung berawal dari beredarnya video di medsos yang viral pada 31 Juli 2023. Bisa dilihat di sini. Rocky Gerung sedang orasi di acara buruh. Rocky saat ini menyidir kebijakan Jokowi yang lebih memprioritas kerjasama dan memberi peluan bagi china untuk menguasai Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca juga: Demi Sang Idola, Buzzer Bisa Berkarakter Bandit dalam “Rocky Gerung Gate”: Benarkah?

Inilah kalimat yang memicu kontroversi.

Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita.

Itu b******* yang tolol. Kalau dia b******* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi b******* tolol itu sekaligus b******* yang pengecut. Ajaib, b******* tapi pengecut. (sn02)

Baca juga: Rocky Gerung Sudah Sampaikan “Muqaddimah”, Sekarang Giliran Anda

Previous articleProses Tender PHR Sarat Kejanggalan Berbau Pelanggaran Hukum, CERI: Apa di Riau Tidak Ada Penegak Hukum?
Next articlePAPDESI NTB Tolak Penjabat Gubernur dari Luar Daerah
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.