Home Berita Serapan Bulog Sumbawa Capai 92,44 Persen

Serapan Bulog Sumbawa Capai 92,44 Persen

 

Sumbawa Besar, sumbawanews.com – Hingga 25 Juli 2021 tercatat, serapan gabah oleh Bulog Cabang Sumbawa sebanyak 25.979 ton setara beras. Sedangkan target dalam rentang Januari hingga Juli sebanyak 28.103 ton setara gabah, atau teralisasi 92,44 persen.

“Target Januari sampai dengan Juli sebanyak 28.103 ton setara beras. Realisasi sampai dengan 25 Juli 2021 sebanyak 25.979 ton setara beras, atau pencapaian sebanyak 92,44 persen. itu cukup untuk kebutuhan untuk 47 bulan kedepan. Berarti sampai tahun 2025,” kata Kurnia Rahmawati, Pemimpin Bulog Cabang Sumbawa di ruang kerjanya Selasa (27/07).

Diungkapkan, dengan jumlah tersebut gudang penampungan bulog cabang sumbawa telah penuh, sehingga penyerapan gabah mulai dibatasi. Penyerapan gabah kedepan akan sangat tergantung dengan sirkulasi gudang, atau jumlah stok yang keluar dari guang.

“Saat ini memang masih terbatas, karena memang kondisi gudang kita yang penuh. Nah, kita penyerapan tetap kita lakukan tapi terbatas. Tergantung pengeluaran gabah kita juga. Jadi memang sekarang gudang telah penuh,” ucapnya.

Dijelaskan, tahun sebelumnya, terdapat kepastian besaran jumlah stok gudang Bulog yang keluar melalui program dari intervensi pemerintah, seperti renstra dan raskin. Termasuk penyaluran atau suplai beras ke daerah-daerah yang devisit beras, seperti NTT

“Memang tidak kepastian penyaluran, keluarnya. Kalau dulu kita ada program, kita diintervensi. Ada Renstra, Bansos, terus Raskin, sehingga bisa keluar. Jadi berapapun yang kita serap, sudah ada kepastian keluarnya. Jadi ada sirkulasinya. Ketika ada program pemerintah dihilirnya, kita tidak hanya untuk yang ada disini. tapi juga ke (daerah) yang devisit, seperti NTT. Kita lancar juga pengiriman ke NTT,” ucapnya.

Namun sejak 2018, terjadi pengurangan intervensi pemerintah melalui raskin dan renstra, sehingga sirkulasi gudang menjadi terbatas. Sedangkan tahun ini, sirkulasi gudang diperkirakan hanya 600 ton per bulan.

“Tapi karena dari tahun 2018, ada pengurangan dari Raskin jadi Renstra kemudian tidak ada. Seingga itulah yang sekarang menjadi gudang-gudang kita jadi penuh. Tapi kita tetap menyerap, tapi terbatas. Untuk tahun ini belum ada sirkulasi, makanya kita kemarin bersyukur ada program bantuan beras PPKM. Memang tidak nendang sih untuk pengeluarannya, kita Cuma dapat 600 ton per bulan. Itulah pengeluaran kita satu bulan, berkurang 600 satu bulan, tapi kita sudah nyerap lagi seribu, jadi bertambah lagi,” jelasnya.

Disebutkan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan target serapan yang diberikan oleh pusat terhadap Bulog Cabang Sumbawa. Dengan mempertimbangkan luas lahan produksi dan keberadaan mitra bulog, dan Sumbawa termasuk daerah penyuplai daerah devisit.

“Kalau target kita, penyerapan sampai dengan bulan Juli ini sudah sampai 92 persen dari target pengadaan. Tapi kalau sampai dengan target 2021, kita sudah mencapai 70-an persen. Memang belum mencapai target, tapi gudang kita sudah penuh. Tapi kalau dibandingkan dengan target tahun lalu, sampai dengan Mei kita sudah melampaui target tahun lalu. jadi tahun ini target kita meningkat,” katanya.

Dikatakan, dalam waktu dekat, Bolug Cabang Sumbawa kemungkinan akan melakukan suplay beras sebanyak seribu ton ke NTT. “Tapi setidaknya juga, kita ada permintaan dari NTT. Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan bisa dilaksanakan pengangkutan seribu ton ke NTT. Sehingga kita bisa keluar terus kita masukkan lagi, kan begitu,” ucapnya.

Diakui, serapan gabah bulog ikut mempengaruhi harga bagah petani ditingkat lapangan. Sehingga dengan serapan gabah yang mulai berkurang beberapa waktu terakhir, harga gabah ditingkat petani menjadi anjlok.

“Salah satu cara kita mengintervensi harga adalah dengan cara pembelian. Jadi memang akhir-akhir ini harga kan jatuh, harga memang dibawah HPP. Salah satunya karena memang penyerapan kita terbatas. mitra kerja juga melakukan penyerapan terbatas. Karena mitra kerja kan bingung juga mau jual kemana. Sehingga, jadilah harga yang turun, harga yang jatuh. Jadi berdampak sekali, karena kalau kita mengurangi pembelian, mitra juga mengurangi. Karena Cuma bulog saja yang siap membeli gabah sebanyak apapun. Kalau diluar (bulog) kan terbatas tentunya,” jelasnya. (Using)

Previous articlePanglima TNI : Tekan Kasus Covid-19, TNI Gunakan Tracer Digital dan Lapangan
Next articlePKM Unter Iwes Pastikan Terkonfirmasi dan Kontak Erat Disentuh Nakes
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.