Moskow, sumbawanews.com – Pada sebuah sesi wawancara, Selasa (04/04) Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, Sergey Lavrov menyatakan, Pada puncak pengiriman sumber daya energi Rusia ke Eropa, untuk beberapa alasan, tidak ada analis Barat yang menakuti Rusia dengan ketergantungan pada UE. Sebaliknya, AS memperingatkan Eropa agar tidak berfokus pada pasokan hidrokarbon dari Rusia.
“Ingin menggantinya dengan minyak dan gas serpihnya (AS) sendiri,” ucapnya.
Baca Juga : Lavrov : Gershkovich Tertangkap Basah
Sekarang, ketika Rusia mengalihkan ekspor ke Asia, AS tiba-tiba memutuskan untuk menjaga kami dan memperingatkan “ramah” terhadap ketergantungan pada China. “Terima kasih atas sarannya, tetapi kami akan berpikir dengan kepala kami sendiri, hanya mengandalkan kepentingan nasional dan pada teman-teman China yang dapat diandalkan, teruji waktu, dan kehidupan nyata,” jelas dia.
Dikatakan, Pakar internasional yang serius memahami bahwa di dunia multipolar modern ada hubungan bercabang antar negara. China telah menjadi mitra dagang utama Rusia selama 13 tahun berturut-turut.
Baca Juga : Bahas SCO hingga BRICS dengan Lavrov, Menlu Iran : Kemajuan Baik Telah Dibuat
Dalam dua tahun terakhir, perdagangan bilateral telah meningkat sepertiga setiap tahunnya dan pada tahun 2022 mencapai tingkat rekor baru sebesar $185 miliar Kami saling memasok, atas dasar saling menguntungkan, dengan produk yang diminati di pasar kami negara. Adalah penting bahwa lebih dari separuh penyelesaian di antara kita dilakukan dalam mata uang nasional, kerja sama tidak terbatas pada perdagangan, tetapi mencakup jangkauan yang sangat luas – dari energi dan industri hingga pertanian dan luar angkasa.
“Kami telah mengembangkan hubungan saling ketergantungan positif dengan China di bidang perdagangan dan ekonomi, dan hasil kerja kami ini sangat memuaskan,” ucapnya. (Using)