Washington DC., sumbawanews.com – Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional (The National Security Council/NSC) Amerika Serikat, John Kirby, Senin (29/01) mengatakan, pasukan AS yang tempatkan di Yordania bekerja sama dengan mitra untuk melawan ISIS. Dan misi kontra-ISIS bersifat terpisah dan berbeda.
“Misi ini sudah berlangsung lama dan tidak terkait dengan upaya kami untuk mendukung Israel dan mencegah konflik yang lebih luas di kawasan,” kata dia.
Baca Juga: Pangkalan AS di Yordania Diserang, 3 Tewas dan 34 Terluka
Ia menegaskan, AS tidak menginginkan perang lagi dan tidak berupaya untuk meningkatkannya. Namun akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi diri, melanjutkan misi tersebut, dan merespons serangan-serangan ini dengan tepat.
Diungkapkan, presiden AS telah dua jalu bertemu dengan tim keamanan nasional, dan sedang mempertimbangkan pilihan. “Seperti yang dia (Joe Biden) katakan kemarin, kami akan merespons. Kami akan melakukannya sesuai jadwal kami, pada waktu kami sendiri. Dan kami akan melakukannya sesuai dengan pilihan Presiden sebagai Panglima,” jelasnya.
Dikatakan, AS akan merespon meskipun diketahui kelompok-kelompok ini didukung oleh Teheran. “Kami tidak ingin berperang dengan Iran. Kami tidak mencari konflik dengan rezim (Iran) dengan cara militer. Dan seperti yang saya katakan di awal, kami tidak bermaksud untuk meningkatkan ketegangan di sini,” ucapnya.
Menurutnya, sejauh mana keterlibatan Iran mendukung kelompok-kelompok ini serta mengatur dan mengarahkan, adalah sesuatu yang akan dilihat oleh para analis intelijen. “Kami tahu mereka mendukung mereka, kami tahu mereka menyediakan sumber daya, kami tahu mereka melatih mereka, dan kami tahu bahwa mereka tentu saja tidak mengecilkan hati serangan-serangan ini, apakah itu serangan oleh Houthi, apa yang dilakukan Hamas pada tanggal 7 Oktober, apa yang dilakukan Hizbullah. terbukti mampu melakukan hal tersebut, dan sekarang, tentu saja, apa yang terus dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi ini di tempat-tempat seperti Irak dan Suriah dan sekarang Yordania,” katanya. (Using)