Home Berita Dituding Sengkuni dan Rasis, JK Bongkar Kisah Ahok Datang Minta Perlindungan

Dituding Sengkuni dan Rasis, JK Bongkar Kisah Ahok Datang Minta Perlindungan

tangkapan layar wawancara Jusuf Kalla

Jakarta, Sumbawanews.com – Mantan Wapres era pertama Jokowi, HM Jusuf Kalla (JK) dituding pro Anies dan kontra Ahok. Itu diungkap Andy F Noya dalam tayangan Kick Andy yang dilihat Sumbawanews.com dari Youtube MetroTV, Minggu, 11 Juni 2023.

“Mengenai tuduhan bahwa JK provokator, yang terang-terangan mendukung Anies dan melawan Ahok, kemudian memberikan keleluasaan bagi pendukung untuk menggunakan masjid sebagai tempat kampanye. Bagaimana Anda menyikapi ini?” tanya Andy F Noya kepada JK dalam potongan video tersebut.

Baca juga: Ganjar Akhirnya di Panggil KPK Terkait Suap Proyek Kereta Api


Atas tudingan itu, dengan tenang JK menjawab, “pertama, saya tidak pernah memberikan keleluasaan untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye. Saya malah membuat selebaran agar tidak menjadikan masjid sebagai alat politisasi,” ungkap JK.

Baca juga: Tunggu Hari Baik, Sudirman Said: Anies Tinggal Umumkan Nama Cawapres, Siapa Dia?

Bahkan kata JK, sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), dirinya menegur pengurus masjid yang memasang spanduk, ‘kalau pendukung Ahok meninggal jangan dimandikan, dan disalati’. “Saya tegur mereka (pengurus masjid). Tapi kan tidak semua yang saya lakukan itu masuk koran,” ungkapnya.

Kembali ke Ahok, JK mengatakan, Ahok itu sudah berkuasa lima tahun di DKI Jakarta. Kemudian ketika kalah, kenapa masih diistimewakan. “Menang kalah dalam sebuah pemilihan itu kan sudah biasa,” ujarnya.

Baca juga: Ironi! Jokowi Tawarkan Hunian IKN ke Warga Singapura, Pengamat: 81 Juta WNI Belum Punya Rumah

“Ahok itu bahaya mulutnya. Dia pernah datang ke sini meminta perlindungan,” ujar JK.

Ketika itu, JK hendak tidur. Tiba-tiba orang-orang di rumahnya memberitahu kalau ada Ahok hendak bertemu dirinya.

“Saya waktu itu hendak tidur, saya diberitahu ada orang di bawah hendak ketemu. Namanya Ahok,” kisah JK.

Ahok kata JK datang meminta dilindungi. Saat itu kata JK, Ahok mengaku salah bicara soal agama dan nyaris dikeroyok. Untung dia kemudian menjual nama JK ke orang-orang itu.

“Ahok minta tolong untuk dilindungi. Dia bilang, saya kampanye bicara soal agama. Dan saya hendak dikeroyok orang. Ahok bilang, saya anggotanya Pak JK ketua dewan masjid. Dan dia kemudian lolos,” ungkapnya.

Mengenai ketiga figur yang disebut-sebut akan maju sebagai capres, JK mengatakan, ketiganya bergelar haji. Sehingga, JK tak yakin kalau mereka akan mencela agama.

“Tiga orang yang hendak maju ini adalah haji. Bagaimana mereka hendak mencela agama,” ungkapnya.

Soal pernyataan rasis, JK lantas membandingkan dengan Hary Tanoe yang mengatakan 7 juta orang Tionghoa akan pilih presiden pilihan Jokowi.

“Itu rasis atau tidak. Itu politik identitas tidak?” tanya JK kepada Andy F Noya.

“Kalau saya mengatakan itu identitas,” imbuh JK.

JK kembali menegaskan, pidatonya di acara KAHMI yang kemudian viral dan orang-orang menuding dirinya rasis terhadap etnis Tionghoa, kata JK pernyataan itu dipotong orang, lepas dari konteks, dan tidak dibaca keseluruhan.

“Masjid ini netral. Tapi banyak yang takut masjid ini jadi basis Anies,” ujar Andy.

“Kenapa orang takut?” tanya balik JK.

“Takut kalau masjid dijadikan tempat kampanye,” ungkap Andy.

“Kalau itu, saya (sebagai Ketua DMI) sudah membuat edaran tidak menjadikan masjid sebagai tempat kampanye,” tegasnya. (sn03)

Previous articleTunggu Hari Baik, Sudirman Said: Anies Tinggal Umumkan Nama Cawapres, Siapa Dia?
Next articleWujud Ikatan Batin, Satgas Yonif 143/TWEJ Bantu Pemakaman Warga di Perbatasan Papua
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.