Home Berita Keberlanjutan Pembangunan; Tidak Harus sesuai Keinginan Jokowi

Keberlanjutan Pembangunan; Tidak Harus sesuai Keinginan Jokowi

Oleh Hasanuddin
Ketua Umum PBHMI periode 2003-2005

Memperingati 1 juni 2023, sebagai hari yang bersejarah bagi Pancasila, ingin kami berbagi “catatan” tentang “Keberlangsungan Pembangunan” dengan harapan menjadi bagian dari kehendak umum rakyat Indonesia yang sedang memperjuangkan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Jusuf Wanandi (Pendiri CSIS) yang mukim di Singapur itu, tampil di acara TV, yang dipandu Rosiana Silalahi. Videonya wawancara itu viral dan percakapan secara lengkap dapat kita simak di youtube KompasTV.

baca juga: Presiden Jokowi Akui Tak Akan Netral Pada Pilpres 2024, Saya Harus Cawe-Cawe

Menarik bahwa pendiri CSIS itu sangat khawatir, jika Presiden berikutnya bukan dari kalangan “mereka”. Bukan sekutu politik Jokowi yang saat ini sedang berkuasa. Ia menyarankan supaya pilpres 2024 “diusahakan” agar hanya di ikuti dua pasangan calon, dan secara visi harus sama yakni “menjamin kelangsungan” program-program pemerintahan rezim Jokowi. Tidak persis seperti itu kalimatnya, namun dengan mudah dapat ditafsirkan demikian.

Nampaknya jurus memasang dua pasangan Calon Presiden seperti yang dilaukan pada Pilpres 2019 lalu ingin di ulang lagi oleh kekuatan oligharki. Dan kita bisa menebak dengan mudah kedua tokoh yang hendak mereka usung, untuk memastikan “kenyamanan” mereka.

Baca juga: Setelah Kejagung tahan Johny Plate. Apakah KPK akan Tangkap Sejumlah Kader Partai dalam Kasus Bansos dan EKTP? Juga Anak-Anak Jokowi?

Para “pemain” besar dalam perekonomian Indonesia memang pada umumnya mukim di Singapur. Mereka warga negara kelas elit di Singapur. Pabrik, kebun, industri manufaktur mereka memang berada di Indonesia, namun mereka mengendalikannya dari Singapur. Tentu saja untuk kebutuhan menjamin “kelangsungan” kenyamanan mereka itulah mereka harus memastikan Presiden Indonesia dapat mereka kendalikan.

Ekspor pasir laut, yang ditutup sejak era pemerintahan SBY, kini di buka lagi oleh Jokowi. Tujuannya supaya pasir dari Indonesia itu digunakan membangun dan memperluas daratan Singapur. Kenaikan permukaaan laut kian mengikis pantai dan mempekecil daratan negeri itu. Memperluas daratannya sama dengan memperlebar garis “median” yang menjadi pembatas Indonesia dengan Singapur. Dengan mengekspor pasir ke Singapur, sesungguhnya Jokowi tidak hanya menjual Pasir tapi juga “menjual” batas wilayah perbatasan Indonesia dengan Singapur. Itulah contoh mutakhir, bagaimana pemerintahan Jokowi melayani oligharki yang mukim di Singapur itu.

Baca juga: Kabar MA Bakal Kabulkan PK KSP Moeldoko, SBY ke Kader Demokrat: Jika Keadilan tak Datang, Kita Berhak Memperjuangkannya

Keberlangsungan pembangunan Nasional, sebab itu mesti menjadi perhatian kita semua. Dengan memastikan bahwa Presiden berikutnya (yang menggantikan Jokowi), bukan “boneka” oligharki. Rakyat mesti diberi edukasi politik supaya pilihan mereka tidak diberikan kepada partai-partai yang memajukan Capres “Boneka”.

Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Singapur itu tentu penting untuk dijaga, namun pola hubungan mesti diperbaiki dengan menempatkan posisi Indonesia secara berdaulat, dan bermartabat. Bukan didikte dan di sepelekan. Hal yang sama tentu juga berlaku kepada semua negara sahabat.

Baca juga: SBY Dapat Memimpin Revolusi

Keberlanjutan pembangunan, tentu memiliki prasyarat-prasyarat yang mesti dipenuhi. Prasyarat adanya Presiden baru tentu salah satunya. Namun bukan hanya itu. Harus ada visi baru sebagai kelanjutan dari interpretasi atas tujuan kita bernegara sebagaimana yang jelas termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Visi baru ini diajukan dengan memperhatikan sisi kelemahan atau kekurangan, hambatan, tantangan serta peluang yang dapat dilakukan dengan sebesar-besarnya pelibatan seluruh rakyat Indonesia sebagai subjek pembangunan. Bukan semata jadi objek pembangunan.

Baca juga: Bocorkan Putusan MK, Mahfud MD Perintahkan Polisi Periksa Denny Indrayana

Berdasarkan pemikiran demikian, dengan memperhatikan realitas sosio-ekonomi masyarakat, pilihan menghadirkan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menjadi sangat tepat dan relevan.

Bukan semata karena kalimat itu tertuang dalam naskah Pancasila dan UUD 1945 yang dengan demikian merupakan tugas dan tanggungjawab negara untuk diwujudkan, namun juga selaras dengan realitas sosio-ekonomi masyarakat yang semakin mengalami ketimpangan.

Baca juga: MK Bantah Bocoran Denny Indrayana Terkait Putusan Soal Sistem Pemilu Tertutup

Di lain pihak penegakan hukum, yang menghadirkan rasa keadilan sosial juga amat urgen sebagai pertimbangan mengusung visi membangun “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia itu”.

Visi ini telah dicetuskan dan digelorakan oleh salah satu Bakal Calon Presiden; Anies Baswedan, dan terbukti memperoleh sambutan luar biasa ditengah masyarakat.

Baca juga: Perpanjangan Rektor UNS Sepihak Pemerintah, Isharyanto: Senat, Dewan Profesor Hingga MWA Belum Pernah Bertemu Tim Teknis

Sebagai negara demokrasi, sudah barang tentu mempertimbangkan kehendak mayoritas rakyat merupakan sebuah keharusan.

Indonesia dengan beragam suku, maupun agama hanya bisa ditegakkan dengan menjunjung tinggi rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang beraneka ragam itu.

Baca juga: Ketemu Salsabila, Novel Baswedan: Fitnah Ketua KPK Punya Hubungan Asmara

Oleh sebab itu, kekuatan oligharki yang memonopoli berbagai sumber daya ekonomi politik melalui tangan-tangan “boneka” kekuasaan bentukan mereka, adalah “musuh” yang nyata dalam penegakan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Itulah yang pertama kali mesti diatasi dalam rangka mewujudkan visi keberlangsungan pembangunan nasional. Dengan demikian, keberlanjutan pembangunan nasional itu, kita maksudkan sebagai keberlanjutan upaya-upaya mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara sebagimana amanat Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Demikianlah kita mesti memaknai keberlanjutan pembangunan nasional itu, dan bukan sebagai keberlanjutan kekuasaan oligharki dengan boneka kekuasaanya.

Semoga Allah swt senantiasa menolong kita dalam menegakkan Pancasila di Bumi Pertiwi!

Depok Selasa 30 Mei 2023

Previous articleHasto: Suami Puan Maharani Tidak Terlibat Kasus Korupsi BTS
Next articleTumbangkan Tim-Tim Tangguh dari Benua Biru, ISA Lombok FC Sabet Juara Barcelona Football Festival 2023
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.