Home Berita Dokter, Bidan, Perawat dan Pegawai RSUD Sumbawa Minta Direktur Diganti

Dokter, Bidan, Perawat dan Pegawai RSUD Sumbawa Minta Direktur Diganti

Sumbawa Besar, sumbawanews.com – Puluhan tenaga medis dari RSUD Sumbawa seperti dokter umum, dokter spesialis, bidan, perawat dan pegawai, mendatangi DPRD Sumbawa, Rabu (18/01). Mereka menginginkan agar Direktue RSUD Sumbawa diganti, dan semua hak-hak yang masih tertunggak agar di dibayarkan secara layak.

Didalam hearing, Dr. Iwan mengungkapkan, RSUD Sumbawa saat ini terdapat 28 dokter spesialis. Kondisi tersebut menjadikan RSUD Sumbawa sebagai rumah sakit terlengkap dari sisi ketersediaan tenaga medis, setelah RS Provinsi.

Namun setiap tahun, selalu ada dokter spesialis yang hengkang karena kecewa dengan manajemen RSUD Sumbawa. “Nendatangkan dokter spesialis tidak gampang. Rumah sakit kami terlengkap setelah RS propinsi. Kami terlengkap. Kami setiap tahun kehilangan dokter. Dokter mata dan jantung keluar karena tidak puas dengan manajemen. Tidak dapat uang selama dua bulan, dan mereka berhenti,” bebernya.

Ia menegaskan, kondisi tersebut akan semakin diperparah jika dokter atau pegawai bersangkutan tidak berstatus sebagai ASN. “Tenaga kontrak yang tidak dapat gaji kontrak, tidak dapat insentif dan jasa. Sementara mereka harus keluar uang setiap hari untuk melakukan pelayanan,” jelasnya.

Kami ingin, selamatkan rumah sakit ini. Kami ingin Kebijakan rumah sakit, agar dokter menjadi betah karena diperlakukan tidak layak,” tegas dia.

Di tempat yang sama, Dr. Herumanuddin mengatakan, banyak jasa dokter spesialis dan tenaga medis lainnya hingga saat ini belum dibayar. Seperti Jasa pelayanan belum dibayarkan dari januari hingga Desember 2022.

“Tidak ada alasan untuk menunda pembayaran itu, karena pasien tetap ada. Dan mereka membayar biaya setelah dilakukan pelayanan,” ucapnya.

Kemudian, Bansos dari Januari hingga Desember 2022 juga belum dibayar. “Daerah bayar bansos itu, dan sudah hingga pertengahan bukan Oktober. BPJS pembayaran didepan 50 persen, Agustus hingga Desember 2022 jasa belum dibayar. Insentif dokter spesialis dan karyawan dari Oktober sampai Desember belum dibayar. Jasa pelayanan covid 2022 belum dibayar. Jamparsal 2021 tidak dibayarkan,” benernya.

Dikatakan, insentif dokter spesialis di kabupaten Sumbawa juga dinilai rendah. Sehingga menjadi faktor pemicu para dokter spesialis enggan ke kabupaten Sumbawa.

“Insentif dokter spesialis rendah. Makanya dokter spesialis tidak mau kesini. Kami minta Paling tidak Sesuai dengan peraturan dari Kemenkes,” sebutnya.

Ia menjelaskan, seharusnya RSUD Sumbawa sebagai BLUD diaudit oleh auditor eksternal. Bukan hanya diaudit oleh Dewan pengawas. Agar manajemen keuangan di BLUD menjadi sehat dan transparan.

“Ini BLUD saya dengar hutang sampai Rp 50 milliar. Padahal pemasukan juga setiap saat. Pengadaan dan pembelian peralatan juga tidak sesuai. Harusnya ini dilakukan audit oleh auditor eksternal. Sebab da di Permendagri BLUD harus di Adit oleh auditor eksternal,” jelasnya.
Dr. Renaldi, spesialis THT RSUD Sumbawa mengungkapkan, Direktur RSUD Sumbawa mengklaim 5 persen dari total pendapatan RSUD. Jika klaim tersebut tanpa dasar yang jelas, maka itu adalah pungli.

“Kalau sama-sama kita diam maka kita mendukung gratifikasi dan korupsi. Kita harus membuat rumah sakit ini sehat,” kata dia.

Dr yuli menyangkan situasi didalam RSUD Sumbawa. Sebab tenaga medis memperjuangkan hidup dan nyawa pasien setiap hari. Namun pada saat yang sama, tenaga medis juga berjuang untuk mempertahankan hidupnya sendiri.

“Sungguh memperihatinkan kita bekerja seperti ini. Kita mengabdi sambil memperjuangkan hidup. Pada saat kita memperjuangkan hidup orang lain (pasien) kita juga berjuang untuk memperjuangkan hidup. Barangkali ini bisa menjadi sejarah dengan perubahan yang akan dilakukan,” ucap dia.

Dr. Dian juga mengungkapkan RSUD Sumbawa saat ini sedang sakit. Dan tenaga medis serta pegawai tidak pernah mendapatkan pelatihan untuk mendapatkan transformasi informasi dan metode-metode terbaru.

Arifuddin membeberkan, Direktur RSUD tidak segan melakukan intimidasi terhadap karyawan dan tenaga medis. “Diapel kemarin, direktur mengancam akan memecat Non ASB dan akan memulai ASN,” kata dia.

Ia menyesalkan, dewan pengawas yang dinilai tidak melakukan tugasnya seperti yang diharapkan. “Apa sih pekerjaan pengawas BLUD, sehingga bisa terjadi persoalan ini. Silahkan direktur di plt kan saja. Tolong diperhatikan dan selamatkan rumah sakit ini,” tegas dia. (Using)

 

Previous articlePerkokoh Kemanunggalan, Babinsa Koramil 1710-02/Timika Bersama Warga Kerja Bakti Bangun Gereja
Next articleSeluruh Fraksi Dewan Akan Datangi Bupati Terkait Penyelamatan RSUD Sumbawa
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.