Home Berita Jabatan Menpora Dito Dicurigai ‘Deal’ Politik Tutupi Skandal Emas Antam 7 Ton...

Jabatan Menpora Dito Dicurigai ‘Deal’ Politik Tutupi Skandal Emas Antam 7 Ton Dan Rp349 T, Benarkah?

Sumbawanews.com.- Megaskandal transaksi Rp349 triliun merembet ke mana-mana. Sejak dilempar Menkopolhukam Mahfud MD, kasus transaksi janggal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini belum jua tuntas. Terkini, dikait-kaitkan pelantikan Dito Ariotedjo sebagai menpora yang baru.

Pelantikan menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju itu dikabarkan adalah deal-deal politik untuk menutup skandal besar di masa lalu.

Baca juga: Kasus Ekspor Emas Rp 189 Triliun di Bea Cukai, Ini Kata Kemenkeu

Masih ingat crazy rich Surabaya, Budi Said yang viral lantaran kasusnya melawan PT Antam? Lantas apa kaitan dengan Menpora Dito?

Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I) Tom Pasaribu melalui akun TikTok @KP3_iOfficial baru-baru ini mengulasnya.

“Begini ceritanya. Arie Prabowo Ariotedjo pada tahun 2017-2019 adalah dirut PT Antam, pada saat beliau menjadi dirut, ada kasus pembelian emas 7.071 kilogram tahun 2018.Pembelian ini terungkap gara-gara Antam tidak memenuhi pembelian seberat 1.136 kg,” tutur Tom Pasaribu dikutip dari akurat.co.

Baca juga: Mahfud MD: 491 ASN Kemenkeu Diduga Terlibat TPPU

Arie Prabowo, ayah dari Dito Ariotedjo, hanya menjabat selama dua tahun. Pada Desember 2019, Arie dan dua direktur Antam dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir karena banyak proyek yang terbengkalai. Salah satunya adalah pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur.

Selain itu juga Kementerian BUMN melihat pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA) yang dikerjakan Antam di bawah komando Arie Prabowo kala itu bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) terlalu lamban.

Baca juga: Nama Gayus Terseret dalam Transaksi Mencurigakan Rp 300 triliun di Kemenkeu

“Timbul pertanyaan 1.136 kg ini hilang di mana? lalu bagaimana pertanggungjawabannya?” imbuhnya.

Tom juga mempertanyakan alasan pemerintah tidak menyelidiki pembeli emas Antam 7 ton lebih itu. “Untuk apa membeli emas sebanyak itu? lalu dari mana sumber uangnya?” ucap dia.

Jika pun dari tabungan, menurut dia, kasus rekening ‘fantastis’ milik eks pegawai pajak golongan III A Gayus Tambunan tak sampai sebanyak itu.

Baca juga: Inilah Perbedaan Data Mahfud MD dan Sri Mulyani soal Rp 349 T saat Bicara di DPR

“Enggak sampai ton-tonan, kalau kita hitung 7 ton sebanyak apa, berapa kontainer? atau apa yang dibikin mengangkat? di mana emas itu sekarang berada? harus semua jelas peruntukannya apa,” tegas Tom.

Baca juga: Buntut Pencopotan Brigjen Endar, Firli Cs Akan Diperiksa Dewas KPK

Pertanyaan selanjutnya dia terkait emas 1.136 kg yang tidak sampai kepada Budi Said. “Hilang itu siapa yang menguasai? apakah Antam atau kelompok atau pribadi?” tanya dia pula.

Tom Pasaribu mengaku dirinya tidak berafiliasi ke capres atau kelompok tertentu. Dia mengungkap data ini semata-mata sebagai bentuk dukungan terhadap Mahfud MD dan mengawal kasus transaksi janggal Rp349 T.

Baca juga: Makin Provokatif, Akses Brigjen Endar Masuk Gedung KPK Dicabut

Yang jelas, dia mencurigai adanya deal-deal politik di balik pelantikan Dito Ariotedjo sebagai menpora yang baru menggantikan Zainuddin Amali.

“Dengan cepatnya pelantikan Dito ini kemungkinan besar berhubungan atau menjadi deal politik dalam kasus emas 7 ton atau 7.071 kg serta 349 T atau pun 35 T? itu yang jelas,” kata Tom. (akurat.co/sn03)

Previous articleDua Penyelenggara Pemilu Bermasalah: KPU Disorot Ulah Ketua, Bawaslu Dikritik Soal Amplop PDIP di Masjid
Next articleManuver Koalisi Besar, Pengamat: Jokowi Redupkan Ketokohan Megawati
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.