Home Berita Dari Beijing ke Moskow, Menlu Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sesuai Batas 1967

Dari Beijing ke Moskow, Menlu Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sesuai Batas 1967

Moskow, sumbawanews.com – Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, Sergei Lavrov menegaskan, Rusia mengutuk terorisme dalam segala manifestasinya tanpa kecuali. Pemberantasan terorisme perlu dilakukan dengan cara-cara yang tidak berupa hukuman kolektif dan tidak menimbulkan konflik. Demikian disampaikan saat melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri negara-negara Arab dan Muslim serta Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Moskow, Selasa (21/11).

“Situasi saat ini menunjukkan betapa buruknya jika kita mengikuti jalan yang mengabaikan hukum internasional. Kami melihat dampak kemanusiaan yang sangat besar di Jalur Gaza. Volume bantuan kemanusiaan yang masuk jelas tidak mencukupi. Badan-badan yang terlibat dalam bantuan ini di PBB telah memberikan peringatan,” ucapnya.

Baca Juga: Dukung Diplomasi Negara Islam dan Perjuangan Palestina, Menlu China Adakan Pembicaraan dengan Delegasi dan Menlu Negera Arab-Islam

Sehingga, Prioritas utama saat ini adalah penyelesaian masalah-masalah mendesak. Yakni penghentian permusuhan, penyelesaian masalah kemanusiaan, dan pembebasan sandera.

“Bersamaan dengan penyelesaian masalah-masalah mendesak ini, saya ingin menekankan bahwa kita tidak hanya perlu melupakan isu-isu yang bersifat strategis, tetapi juga mulai sekarang menciptakan kondisi-kondisi untuk penyelesaiannya. Yang saya maksud adalah persiapan untuk memulai kembali proses perdamaian atas dasar yang diakui secara internasional, yang disetujui oleh PBB, dalam kerangka Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002, yang diajukan oleh Raja Abdullah dari Arab Saudi dan didukung oleh seluruh anggota Liga Arab. Negara-negara Arab dan seluruh anggota Organisasi Kerjasama Islam,” jelasnya.

Dikatakan, Inisiatif ini membayangkan terciptanya negara Palestina yang merdeka, koheren, dan berdaulat sesuai perbatasan tahun 1967 dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur. Yang akan hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel dan semua negara tetangga lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, bersama dengan upaya-upaya yang mencakup penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan paling mendesak yang disebutkan, diperlukan pembentukan mekanisme diplomasi kolektif. “Kami yakin bahwa negara-negara di kawasan, negara-negara Arab dan Islam harus memainkan peran penting dalam mekanisme ini,” kata Lavrov.

Dan “Kuartet” mediator internasional, yang pada dasarnya dibubarkan oleh keputusan Amerika Serikat (mereka menolak bekerja dalam format ini), tidak mencakup perwakilan dari dunia Arab dan Islam. “Ini termasuk Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB. Jauh sebelum kejadian saat ini, kami menganjurkan agar Kuartet bekerja dalam koordinasi penuh dengan Liga Negara-negara Arab. Mitra Barat kami tidak keberatan dengan hal ini. Dan PBB belum menunjukkan inisiatif yang tepat dalam hal ini. Kuartet tidak mampu menjalankan fungsi yang diberikan kepadanya oleh Dewan Keamanan Organisasi dunia,” ucapnya, juga menambahkan, Mekanisme dukungan eksternal untuk menyetujui persyaratan penyelesaian jangka panjang dan berkelanjutan berdasarkan solusi dua negara harus benar-benar representatif. Pertimbangkan sepenuhnya fakta yang jelas. (Using)

Previous articleSerukan Penyelidikan Kejahatan, Qatar Kecam Keras Penembakan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Next articleKTT BRICS Bahas Konflik Israel-Palestina, Putin: Perlu Penyelesaian Jangka Panjang dan Berkelanjutan Secara Kolektif
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.