Tokyo, sumbawanews.com – Hirokazu Matsuno, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, dalam konfrensi pers, Rabu (31/05) menyebutkan, Sekitar pukul 06:28 hari ini, Korea Utara (Korut) meluncurkan apa yang bisa menjadi rudal balistik tunggal ke arah selatan dari sekitar Dongchang-ri di pantai barat Korea Utara, yang diperkirakan menghilang di langit. Selain itu, meskipun peluncuran ini diluncurkan ke arah yang diumumkan oleh Korea Utara dalam jangka waktu yang diumumkan oleh Korea Utara, peluncuran ini menghilang di atas Laut Kuning, dan diperkirakan tidak ada benda yang terlempar ke luar angkasa.
“Detail saat ini sedang dianalisis,” ucapnya.
Diungkapkan, Perdana Menteri segera diberitahu tentang masalah ini dan diinstruksikan untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat serta memastikan keamanan. Pemerintah sedang mengumpulkan informasi di Kantor Perdana Menteri tentang Situasi Korea Utara, dan membentuk tim pertemuan darurat untuk mengadakan diskusi.
Baca Juga : Jepang Siaga, Sebut Korut Akan Luncurkan Misil Balistik “Satelit” dalam Waktu Dekat
“Karena ada kemungkinan jatuh ke wilayah Jepang atau melewati wilayah Jepang, kami segera menggunakan J-Alert untuk memberikan informasi kepada publik,” jelas dia.
Setelah itu, dipastikan bahwa tidak ada kemungkinan jatuh ke area tersebut atau melewati langit. “Jadi kami baru saja membatalkan panggilan J-Alert untuk evakuasi. Kami baru saja memberikan informasi kepada pesawat dan kapal yang berlayar di sekitarnya, tetapi belum ada informasi seperti laporan kerusakan yang dikonfirmasi saat ini,” ucap dia.
Dikatakan, Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran misil berulang kali, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional. Selain itu, peluncuran rudal balistik tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, dan Jepang mengajukan protes keras dan mengecam keras Korea Utara.
Diungkapkan, baru-baru ini diadakan pertemuan empat menteri Dewan Keamanan Nasional dan membahas pengumpulan informasi dan tanggapan. Jepang akan menanggapi dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan komunitas internasional, termasuk di Dewan Keamanan PBB.
“dan akan terus melakukan segala upaya untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi serta memantau pengawasan untuk melindungi kehidupan dan milik rakyat,” jelasnya. (Using)
