Maluk, sumbawanews.com – Tingginya pertambahan penduduk disuatu wilayah maka akan berakibat pada meningkatnya jumlah konsumsi masyarakat, sehingga menyebabkan semakin meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan baik sampah rumah tangga, sampah pertokoan, sampah pasar, maupum sampah industri. Hal inilah yang mendorong pemuda asal lingkar tambang untuk mengolah limbah organik menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan bermanfaat.
“Sejak awal tahun 2023 Kecamatan Maluk sudah mulai ramai kembali, ramainya orang yang datang untuk bekerja, tentu akan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan,” ungkap Alimuddin warga Desa Benete Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat.
Baca Juga : Cari Maggot Kering & Telur Maggot? Kulifarm Solusinya
Lanjut ali panggilan akrapnya, saat ini penanganan masalah sampah belum begitu maksimal. Sampah yang ada saat ini hanya berpindah tempat dari tempah sampah depan rumah ke tempat pembuangan akhir sampah atau TPA.
“Iya kita saat ini belum mampu mengolah sampah. Kita hanya memindahkan satu masalah sampah ke tempat yang lain,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya.
Baca Juga : Pemdes Pasir Putih Akan Tata Pantai Pasir Putih
Metode yang Ia tawarkan adalah mengolah sampah organik menjadi pakan alternatif dan pupuk organik padat. “Saya saat ini mengolah sampah organik dengan Biokonversi Menggunakan Maggot atau larva dari lalat tentara hitam. Dalam bahasa inggrisnya di sebut Black Soldier Fly (BSF),” jelasnya.
Kegitan pengolah sampah organik memggunakan Biokonversi ini sudah dimulai sejak tahun 2020. Selain Mengatasi masalah sampah organik, juga bisa menjawab tantangan yang dihadapi peternak yang mengeluh masalah pakan terus naik.
Baca Juga : Setiap Hari Terdapat Kepindahan Warga ke Pasir Putih
“Jadi produk yang dihasilkan dari metode pengolahan sampah organik menggunakan Biokonversi BSF adalah, yang pertama Maggot fress sebagai pakan alternatif yang tinggi protein dan yang kedua produknya berupa pupuk organik,”ungkap alimuddin sambil memperlihatkan produknya.
Kapasitas pengolahan sampah saat ini baru mampu mengolah 10 sampai 20kg limbah organik yang di ambil dari beberapa tempat yang ada di kecamatan Maluk. “Jadi saat ini tempat pengolahan saya masi sangat terbatas baru mampu menampung sampah organik 10 sampai 20Kg perharinya, biasa sampah dari toko buah dan rumah makan,” tutupnya. (Using)