Sumbawa Besar, sumbawanews.com – Menyambut musim panen raya jagung tahun 2025, Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P, menegaskan pentingnya sinergi dan koordinasi lintas sektor agar panen raya tahun ini dapat memberi keuntungan bagi seluruh pihak, terutama para petani. Hal tersebut disampaikan Bupati dalam Rapat Koordinasi (Rakor) hybrid bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Iqbal, yang dipusatkan di Ruang Kerja Gubernur NTB, Rabu (16/4) pagi.
Baca Juga: Bupati Halal Bihalal Bersama Warga Griya Idola
Rakor yang dilaksanakan secara daring dan luring tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, dan diikuti oleh DANREM 162 Wira Bhakti, KAPOLDA NTB, Pimpinan Wilayah Perum BULOG NTB, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov. NTB, para Kepala Dinas terkait tingkat Provinsi, serta Bupati/Walikota se-NTB.
“Dari Rakor di Jakarta, telah disepakati bahwa pengusaha swasta akan melakukan pembelian jagung di NTB dengan standar harga yang mengacu pada harga pabrik di Jawa. Para pembeli juga menyepakati kenaikan harga dari Rp 5.300 menjadi Rp 5.500 per kg dengan kadar air (KA) 14. Di samping itu, Bulog juga akan mendapatkan tambahan kuota penyerapan jagung,” jelas H. Jarot.
Sebagai tindak lanjut, Rakor kembali digelar hari ini secara hybrid untuk memperkuat koordinasi lintas wilayah. Beberapa poin penting yang dihasilkan dalam Rakor ini, antara lain Petani diminta untuk memanen jagung pada usia tanaman minimal 115 hari. Harga pembelian oleh Bulog mengacu pada HPP Rp 5.500/kg dengan KA 14. Mitra swasta wajib melakukan penyerapan dengan harga minimal Rp 4.500/kg sesuai kualitas kadar air. Para Bupati diminta mengidentifikasi potensi gudang penyimpanan jagung untuk mendukung operasional Bulog. Dan Pemda di seluruh NTB diminta memperkuat koordinasi dengan Bulog dan mitra swasta untuk memperlancar pengiriman jagung.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sumbawa juga melaporkan bahwa pada awal musim panen ini, Kabupaten Sumbawa diperkirakan dapat memproduksi jagung sebanyak 504.000 ton dan berpotensi meningkat hingga 650.000 ton hingga akhir tahun 2025.
Namun, ia juga mengungkapkan tantangan yang tengah dihadapi, yaitu keterbatasan kapasitas gudang penyimpanan. “Saat ini Gudang Bulog di Kabupaten Sumbawa masih menyimpan sisa stok jagung tahun 2024 sebanyak 26.000 ton yang akan segera dilelang. Artinya, Bulog hanya dapat menyerap sekitar 10% dari total hasil panen tahun ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Bupati berharap agar langkah-langkah strategis yang telah disepakati dapat segera diimplementasikan. “Mari bersama-sama berikhtiar dan mengawal permasalahan ini agar seluruh pihak terutama para petani tidak dirugikan dan memetik hasil yang maksimal,” pungkas H. Jarot. (Using)