Islamabad, 29 Maret 2023: Ketua Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People Party/PPP) sekaligus Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari dalam pidatonya di Majelis Nasional, Rabu (29/03) mengatakan, Pakistan sedang menghadapi badai yang sempurna. Dan Selama beberapa dekade, Pakistan telah memerangi krisis dalam berbagai tingkatan, mulai dari ekonomi dan politik hingga konstitusional dan demokrasi.
“Saat ini, Pakistan dan rakyatnya menghadapi banyak tantangan secara bersamaan, sebagian karena mantan PM (Imran Khan) yang mengambil tanggung jawab untuk menghancurkan perekonomian negara. Dampak dahsyat pandemi Covid-19 serta konflik antara Ukraina dan Rusia telah menambah rawa. Di tengah semua ini, Pakistan menghadapi salah satu bencana iklim paling parah yang dialami wilayah tersebut, yang menyebabkan sepertiga wilayah negara itu terendam air. Orang-orang menanggung beban bencana ini sampai saat ini,” ucapnya.
Selain itu, Pakistan juga menyaksikan munculnya kembali outlet-outlet teroris yang sebelumnya telah digusur, seperti TTP, Brigade Majeed dan BLA. PM yang sama yang memimpin negara ke jurang kegagalan, membiarkan bangsa dilalap api teror.
“Kami, sebagai sebuah bangsa, mencapai apa yang tidak dapat dicapai oleh dunia dan NATO di Afghanistan. Kami telah mengurangi kapasitas organisasi teror ini sehingga mereka bahkan tidak dapat merekrut orang. Ini adalah kemalangan kami bahwa seorang PM dipaksakan pada kami, yang berada di belakang punggung rakyat, memutuskan untuk mengampuni para teroris yang telah menyerang anak-anak APS dan mempertaruhkan darah orang-orang tak berdosa di negara itu. Saat wilayah kesukuan mulai berkembang, mantan PM yang tidak kompeten ini memutuskan untuk membawa para teroris ini dari Afghanistan,” jelasnya.
Bahkan hari ini ketika Pakistan menghadapi gelombang krisis ini, termasuk yang terkait dengan keamanan, ekonomi dan demokrasinya, itu berutang kepada satu PM terpilih. Dan Pakistan tterus berjuang untuk peradilan, media, demokrasi, dan Konstitusi yang bebas karena mereka terus membalas setiap langkah demokrasi kami dengan langkah diktator. (Using)