Jakarta, Sumbawanews.com.- Pemilik baru RedBird Capital, dengan Gerry Cardinale sebagai pemangku kebijakan segera memaksa legenda klub Paolo Maldini, untuk keluar dari klub karena sudah tidak ada anggaran lagi untuk memperkuat i Rossoneri di bursa transfer. Padahal kala itu Maldini merupakan orang yang sudah membangun daftar kemenangan besar bagi Milan.
Untuk memperbaiki kas yang minus, mereka menjual pemain outfield terbaik tim, Sandro Tonali, ke Newcastle United dalam beberapa hari setelah pembukaan jendela transfer.
Babak 9, vs AC Milan
Pergolakan telah menciptakan tanda tanya besar tentang Rossoneri yang mulai tumpul, salah satu pertandingan yang dinanti adalah ketika pertandingan perdana musim 2023-24 melawan Juventus. Bisa dibilang ini adalah pertandingan ketiga yang sangat sulit bagi AC Milan, sebelumnya mereka telah melawan Atalanta dan diikuti oleh Derby della Mole.
Babak 15, vs Napoli
Tim yang bisa mengalahkan juara bertahan dianggap memiliki kedudukan yang tinggi. Mungkin kalimat itu yang pantas menggambarkan Juventus ketika harus melawan tim scudetto, Napoli. Apalagi saat itu merupakan pertandingan kandang dan bisa menjadi tolok ukur evaluasi tim untuk melawan tim elit Serie A untuk pertama kalinya dalam musim 2023-24.
Saat itu bos-bos Juventus sedang mengalami perubahan besar. Kala itu direksi Juventus, Cristiano Giuntoli, belum lama merapat ke Allianz Stadium Lalu Rudi Garcia masih mendapat jabatan baru sebagai manajer. Sementara itu bek tengah Juventus, Kim Min-jae berencana pindah ke Bayern Munich. Lalu striker andalan mereka, Victor Osimhen, mendapat banyak tawaran di bursa transfer.
Pertandingan ini sangat dinantikan pecinta Liga Italia, karena akan menjadi indikator pengukur tingkat kompetitif para pemain di sisa musim yang akan berakhir. Karena selama setahun ini Juve diunggulkan untuk mengejar Napoli.
Babak 28, vs Atalanta
Juventus belum pernah mengalahkan Atalanta di Allianz Stadium sejak Maret 2018. Sejak itu, mereka ditahan imbang empat kali oleh La Dea dan kalah sekali. Bayang-bayang kegelapan Juventus makin kian terasa sebelum pertandingan dimulai.
Pasukan Gian Piero Gasperini telah menjadi tim momok selama setengah dekade terakhir. Kemenangan 2-0 di Bergamo pada awal Mei adalah pertama kalinya Juve mengalahkan tim Bergamo dalam permainan liga sejak 2019. Jika Juve ingin kembali unggul scudetto, mereka harus lihai mengalahkan lawan – terutama pertandingan kandang.
Turnamen versus Atalanta ini digelar seminggu setelah perjalanan Juve ke Naples dimana mereka tak menghasilkan satu gol sama sekali. Para pengamat sepak bola melihat pertandingan ini adalah tim dengan kekuatan yang sama, level kesulitan bagi Juventus tidak seberapa.
Dan ternyata semua prediksi itu benar, Bianconeri mencetak skor kemenangan 2-0
Babak 35 di Roma
Ini akan menjadi pertandingan terakhir Juve tahun ini melawan calon pesaing empat besar klasemen Serie A. Kehadiran Bianconeri juga merupakan pertandingan melawan tim yang gagal dikalahkan Juve musim lalu, maka akan menjadi topik hangat untuk diperbincangkan di kalangan haters jika mereka kalah.
Bisa dibilang AS Roma vs Juventus kala itu seperti titik temu yang mendebarkan. Di satu sisi penggemar menantikan kemenangan tim kesayangan mereka setelah mengetahui keberhasilan Lazio, Fiorentina, Torino dan Inter Milan. Tentunya jika kemenangan atas AS Roma terjadi, ‘the old lady’ akan menutup musim dengan poin yang tidak terlalu buruk.
Pertandingan berakhir dengan skor seri dan tidak menaikkan Bianconeri ke barisan yang lebih tinggi di tabel klasemen.
Demikianlah ulasan singkat mengenai perjalanan mendebarkan Juventus ketika mereka sedang di masa pembaruan tim. Bagi Anda yang merupakan fans Juventus atau mungkin tidak mendukung Bianconeri mungkin bisa turut memprediksi skor musim depan ke situs w88 link dan pastikan sudah mengikuti prosedurnya agar bisa mendapat keuntungan jika skor Anda tepat.
