Home Berita Dinkes NTB Fokus Locus Stunting di Tiga Kabupaten

Dinkes NTB Fokus Locus Stunting di Tiga Kabupaten

Ilustrasi - Anak stunting atau kerdil yang antara lain disebabkan kurang gizi. ANTARA/HO

Mataram, Sumbawanews.com.- Dinas Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Barat memberi perhatian khusus terhadap masalah stunting di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah karena persentase kasusnya masih relatif tinggi.

“Kasus stunting di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah masih berada di atas 12 persen,” kata Kepala Dinkes NTB Lalu Hamzi Fikri, di Mataram, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Wabub Sumbawa: Prevalensi Stunting 2022 Menurun

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Menurut Hamzi, faktor penyebab masih tingginya angka stunting, yakni asupan gizi, pengaruh ekonomi dan faktor sosial budaya, yakni relatif tingginya perkawinan usia muda.

Baca juga: Targetkan Prevalensi 14 Persen di 2024, Presiden Jokowi Dorong Kerja Bersama untuk Penurunan Stunting

Untuk itu, kata Hamzi, kegiatan pencegahan lebih masif dilakukan pada aspek pencegahan pernikahan dini di kalangan remaja dan pentingnya sanitasi yang memberikan pengaruh penting dalam kasus stunting.

“Masalah stunting cukup kompleks, tidak hanya soal asupan gizi karena masalah ekonomi, tapi ada juga masalah sosial budaya yang korelasinya cukup tinggi dengan pernikahan dini” ujarnya seperti di lansir Antaranews.

Baca juga: Anies : Kembali ke Sumbawa, Seperti Kembali ke Rumah Sendiri

Hamzi berharap, keterlibatan semua pihak untuk bersatu padu dalam menekan angka kasus stunting.

Pemerintah Provinsi NTB telah mentargetkan kasus stunting bisa turun 1,5 persen setiap tahunnya sehingga target angka stunting sebesar 14 persen pada 2024 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo bisa tercapai.

“Alhamdulillah secara spesifik yang kita lakukan untuk penurunan stunting dengan cara memberikan makanan tambahan, kemudian tablet penambah darah, dan intervensi spesifik perbaikan status gizi,” ucapnya.

Baca juga: Disambut Shalawat Ribuan Orang, Anies Puji Masyarakat Sumbawa dan KSB

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) NTB Hj dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan penanganan stunting harus dilakukan mulai dari awal, yakni pencegahan mulai dari calon ibu dengan memberikan pengetahuan tentang pentingnya gizi, sehingga bisa menjaga pola makan.

Ia menambahkan pemberian pemahaman tentang pentingnya sarapan juga perlu dilakukan mulai dari anak SD, SMP dan SMA. Selain itu, literasi dan minum tablet penambah darah sekali seminggu.

“Perlu ada program aksi bergizi di sekolah berupa sarapan bersama kemudian minum tablet penambah darah,” ujarnya. (sn02)

Previous articleMenteri PANRB Anas Ajak IPNU Membangun Indonesia
Next articleTersangka Narkoba, Oknum Polres Bima di Tahan di Rutan Polda NTB
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.