Home Berita Gaza Diteror Kelaparan dan Wabah Penyakit, WHO: Ini Harus Dihentikan, Segera Gencatan...

Gaza Diteror Kelaparan dan Wabah Penyakit, WHO: Ini Harus Dihentikan, Segera Gencatan Senjata

Gaza, sumbawanews.com – World Health Organization (WHO), Kamis (21/12) menyebutkan, Kombinasi mematikan antara kelaparan dan penyakit menyebabkan lebih banyak kematian di Gaza. Dan hal ini diperkirakan akan meningkatkan penyakit di seluruh Jalur Gaza, terutama pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui, serta orang lanjut usia.

Dijelaskan, Dalam perkiraan baru yang dirilis hari ini, kemitraan global Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang mencakup WHO, mengatakan bahwa Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah, dengan risiko kelaparan yang meningkat setiap hari.

Baca Juga: Abdul-Malik al-Houthi: Yaman Akan Mempertahankan Diri Jika Diserang

Diungkapkan, Sebanyak 93 persen penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kekurangan pangan, dan tingginya tingkat malnutrisi. Setidaknya 1 dari 4 rumah tangga menghadapi “kondisi bencana”: mengalami kekurangan pangan dan kelaparan ekstrem, serta terpaksa menjual harta benda mereka dan tindakan ekstrem lainnya demi membeli makanan sederhana. Kelaparan, kemiskinan dan kematian terlihat jelas.

Pada misinya baru-baru ini ke Gaza utara, staf WHO mengatakan bahwa setiap orang yang mereka ajak bicara di Gaza kelaparan. Ke mana pun mereka pergi, termasuk rumah sakit dan ruang gawat darurat, orang-orang selalu meminta makanan kepada mereka. “Kami berkeliling Gaza untuk mengantarkan pasokan medis, dan orang-orang bergegas ke truk kami dengan harapan itu adalah makanan,” kata mereka, seraya menyebutnya sebagai “indikator keputusasaan.”

Penyakit menular berkembang pesat
Gaza sudah mengalami melonjaknya tingkat penyakit menular. Lebih dari 100.000 kasus diare telah dilaporkan sejak pertengahan Oktober. Separuh dari kasus ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, jumlah kasusnya 25 kali lebih besar dari jumlah kasus yang dilaporkan sebelum konflik.

Lebih dari 150.000 kasus infeksi saluran pernapasan atas dan banyak kasus meningitis, ruam kulit, kudis, kutu dan cacar air telah dilaporkan. Hepatitis juga dicurigai, karena banyak orang datang dengan gejala penyakit kuning.

Meskipun tubuh yang sehat dapat lebih mudah melawan penyakit-penyakit ini, tubuh yang kurus dan lemah akan kesulitan melawannya. Kelaparan melemahkan pertahanan tubuh dan membuka pintu bagi penyakit.

Malnutrisi meningkatkan risiko anak-anak meninggal karena penyakit seperti diare, pneumonia, dan campak, terutama di lingkungan dimana mereka tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Bahkan jika anak tersebut bertahan hidup, wasting dapat berdampak seumur hidup karena menghambat pertumbuhan dan mengganggu perkembangan kognitif.

Dikatakan pula, Ibu menyusui juga berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Sejak usia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan terbaik dan teraman yang bisa didapatkan bayi. Hal ini melindungi anak dari kekurangan gizi dan tertular penyakit mematikan seperti diare, terutama ketika akses terhadap air minum yang aman sangat terbatas.

Masalah kesehatan mental yang meningkat pada populasi di Gaza, termasuk di kalangan perempuan, dapat berdampak lebih jauh pada tingkat pemberian ASI. Kurangnya sanitasi dan kebersihan, serta sistem kesehatan yang runtuh, menambah dampak buruk dari penyakit ini.

Lebih dari 1,9 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan lebih dari 1,4 juta di antaranya tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak. Kondisi ini memungkinkan terjadinya peningkatan penyakit menular yang berkelanjutan. Di Gaza saat ini, rata-rata hanya ada satu kamar mandi untuk setiap 4.500 orang dan satu toilet untuk setiap 220 orang. Air bersih masih langka, dan jumlah orang yang buang air besar di luar ruangan terus meningkat. Kondisi tersebut membuat penyebaran penyakit menular tidak bisa dihindari.

Tragisnya, akses terhadap layanan kesehatan di Gaza anjlok karena perang terus menurunkan sistem kesehatan. Dengan sistem kesehatan yang lemah, mereka yang menghadapi kombinasi mematikan antara kelaparan dan penyakit hanya mempunyai sedikit pilihan.

“Masyarakat Gaza, yang sudah cukup menderita, kini menghadapi kematian akibat kelaparan dan penyakit yang bisa dengan mudah diobati dengan sistem kesehatan yang berfungsi. Ini harus dihentikan. Makanan dan bantuan lainnya harus mengalir dalam jumlah yang jauh lebih besar. WHO menegaskan kembali seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan,” ucapnya. (Using)

Previous articleHMS di Jum’at (22/12) Berkah
Next articleManfaatkan Lahan Tidur Untuk Ketahanan Pangan di Wilayah Perbatasan RI-PNG
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.